SCRANTON (Berita SuaraMedia) – Dua tahanan Muslim di State Correctional Institution (lembaga pemasyarakatan negara) di Retreat telah mengajukan gugatan federal terhadap penjara tersebut, menuduh para petugas mendiskriminasi keyakinan mereka dengan tidak menyediakan makanan khusus untuk merayakan dua hari raya Islam.
Ronald Banks dan Ravanna Spencer mengklaim bahwa penjara menyediakan makanan khusus bagi tahanan Kristen untuk merayakan Paskah dan Natal, tapi menolak untuk melakukan hal yang sama bagi tahanan Muslim yang ingin merayakan Ramadhan dan Idul Qurban.
Gugatan, yang ditulis dan diajukan sendiri oleh kedua tahanan, mengatakan bahwa kaum Muslim telah dilanggar haknya untuk membeli minyak wangi yang digunakan saat sholat. Itu diskriminatif karena penjara mengijinkan tahanan pribumi Amerika untuk membeli "tas obat" yang berisi sage, cedar, dan biji jagung, di antara beberapa benda lainnya, bunyi gugatan tersebut.
Banks, 45, dan Spencer, 27, mengajukan gugatan itu atas nama mereka sendiri dan semua tahanan Muslim lainnya.
Gugatan itu meminta hakim memerintahkan penjara untuk menyediakan makanan dan minyak wangi.
Menurut gugatan itu: Tahanan Muslim di SCI Retreat diijinkan untuk ikut serta dalam perayaan khusus yang berkaitan dengan hari raya Idul Fitri dan Idul Adha, tapi hanya jika tahanan itu membayar untuk makanan tertentu, termasuk, ikan, nasi goreng, dan pie kentang manis, dari rekening tahanan mereka. Itu berbeda dari tahanan Kristen, yang tidak diharuskan membayar untuk makanan khusus pada hari Paskah atau Natal.
Gugatan itu juga memperhatikan bahwa tahanan Kristen mendapatkan "tas Natal" yang berisi benda-benda sandang pangan, yang dibayar dari dana kesejahteraan narapidana umum yang didukung oleh pembelian perbekalan dan sumber non-negara lainnya yang didanai.
"Sulit bahkan tidak mungkin bagi terdakwa untuk mengklaim beban apapun dengan mengakomodasi Muslim dengan dua hari raya ketika mereka memberikan "tas gratis"," bunyi gugatan itu.
Banks dan Ravanna juga keberatan dengan penolakan penjara untuk mengijinkan kaum Muslim membeli satu ons minyak wangi untuk digunakan ketika sholat, namun mengijinkan tahanan pribumi Amerika memakai benda-benda relijius khusus mereka.
Nama-nama para terdakwa antara lain: James McGrady, pengawas; Michael Hoover, wakil pengawas; Pendeta John Ritchey, direktur kapel; dan Ulli Klemm, administrator agama.
Bulan Mei lalu, lima tahanan negara bagian menuntut Departemen Pemasyarakatan negara bagian, sekretaris dan pejabat lainnya, ke Pengadilan Wilayah Schulkill, menuduh mereka mencegah para tahanan dari melakukan ibadah.
Dalam gugatan setebal 33 halaman itu, para tahanan di Lembaga Pemasyarakatan Negara Mahanoy mengatakan bahwa petugas melarang mereka dan 3,000 Muslim melakukan ibadah dan mempraktikkan keyakinan mereka. (rin/tl/rh) www.suaramedia.com