DUBAI (Berita SuaraMedia) – Anak keempat pemimpin Al-Qaeda Omar bin Laden dalam sebuah wawancara dengan Al-Arabiya TV mengatakan bahwa Iran menawarkan untuk menyerahkan 20 anggota keluarganya yang telah ditahan negara tersebut selama delapan tahun ke negara ketiga selain Arab Saudi.
"Saya rasa waktunya telah tiba untuk anggota keluarga saya meninggalkan Iran namun kurangnya dokumen-dokumen identifikasi mereka dan paspor mereka membuat kami membutuhkan negara pihak ke-tiga yang lain yang bersedia menerima mereka setelah Iran menolak untuk menyerahkan mereka kepada Arab Saudi," Omar mengatakan.
"Othman (saudara laki-lakinya yang ditahan di Tehran) menghubungi saya melalui telepon empat hari yang lalu dan meminta saya untuk menemukan sebuah negara untuk memediasi pembebasan mereka dan bersedia untuk menerima mereka," ia menambahkan.
Kantor berita Al-Arabiya yang berbasis di Dubai tersebut mengatakan bahwa terdapat sekitar 20 anggota keluarga Osama bin Laden yang tinggal di Iran.
Mereka diperkirakan bertempat tinggal di sebuah kompleks di Tehran di mana mereka dikenai tahanan rumah setelah melarikan diri dari Afghanistan akibat dari serangan 9/11 pada 2001 di AS yang diklaim dilakukan oleh Al-Qaeda.
Omar mengatakan bahwa tidak juga AS ataupun negara lain manapun telah menuduh saudara laki-lakinya yang lain atas tindak terorisme, menambahkan, "Pihak Amerika menawarkan untuk membantu saudara laki-laki saya keluar dari Iran dan bahkan menunjukkan pada kemungkinan menerima mereka di AS."
Omar mengatakan nama-nama dari anak-anak pemimpin Al-Qaeda yang ditahan di Tehran adalah: Othman bin Laden (27) yang menghidupi dua istri, dua anak laki-laki dan satu perempuan, Saad bin Laden (30) yang mempunyai dua anak perempuan dan seorang anak laki-laki, Mohammed bin Laden (25) yang menikahi seorang anak perempuan komandan militer Al-Qaeda Abu Hafs al-Masri, yang lebih dikenal sebagai Mohammed Atef, dan memiliki dua anak perempuan dan seorang bayi, Hamza (19) yang mempunyai seorang istri dan dua anak (Osama dan Khairva) dan juga menghidupi ibunya Khairya Saber. Juga diantara anak-anak keluarga Laden yang tertahan di Iran adalah anak perempuannya Fatimah bin Laden (24) bersama suaminya dan anaknya Najwa.
Anak-anak bin Laden dan istrinya Umi Hamza (ibu dari Hamzah, Khairya Saber) tiba di Iran setelah sebuah "perjalanan dua minggu yang panjang, sulit dan menyedihkan" dan menetap di beberapa apartemen di ibu kota Tehran tanpa menarik perhatian selama beberapa bulan.
Namun otoritas Iran, yang secara hati-hati mengawasi belasan Arab Afghanistan yang menyeberang ke dalam perbatasan Iran dalam mencari sebuah tempat yang aman setelah kejatuhan Taliban, pada akhirnya menahan keluarga Laden dan warga Arab yang lain di sebuah penjara di Tehran.
Pada Maret, Omar bin Laden meminta bantuan kepada negara seperti Qatar atau Uni Emirat Arab untuk menerima keluarga yang ditahan di Iran tersebut, yang telah membebaskan salah satu saudara perempuannya dan salah satu saudara laki-lakinya ke Syria.
Arab Saudi dan Syria saling bersaing untuk membujuk Iran guna mendapatkan Iman bin Laden, seorang putri dari pemimpin Al Qaeda, yang saat ini tengah mengungsi di kedutaan Arab Saudi di Teheran.
"Pemerintah Arab Saudi ingin agar kami mengizinkan (Iman) pergi ke Jeddah, sementara ibunya ingin agar Iman dikirimkan ke Damaskus," demikian kata Menteri Luar Negeri Iran, Manouchehr Mottaki kepada IslamOnline.net dalam sebuah wawancara yang berlangsung di ibukota Iran, Teheran.
Iman ditangkap oleh pasukan penjaga perbatasan Iran pada tahun 2001 lalum bersama dengan saudara laki-lakinya, Saad (kini 29 tahun), Usman (25), Hamza (20), Bakr (15), dan saudara perempuannya Fatima (22), serta ibu tiri mereka, Um Hamza.
Mereka semua berusaha menyeberang masuk Iran dari Afghanistan sesaat setelah rezim Taliban digulingkan oleh invasi AS. (ppt/aby/f24/sm) www.suaramedia.com