LONDON (Berita SuaraMedia) – Putra Osama bin Laden dan istrinya yang berkebangsaan Inggris telah memutuskan untuk berpisah. Omar bin Laden dan istrinya Zaina, dari Cheshire, berpisah setelah Omar mulai mendengar suara-suara ayahnya di dalam pikirannya, kata Zaina.
Putra keempat pemimpin Al Qaeda tersebut minggu lalu mendapatkan pengobatan skizofrenia dari sebuah rumah sakit jiwa.
Pasangan tersebut berusaha mendapatkan keturunan dari wanita asal Inggris Louise Pollard yang setuju menjadi ibu pengganti bagi mereka.
Pollard bulan lalu menjalani perawatan kesuburan untuk menjadi perantara pembuahan sel sperma Bin Laden, 29, dan sel telur istrinya yang berusia 54 tahun, Jane Felix, yang mengubah namanya menjadi Zaina setelah keduanya menikah.
Pada upaya yang ketiga, Pollard, 29, berjanji akan kembali berusaha. Tapi, masih belum jelas apakah perawatan keempat yang dijalaninya berhasil.
Beberapa kali bin Laden mengajukan visa agar bisa tinggal di Inggris, namun permohonannya selalu ditolak. Jika ia memiliki putra kelahiran Inggris, maka kasusnya akan terbantu. Meski para pejabat Departemen Dalam Negeri mengatakan ia tidak akan secara otomatis mendapatkan visa.
Pasangan tersebut berpisah setelah berminggu-minggu terlibat perselisihan.
Kepada kantor berita The Sun, Zaina mengatakan drinya sebenarnya patah hati tapi tidak sanggup mengatasinya.
"Pernikahan kami berisi 'pada masa sakit dan kematian', tapi jika ini diteruskan saya bisa mati," kata Zaini.
Pasangan tersebut bertemu pada 2006 di Mesir. Dan menjalin hubungan yang pasang surut sebelum akhrinya menikah.
Zaina, yang sebelum ini telah menikah enam kali, mengungkapkan bahwa dirinya tahu penyakit bin Laden saat bertemu pertama kali. "Dia mengalami periode gila saat dia menjadi amat antusias mengenai segala hal."
Ia kemudian bisa berubah jadi amat pendiam, tetap di tempat tidur seharian dan tidak tidur sebelum larut malam.
Nenek lima cucu teresbut menuding masalah yang dialami Omar adalah salah ayahnya dan kelompok yang dibentuknya.
"Tidak ada orang lain yang bertangung jawab untuk hal ini. Omar mencintai dan membenci Osama pada saat bersamaan."
"Omar mencintainya karena dia memang ayahnya, namun membenci apa yang telah dikerjakan. Saya rasa ia mengalami stres pasca-trauma setelah 9/11. Melihat apa yang dilakukan ayahnya merusak kehidupan Omar."
"Ia tidak pernah menemui ayahnya selama lebih dari sepuluh tahun, dia ingin perdamaian dunia, bukan kekerasan dan perang."
Ia juga mengklaim bahwa perselisihan terkiait visa, digabungkan dengan tekanan keluarga bin Laden membuat keadaan mental Omar memburuk.
Ia tinggal di Qatar dan tetap berhubungan dengan istrinya melalui telepon dan email setiap hari di kediaman sang istri di Moulton, Cheshire.
"Omar dan saya berbicara melalui telepon dan internet hingga 20 kali sehari, dan saya bisa merasakan ada yang tidak beres.
"Ia mengaku mendengar suara ayahnya berbicara kepadanya, memintanya tidak membantu keluarganya di Iran dan membiarkan mereka. Ia juga mengaku mendengar suara-suara kawa-kawan lamanya yang mengatakan hal serupa," kata Zaina.
Sepuluh hari lalu, karena khawatir dengan kondisi Omar, Zaina terbang ke Qatar dan membawa suaminya ke dokter. Omar kemudian langsung dirujuk kepada unit psikiater. Tapi, setelah tiga hari, Omar keluar sendiri dan melanjutkan kelakuan anehnya.
Puncaknya terjadi saat ia menyetir mobil dengan sembrono saat Zaina tengah bersamanya. Zaina mengatakan: "Seolah dia mabuk berat. Saya berusaha merebut kemudi, saya tidak mau mati karena kecelakaan."
"Saya masih mencintainya sepenuh hati, tapi saya tidak bisa bersama dia hingga keadaannya membaik." (dn/dm/ts) www.suaramedia.com