View Full Version
Rabu, 14 Jul 2010

Chavez: Yesus Akan Cambuk Pejabat Pembohong Gereja

CARACAS (Berita SuaraMedia) – Presiden Hugo Chavez dan para pemimpin Gereja Katolik Venezuela terlibat perseteruan, membuat marah para jemaat yang merasa bahwa presiden dan bawahannya tidak mengikuti ajaran Kristus.

Dalam satu minggu terakhir Chavez mengatakan bahwa Yesus akan mencambuk para petinggi gereja karena telah berbohong. Berbicara dari Roma, Kardinal Jorge Urosa mengatakan bahwa dirinya benar telah memperingatkan Vatikan dan menyebut Chavez mengekang kebebasan.

Sebagian jemaat merasa khawatir dengan ketegangan antara Chavez dan para pendeta konservatif, yang menentang sifat otoriter pemimpin Venezuela tersebut yang semakin meningkat. Sebagian besar penduduk Venezuela adalah pengikut aliran Katolik Roma. Hasil jajak pendapat selalu menunjukkan gereja, yang memiliki pengaruh signifikan, termasuk dalam institusi yang paling dihormati di negara tersebut.

"Saya tidak senang mendengar hinaan Chavez kepada kardinal, tapi saya juga tidak suka melihat Gereja terseret ke ranah politik," kata Amanda Ortiz, 47, setelah menghadiri kebaktian Minggu di sebuah gereja di pusat kota Caracas. "Dua-duanya saling kehilangan rasa hormat satu sama lain."

Dalam sebuah pidato baru-baru ini, Chavez menuding Urosa telah menyesatkan Vatikan dengan peringatannya yang menyebut bahwa Venezuela terseret ke arah kediktatoran. Dalam sebuah pidato lain, Chavez mendesak Vatikan mencopot dan mengganti Urosa sembari memuji pastor pro-pemerintah yang dirasanya lebih pantas menjadi kardinal.

"Semoga Tuhan mengampuninya, karena Dia tahu (Kardinal Urosa) berbohong. Kardinal yang menuduh saya berbuat kasar terhadap konstitusi tahu benar bahwa ucapannya itu bohong," kata Chavez. "Jika Kristus muncul, apa yang akan Dia lakukan terhadap mereka? Saya yakin mereka akan dicambuk."

Dalam sebuah kolom surat kabar yang diterbitkan hari Minggu, sang presiden membantah bahwa dirinya membawa Venezuela menuju arah kediktatoran.

"Kami menuju ke arah demokratisasi penuh yang kami namakan 'sosialisme Bolivar' yang memiliki tujuan utama memberikan kekuatan kepada rakyat," tulis Chavez, merujuk pada gerakan politiknya yang dinamai seperti pahlawan kemerdekaan abad ke-19, Simon Bolivar.

Chavez, yang pernah menjadi bocah altar dan tumbuh di kawasan panas Venezuela, tetap menganut Katolik dan terkadang bahkan berkelakar bahwa dirinya bisa saja menjadi pastor. Ia juga sering menyebut kebijakan-kebijakan pemerintahannya amat mirip dengan nilai-nilai yang ada di dalam Alkitab.

Sekembalinya dari Vatikan pada hari Minggu, Urosa berharap dapat mengurangi ketegangan yang terjadi antara pemerintah dan gereja. Ia membantah tudingan dari para pendukung Chavez yang menyebut hierarki gereja memihak kelompok-kelompok oposisi menjelang pemilu legislatif Venezuela pada bulan September mendatang.

"Kami bukan anggota koalisi oposisi mana pun," katanya.

Urosa mengatakan dirinya akan menanggapi pernyataan-pernyataan terbaru Chavez.

Ia beranggapan bahwa Chavez bertujuan meniru model komunisme Kuba, ia juga menyampaikan kekhawatiran bahwa sang presiden meminjam taktik para sekutu dekatnya, Raul dan Fidel Castro, untuk menyingkirkan dan membungkam para penentang.

Kardinal Urosa mengutip keputusan pemerintah yang menolak memperbarui izin puluhan stasiun radio yang membuat radio-radio tersebut menghilang dari gelombang udara.

Urosa juga menyatakan bahwa Majelis Nasional yang pro-Chavez telah menyetujui RUU yang menghilangkan kekuasaan dari para pejabat terpiilih yang memihak oposisi, saat sekutu lainnya, jaksa agung, melayangkan tuntutan kriminal terhadap sejumlah tokoh ekskutif media dan musuh pemerintahan.

Pemimpin oposisi Julio Borges pada hari Minggu membela Urosa dan mendukung tudingan sang kardinal yang menyebut Chavez tengah berusaha mereproduksi sistem ekonomi dan perpolitikan Kuba, namun – menurutnya – sang presiden "mencoba menyembunyikan hal itu di balik bulu domba untuk mengalihkan perhatian dan membodohi masyarakat." (dn/ap) www.suaramedia.com


latestnews

View Full Version