View Full Version
Selasa, 06 Jul 2010

Hizb ut-Tahrir Ajak Muslim Australia Jauhi Demokrasi

SYDNEY (Berita SuaraMedia) – Para pemimpin kelompok global Islam Hizb ut-Tahrir (HT) telah meminta Muslim Australia untuk menolak demokrasi sekuler dan negara-negara Barat dari Islam moderat dan bergabung untuk sebuah negara Islam transnasional.

Pemimpin Hizb ut-Tahrir Inggris Burhan Hanif mengatakan kepada para partisipan di sebuah konferensi di Sydney barat bahwa demikrasi adalah "haram" (dilarang) hukumnya bagi para Muslim, yang ikatan politiknya seharusnya secara murni didasarkan pada hukum Islam.

"Kita harus menganut Islam dan Islam sendiri," Hanif mengatakan kepada sekitar 500 partisipan yang menghadiri konvensi di Lidcombe.

"Kita tidak seharusnya tertipu atau mengalah pada narasi tidak tulus dan bercacat yang merupakan jalan satu-satunya untuk ikut serta secara politik adalah melalui proses demokrasi sekuler. Hal ini dilarang dan haram."

Ia juga mengatakan bahwa demokrasi tidak kompatibel dengan Islam karena Al-Quran bersikeras bahwa Allah adalah pembuat undang-undang tunggal, dan keterlibatan politik Muslim tidak dapat didasarkan pada "konsep yang salah dan sekuler seperti demokrasi dan kebebasan."

Pandangannya digemakan oleh seorang pejabat Hizb ut-Tahrir Australia, Wassim Dourehi, yang mengatakan kepada konferensi bahwa Muslim tidak seharusnya mendukung "partai politik kafir manapun," karena manusia tidak memiliki hak untuk membuat undang-undang.

Dourehi juga mendesak Muslim untuk menolak konsep Islam moderat yang dipromosikan oleh pemeritahan di negara Barat, termasuk di  Australia.

"Kami harus menolak versi sekuler dari Islam tersebut," ia mengatakan. "Ini adalah sebuah campuran yang sesat dari pemerintahan Barat.

"Ini adalah sebuah pemutarbalikan yang berusaha untuk menyapu aspek-aspek politik Islam dan membatasi kekhawatiran. Kami harus menolaknya dan menentang para pendukung penyimpangan Islam tersebut."

Konferensi tersebut, yang mengikuti tema "Perjuangan untuk Islam di barat" adalah acara besar pertama yang diadakan oleh cabang Hizb ut-Tahrir yang pertama sejak sebuah seminar pada tahun 2007 yang bertepatan dengan panggilan kelompok tersbeut untuk dilarang.

Hizb ut-Tahrir dilarang di kebanyakan negara Timur Tengah namun beroperasi secara legal di lebih dari 40 negara, berkampanye untuk pendirian sebuah kalifat atau sebuah negara Islam.

Program hizb ut-Tahrir menolak penggunaan kekerasan dalam perjalanannya untuk sebuah negara Islam, namun mendukung penghancuran militer Israel.

Pemerintah federal menganggap melarang HT pada 2007, namun kemudian jaksa umum Philip Rudock mengatakan bahwa parlemen ASIO telah menyarankannya larangan semacam itu tidak dibenarkan karena kelompok tersebut tidak mendukung terorisme.

Anggota HT Inggris yang lain, Salim Atchia, mengatakan pada konferensi tersebut bahwa negara Barat berusaha untuk "mengalahkan Muslim untuk tunduk" melalui intimidasi dan demonisasi dan dengan penggambaran palsu dari aspirasi untuk sebuah negara Islam sebagai bahaya dan terbelakang.

Namun kehadiran kelompok tersebut memicu protes kemarahan di luar sebagai anggota-anggota Partai Pelindung Autralia (Australian Protectionist Party – APP) meneriakkan nyanyian anti-Islam.

APP bertemu di sebuah taman kecil untuk menunjukkan kebutuhan mereka untuk "melindungi" jalan hidup warga Australia.

Konflik antara APP dan HT memuncak pada sebuah pertukaran kata-kata, nyanyian anti-Islam dan seorang pemuda Muslim yang berteriak kepada kumpulan pemortes mengatakan: "kalian benar-benar tidak tahu apa-apa," dari sebuah mobil.

Nick Folkes, penyelenggara Sydney untuk APP, meyakini bahwa HT seharusnya dilarang di Australia dan berpikir bahwa mempraktikkan hukum Syariah seharusnya ilegal di Australia.

"Hukum Syariah adalah sebuah sistem hukum legal yang kuno yang mengancam wanita sebagai warga negara tingkat kedua," ia mengatakan.

"Kami tidak meminta mereka untuk mengubah warna kulit atau agama mereka. Namun jika mereka datang kemari, mereka harus menolak hukum Syariahh." (ppt/nc/ta) www.suaramedia.com


latestnews

View Full Version