JALALABAD, KYRGYZSTAN (Berita SuaraMedia) – Delegasi dari dewan urusan Islam (muftiyat) Rusia berada di kota Jalalabad, Kyrgyzstan.
Pejabat dari partai oposisi Ata-Jurt mengatakan bahwa anggota muftiyat Abdul-Wahid Niyazov, Danir Mukhetdinov, dan Arif Saidov berada di kota itu untuk bertemu dengan warga setempat. Delegasi tiba pada Senin pagi dan mengatakan bahwa kedatangan mereka untuk membantu rekonsiliasi antara kedua kelompok etnis Muslim, Kyrgyz dan Uzbek.
Bentrokan antara etnis Kyrgyz dan Uzbek di kota Osh dan Jalalabad yang muncul 10 hari lalu menewaskan setidaknya 200 orang dan melukai ratusan lainnya. Ratusan ribu orang – kebanyakan wanita dan anak-anak Uzbek – melarikan diri dari kedua kota itu.
Uzbekistan telah membuka perbatasannya dengan Kyrgyztan pada Minggu malam, mengijinkan para pengungsi untuk masuk ke negara itu. Kementerian Darurat Uzbek mengatakan bahwa perbatasan itu akan tetap terbuka selama dibutuhkan.
Menurut kementerian, kamp-kamp pengungsi telah didirikan di tiga wilayah Uzbek. Para pekerja medis dan psikolog memberikan bantuan pada mereka yang tiba di kamp.
Perbatasan antara Uzbekistan dan Kyrgyztan ditutup menyusul kerusuhan tersebut.
Pada hari Minggu, juru bicara kementerian kesehatan mengatakan bahwa 1250 orang telah datang untuk meminta bantuan medis akibat kekerasan itu.
Akhir minggu lalu pemerintah interim Kyrgystan mengumumkan bahwa situasi di kedua kota berada di bawah kendali, tapi pecahnya kekerasan baru telah menewaskan dua orang ketika pasukan keamanan bentrok dengan etnis Uzbek di sebuah kawasan di Osh.
Menteri Kehakiman Aida Salyanova mengatakan di Bishkek bahwa referendum untuk konstitusi baru bagi negara itu akan digelar sesuai rencana tanggal 27 Juni di seluruh wilayah, termasuk Osh dan Jalalabad.
Pada hari Minggu (20/6), para pemimpin etnis Kyrgyz dan Uzbek sepakat untuk memulai pembicaraan rekonsiliasi, ujar presiden dana publik Kyrgyz, Otkrytaya Positsiya.
"Laporan dari kota Osh menyebutkan bahwa para pemimpin informal etnis Kyrgyz dan Uzbek di wilayah tenggara Osh sepakat untuk memulai pembicaraan yang ditujukan untuk membangun kembali perdamaian di area itu," ujar Dmitry Kabak.
Sebelumnya, pada hari yang sama, pemerintah interim Kyrgyz memberlakukan keadaan darurat di seluruh wilayah Jalalabad dan menerapkan jam malam. Keadaan darurat akan berlaku hingga tanggal 22 Juni.
Jam malam juga diberlakukan di kota Osh dan distrik Kara-suu serta Aravan. Pemerintah interim mengijinkan polisi dan tentara untuk menembak mati guna meredam kerusuhan dan menghentikan penjarahan.
Pemerintah Kyrgyzstan juga telah mengeluarkan dekrit yang memungkinkan Kementerian Pertahanan memerintahkan tentara cadangan berusia di bawah 50 tahun untuk menstabilkan situasi di wilayah selatan negeri.
Sementara itu, Rusia mengirimkan tentara tambahan ke Kyrgyzstan.
Tambahan 150 pasukan terjun payung tiba di Kyrgyzstan pada hari Minggu untuk memberikan pengamanan pada pejabat yang bertugas di pangkalan Rusia, Kant, di wilayah utara Kyrgyzstan, dan keluarga mereka.
Para tentara juga diperintahkan untuk menegakkan keamanan di fasilitas Kementerian Pertahanan Rusia lainnya di Kyrgyzstan. (rin/sf/rn) www.suaramedia.com