NEW YORK (Berita SuaraMedia) – Sementara sebuah kampanye iklan kontroversial yang menarget kaum Muslim mendapat penolakan di Detroit, iklan itu mungkin akan tetap muncul di sisi badan bus-bus Motown tak lama lagi.
Sebuah kelompok hukum konservatif meminta hakim federal untuk memaksa perusahaan bus Michigan memasang iklan yang menawarkan bantuan bagi kaum Muslim yang ingin meninggalkan agamanya, mengatakan bahwa iklan itu dilindungi oleh Amandemen Pertama.
"Fatwa di atas kepalamu?" bunyi salah satu slogan. "Apakah keluarga atau komunitasmu mengancammu? Meninggalkan Islam? Ada pertanyaan? Temukan jawabannya!"
Kampanye iklan "Tinggalkan Islam Dengan Aman" dibiayai oleh Freedom Defense Initiative, sebuah kelompok anti-Islam yang didirikan oleh Pamela Geller, wanita New York yang juga berusaha menghentikan pembangunan sebuah Masjid di dekat Ground Zero New York.
Itu bukan iklan baru. Di New York, iklan-iklan itu telah mengejutkan banyak orang pada awal tahun ini. Dan di Miami, iklan-iklan itu dilepas dari badan bus setelah pemimpin Muslim setempat menyebutnya penghasut kebencian, meskipun pengadilan memerintahkannya untuk dipasang lagi.
Tapi di Detroit, yang memiliki populasi Muslim dalam jumlah besar, kampanye itu bahkan belum dimulai. Perusahaan bus regional SMART langsung menolak untuk memasang iklan tersebut.
"Sejauh ini satu-satunya kota yang telah menolaknya adalah Detroit," ujar Robert Muise, pengacara di Thomas More Law Center di Michigan, kelompok hukum konservatif yang mewakili Freedom Defense Initiative.
Muise telah mengajukan mosi untuk perintah perlindungan sementara dari SMART, dengan dalih bahwa kebebasan berbicara memberikan Freedom Defense Initiative hak untuk melakukan pembicaraan politik dan relijius dalam sebuah forum publik.
Dan Geller tidak mau menerima jawaban tidak. Dalam sebuah wawancara telepon dengan AOL News, dia mengatakan bertekad melihat iklan tersebut di badan bus-bus Detroit.
"Sudah pasti saya akan memenangkan ini dan iklan-iklan itu akan terpasang," ujarnya.
Geller mengatakan bahwa kampanye itu bukan anti-Islam tapi dimaksudkan untuk memberikan dukungan bagi orang-orang yang ingin meninggalkan agamanya. "Hanya ada sedikit sumber daya yang tersedia untuk mereka dan nyawa mereka terancam, bukan hanya oleh keluarga mereka tapi juga oleh Masjid dan komunitas mereka," ujarnya.
Raheem Hanifa dari Council on American-Islamic Relations (CAIR) mengatakan bahwa sentimen semacam itu menyinggung. "Iklan itu mengandaikan bahwa kaum Muslim melakukan kekerasan dan tidak rasional. Bukan itu masalahnya," ujarnya. "Ini hanyalah contoh lain dari promotor rasa takut dan kebencian."
Namun, baru-baru ini SMART membolehkan sebuah iklan atheis muncul di busnya. "Tidak percaya pada Tuhan? Kau tidak sendirian," bunyi iklan itu.
Itu berarti perusahaan bus tersebut akan kesulitan mempertahankan sikapnya, menurut Don Herzog, seorang profesor hukum di Universitas Michigan dan akademisi konstitusional.
"Adalah sebuah bencana ketika pemerintah mulai memilih-milih sudut pandang," ujarnya. "Itu adalah mimpi buruk Amandemen Pertama."
Geller mengatakan bahwa dirinya sekarang sedang bersiap untuk meluncurkan kampanye iklan di kota besar lainnya, tapi tidak mau mengatakan di mana.
"Saya yakin saya sedang berjuang untuk kaum Muslim di sini," ujarnya. "Saya tidak punya masalah dengan kaum Muslim. Tapi saya memiliki masalah dengan ideologi kekerasan yang menginspirasi jihad." (rin/aol) www.suaramedia.com