View Full Version
Kamis, 15 Jul 2010

Pakaian Islami Bergaya Modern Pikat Wanita Eropa

DUBAI (Berita SuaraMedia) – Perancang busana Hind Beljafla membuat abaya untuk mencocokkan dengan sepatu Gucci dan tas tangan Hermes milik para wanita kelas atas di kawasan Teluk. Sekarang mereka itu bisa membeli versi elegan dari gamis Islami hitam, yang menyembunyikan bentuk tubuh kaum wanita, saat pergi ke London musim panas ini untuk "melarikan diri" dari suhu panas semenanjung Arab.

Hind Beljafla menggunakan warna dan bordir untuk menyemarakkan gamis tradisional itu.

Harrods mulai menjual abaya-abaya dari DAS Collection milik Beljafla pada bulan Juni, satu bulan setelah dana kekayaan swasta Qatar membeli toko terkenal itu.

"Wanita Muslim seperti halnya wanita-wanita lain di seluruh dunia, mereka suka fesyen dan berbelanja," ujar Beljafla, 24, dalam sebuah wawancara di tokonya di Dubai. Bersama dengan kakak perempuannya, Reem, 26, dia menggunakan warna-warna, bordir, dan bahkan bahan kulit atau kancing logam pada abaya polos.

Rumah-rumah mode di Milan dan Paris tersadar akan potensi komersial bagi pakaian wanita Muslim yang menghormati nilai-nilai agama dan menetapkan standar gaya yang baru.

Industri mode Muslim dunia akan bernilai 96 milyar dolar jika separuh dari 1.6 milyar Muslim di seluruh dunia membelanjakan 120 dolar setiap tahunnya untuk pakaian, menurut Universitas Mode Perancis di Dubai, Esmod.

Qatar adalah salah satu negara terkaya, dengan produk domestik bruto per kapitanya bernilai 121,000 dolar, sementara Arab Saudi berada di posisi kelima dari cadangan minyak bumi.

John Galliano berada di antara 21 perancang yang berpartisipasi dalam pagelaran Paris bulan Juni 2009 di Hotel George V, yang dimiliki oleh Pangeran Saudi, Alwaleed bin Talal. Abaya contoh  yang dipamerkan di sana, bernilai 10,000 dolar, disumbangkan ke para pembeli termasuk anggota keluarga kerajaan Saudi.

Saks Fifth Avenue, yang menjadi tuan rumah acara tersebut, kemudian menjual abaya siap pakai Beljafla dengan harga 12,000 dolar di toko-tokonya di kota Riyadh dan Jeddah, Saudi.

Abaya itu dipajang bersama dengan gaun para perancang di lantai khusus wanita sebuah pusat perbelanjaan di Kingdom Center, gedung pencakar langit Riyadh, yang dimiliki oleh Alwaleed.

Para pelanggan meminta DAS untuk membuat abaya yang cocok dengan warna tas dan sepatu jinjit mereka dari merek-merek  terkenal seperti Christian Dior, Hermes, Channel, dan Gucci. "karena mereka akan memakai abaya itu di depan umum di mereka tidak boleh memperlihatkan pakaian yang cocok dengan aksesori.

"Perancang kelas tinggi seperti Hermes dan Gucci juga berusaha mendobrak pasar Muslim dengan kerudung dan produk lainnya," ujar Tamara Hostal, direktur Esmod Dubai.

Empat tahun lalu, Christian Dior memiliki satu toko di Timur Tengah, di Dubai. Sejak saat itu, mereka telah membuka 10 cabang di Arab Saudi, Qatar, Bahrain, Libanon, Kuwait, dan Uni Emirat Arab.

Jean-Claude Jitrois dari Paris, yang telah membuat pakaian berbahan kulit untuk para selebritis termasuk musisi rock Perancis Johnny Hallyday, merancang abaya hitam sutra dengan bordir kulit tenunan tangan dan kristal Swarovski untuk pagelaran Hotel George V.

Sejak saat itu dia telah membuat abaya untuk beberapa putri Saudi serta satu koleksi yang terdiri atas 40 abaya untuk dijual di Saks Fifth Avenue.

"Tidak ada kontradiksi antara modernitas mode Eropa dan modernitas wanita Timur Tengah," ujarnya.

"Setiap kebudayaan memiliki tradisinya masing-masing dan kita harus menghormati hal itu sembari memberikannya sedikit modifikasi."

Tamara Al Gabbani, seorang presenter TV dan pengusaha Dubai yang keluarganya berasal dari Arab Saudi, mengatakan dia merasa sebagai wanita Arab modern dengan abaya bergaya itu.

"Mengenakan abaya sudah menjadi bagian dari gaya hidup saya," ujarnya. "Generasi yang baru menginginkan sesuatu yang berbeda. Mereka terpelajar, bekerja, dan menjalani gaya hidup yang sibuk. Para wanita modern ini ingin memelihara identitasnya, tapi juga terlihat bergaya."

"Selama kau menutupi tubuhmu, selama kau memakai pakaian dengan cara yang konservatif, kenapa tidak bergaya?" ujar Beljafla. (rin/st) www.suaramedia.com


latestnews

View Full Version