KABUL (Berita SuaraMedia) – Taliban akan meneruskan perlawanannya di Afghanistan tanpa peduli pada pergantian komando NATO setelah Gedung Putih memberhentikan Jenderal Stanley McChrystal, ujar juru bicara kelompok tersebut.
"Kami tidak peduli apakah McChrystal atau Petraeus," ujar juru bicara Taliban, Yousuf Ahmadi, pada kantor berita AFP, merujuk Jenderal David Petraeus yang baru saja diangkat.
"Posisi kami jelas. Kami akan melawan pasukan invasi hingga mereka pergi," ujar Ahmadi.
Pemerintahan Presiden Afghan Hamid Karzai telah terang-terangan mendesak Gedung Putih untuk tidak mengganti McChrystal atas pernyataan menghina yang dibuatnya tentang para pejabat pemerintahan Obama dalam sebuah profil majalah.
"Karzai memalukan, presiden boneka yang tanpa malu meminta Presiden Obama untuk mempertahankan jabatan McChrystal," tambah Ahmadi.
Presiden Obama pada hari Rabu (23/6) memecat komandan perang Afghan Jenderal Stanley McChrystal, menyegel otoritasnya pada militer AS dan memperingatkan bahwa dia tidak akan menolerir perpecahan atas strategi AS.
Obama mengganti McChrystal dengan David Petraeus, jenderal yang "menyelamatkan" perang Irak dan yang sekarang akan diminta untuk mengubah konflik berdarah selama sembilan tahun itu.
"Perang itu lebih besar dari pria atau wanita mana pun, baik itu seorang prajurit, jenderal, atau presiden," ujar Obama, setelah memecat McChrystal karena mengolok-olok para pemimpin politik senior di dalam sebuah wawancara majalah.
Presiden mengatakan terpaksa mengambil keputusan itu karena kebutuhan untuk memastikan integritas kontrol sipil atas militer dan memelihara rasa percaya di antara anggota kabinet perangnya.
Kejatuhan McChrystal terjadi terlepas dari adanya dukungan dari Eropa dan pemerintah Afghan.
Obama memuji karir jenderal bintang empatnya itu sebelum dengan blak-blakan mengatakan, "Perilaku yang diperlihatkan dalam artikel yang diterbitkan baru-baru ini tidak memenuhi standar seorang jenderal komando."
McChrystal diperintahkan kembali ke Gedung Putih untuk dipecat, dan menghabiskan setengah jam bersama Obama sembari menyerahkan surat pengunduran dirinya.
Presiden kemudian pergi ke pertemuan dengan bawahan keamanan nasional senior dan membacakan pada mereka aksi kerusuhan dalam perang.
"Pernyataan presiden cukup keras," ujar seorang pejabat pemerintah senior. "Pesannya secara keseluruhan adalah bahwa kita harus mengingat kenapa kita melakukan ini. Dia tidak mau melihat kelemahan."
Obama mengatakan bahwa persatuan itu penting, saat ribuan pasukan tambahan Amerika masuk ke Afghanistan dalam upaya mengalahkan Taliban dan mendatangkan kestabilan ke negara yang hancur akibat perang itu.
"Saya baru saja memberitahu tim keamanan nasional saya bahwa sekarang adalah saatnya bagi kita semua untuk bersatu. Saya menerima perdebatan di antara tim saya, tapi saya tidak akan menolerir perpecahan." (rin/smh) www.suaramedia.com