TEHERAN (Berita SuaraMedia) – Sebuah studio Iran yang terkait dengan pemerintah mengatakan pada hari Rabu (21/7) bahwa mereka berencana untuk membuat film televisi tentang Shahram Amiri, ilmuwan Teheran yang mengklaim telah diculik oleh mata-mata AS tahun lalu.
Amirhossein Ashtiyanipour, sutradara di Sima Film, mengatakan bahwa sekelompok pemuda lulusan sekolah film telah diminta untuk menulis naskah film tersebut.
Proyek itu dikonfirmasi oleh kantor berita Fars, yang melaporkan bahwa Sima Film akan memproduksi FTV dari kisah Amiri, “proses penculikan dan kembalinya ia ke Iran.”
Amiri, seorang ilmuwan yang muncul di Washington minggu lalu setelah menghilang selama satu tahun lebih, mengklaim bahwa dirinya diculik oleh agen-agen AS saat sedang menunaikan ibadah haji di Madinah pada bulan Juni 2009.
Pemerintah AS berulangkali membantah klaim penculikan itu, bersikukuh bahwa Amiri berada di negara Paman Sam atas keinginannya sendiri. Tapi mereka mengakui bahwa Washington pernah menghubunginya selama keberadaannya di negara itu.
Amiri kembali ke Teheran Kamis (15/7) minggu lalu dan dalam sebuah wawancara dengan televisi pemerintah mengatakan bahwa AS berusaha menekannya untuk mengakui bahwa dirinya adalah seorang mata-mata dan ditukar dengan tiga pendaki gunung yang ditahan Teheran.
Media AS melaporkan bahwa Amiri tidak diculik tapi membelot ke AS dan dibara jutaan dolar untuk mengungkapkan rahasia nuklir Iran.
Shahram Amiri, seorang ahli nuklir yang berusia tiga puluhan, dilaporkan menghilang pada bulan Juni 2009 setibanya ia di Arab Saudi untuk umrah.
Kantor berita ABC mengabarkan, badan intelijen AS tersebut mengatakan bahwa pembelotan tersebut merupakan sebuah "kudeta intelijen" yang menjadi bagian dalam upaya AS untuk menghadapi program nuklir Iran.
"Menghilangnya Amiri adalah bagian dari operasi CIA yang telah direncanakan sejak lama untuk membuat sang ilmuwan membelot," kata ABC, mengutip keterangan dari sejumlah sumber tanpa nama yang mengetahui keberadaan operasi tersebut setelah mendapatkan briefing dari para agen intelijen.
Sebelumnya, banyak pihak bertanya-tanya dengan menghilangnya seorang ilmuwan nuklir Iran dalam sebuah perjalanan ke Arab Saudi pada bulan Juni tahun lalu mengenai kemungkinan sang ilmuwan membelot kepada AS dan membocorkan rahasia nuklir Iran.
Menteri Luar Negeri Iran menuding AS terlibat dalam kasus menghilangnya Shahram Amiri, yang dilaporkan bekerja di sebuah universitas yang memiliki hubungan dengan korps militer elit Iran, Garda Revolusi.
Menteri Luar Negeri Iran mengambil langkah yang di luar kebiasaan dan melayangkan keluhan kepada pemimpin PBB mengenai menghilangnya Amiri, hal tersebut membangkitkan kembali kasus dari seorang mantan menteri pertahanan yang menghilang di Turki pada tahun 2007, yang juga diyakini telah membelot.
Amiri menghilang selama beberapa bulan sebelum terungkapnya sebuah fasilitas pengayaan uranium di dekat kota Qom pada bulan September silam. AS dan para sekutunya menuding Iran telah membangun situs tersebut dengan diam-diam. Pemilihan waktu tersebut memantik pertanyaan mengenai kemungkinan Amiri telah memberikan informasi kepada Barat tentang program nuklir Iran.
Para pejabat AS mengatakan bahwa sejumlah perangkat intelijen – khususnya satelit mata-mata – dipergunakan untuk mengungkapkan situs Qom dan fungsi dari lokasi tersebut, namun tidak dibeberkan mengenai adanya peranan warga Iran dalam proses mata-mata tersebut.
AS dan para sekutunya menuding Iran secara diam-diam berupayan untuk mengembangkan senjata nuklir, sebuah klaim yang dibantah keras oleh Iran, yang tetap bersikeras bahwa program nuklirnya bertujuan damai. (rin/meo/sm) www.suaramedia.com