MANILA (Berita SuaraMedia) – Sayangnya, berikut ini adalah hal-hal yang paling dikenal dari Mindanao – pemberontakan yang berkelanjutan, bandit, peristiwa penculikan, penyiksaan, dan pembunuhan. Wisatawan dan investor tidak akan menyentuh Mindanao bahkan dengan tongkat sepanjang 10 kaki sekalipun.
Selama puluhan tahun, gagasan itu menyelimuti keindahan sejati dari Mindanao dan penduduknya. Tapi masih ada beberapa orang yang berani mengunjungi daya tariknya yang indah, kebudayaannya yang kaya, dan orang-orangnya yang gigih dan berbakat.
Baru-baru ini, dua pemuda Muslim naik satu tingkat untuk menyatakan kebanggaan terhadap warisan dan agama mereka, pada forum internasional pemimpin dunia. Di sana, pemimpin generasi muda Muslim Aleem Siddiqui Matabalao Guiapal, direktur proyek Mindanao Youth Speak (MYSpeak) dan Toni Leviste, penunggang kuda wanita peraih beberapa penghargaan, membela, mempromosikan, dan memasarkan Mindanao sebagai tempat yang ideal untuk berbisnis bagi investor asing.
Guiapal dan Leviste mewakili Filipina dalam Forum Ekonomi Islam Dunia ke-6 di Kuala Lumpur, Malaysia, yang disponsori oleh Kedutaan Inggris di Filipina untuk memikat para investor ke Mindanao, mencari bantuan untuk memperkuat UKM (usaha kecil menengah), dan membantu pengusaha Muslim mendapatkan akses ke peluang di negara-negara lain.
Guiapal, peraih penghargaan Ten Outstanding Muslim Youth (TOMY) 2008, juga diundang untuk berpartisipasi dalam Konferensi Investasi Internasional tentang Kemitraan Publik dan Swasta (IICP) dan Zona Investasi dan Bisnis Dunia Muslim (Biz) untuk mempromosikan Mindanao ke para CEO, menteri, dan pembuat kebijakan dari negara-negara lain dan menjajaki kesempatan investasi, dagang, dan usaha bersama yang tersedia di negara Muslim itu.
Guiapal, melalui organisasinya MYSpeak, telah lama melobi untuk penglibatan kelompok-kelompok pemuda di Mindanao dalam perundingan damai antara pemerintah dan Front Pembebasan Islam Moro (MILF). Tapi meskipun belum ada kebijakan untuk mewujudkannya, Guiapal sudah mulai mendukung usulan alternatif untuk meningkatkan infrastruktur Mindanao.
"Mindanao memiliki investasi yang sangat rendah. Orang-orang tidak suka pergi ke sana karena konflik. Tapi kaum Muslim menginginkan kesempatan untuk melakukan usaha," keluh Guiapal, 32.
Investasi di Mindanao, ujarnya, mungkin dalam bidang agrikultur, pengolahan bahan pangan, garmen, dan tekstil dengan pulau itu sebagai sumber kaya akan kain adat.
Tapi, yang pertama dan terutama, pemerintah harus memberikan keahlian yang berkelanjutan dan pelatihan pengetahuan pada penduduknya.
"Ketika orang-orang melihat sebuah produk dan mengetahui bahwa itu berasal dari Mindanao, mereka siap untuk berpikir bahwa itu bukan produk yang bagus. Mereka juga berpendapat bahwa lembaga-lembaga kita tidak cukup kredibel. Tapi kita harus menemukan sebuah solusi. Ini bukan hanya tentang semangat, ketulusan, dan hati, kita memerlukan teknologi, strategi, pelatihan, dan keahlian," ujar Guiapal menekankan.
Dia terutama juga meminta akses untuk dana melalui bank-bank Syariah dan pelatihan teknologi tentang perbankan Islam untuk kaum Muslim.
"Dalam Islam, pada prinsipnya kami meyakini bahwa uang tidak bisa menghasilkan uang. Tapi uang bisa untuk investasi. Peminjam dan pemberi pinjaman berbagi keuntungan dan kerugian. Tidak ada beban," ujar Guiapal.
Di dalam forum, delegasi Toni Leviste mengangkat isu tentang menciptakan sebuah merk yang bisa membantu Muslim Filipina berkompetisi di pasar global. Dia juga berbicara tentang pengalaman pribadinya mampu mengutamakan hal-hal besar di atas hal-hal kecil dan menginspirasi orang-orang untuk membuat perbedaan.
"Itu benar-benar menyadarkan. Ini adalah pertama kalinya saya berbicara di depan sebuah forum ekonomi tapi saya hanya berbagi pikiran mengenai kewirausahaan dan menjadi seorang Muslim di jaman modern ini. Dalam setiap usaha atau tugas yang mereka jalani, kaum Muslim harus menghadapi tantangan dan menunjukkan pada orang lain karakter Muslim yang baik, melalui tindakan, advokasi, dan kinerja kita," ujar Leviste. (rin/mb) www.suaramedia.com