JAKARTA (Berita SuaraMedia) - Organisasi Papua Merdeka (OPM) menyebar video rekaman ancaman akan terus melancarkan serangan ke aparat keamanan Indonesia, bila selalu menghambat perjuangan rakyat Papua yang ingin merdeka.
Pernyataan tersebut diutarakan Sekjen Panglima OPM Anton Tabuni dalam video rekaman yang disebarkan ke masyarakat Papua, hari ini, Kamis 22 Juli 2010. Video itu juga mengajak rakyat Papua untuk bersama-sama berjuang melawan pemerintah Indonesia.
"Atas nama Panglima Tertinggi OPM Goliat Tabuni, sebagai bentuk perjuangan, OPM akan terus melancarkan serangan terhadap aparat keamanan Indonesia maupun pihak-pihak yang ingin menghentikan perjuangan mereka. Sekalipun presiden Indonesia terus menerus menambah pasukan di Tingginambut Puncak Jaya," kata Tabuni.
Jadi, kata perwakilan OPM itu, "Siapapun dia, baik sipil yang menyamar maupun aparat keamanan, akan kami tumpas dari bumi Papua,'' tegasnya.
Dalam gambar rekaman video itu juga terekam pelaksanaan kongres OPM di wilayah Tingginambut Puncak Jaya, yang di mulai dengan upacara adat Pegunungan Papua, serta upacara pengibaran 3 bendera bintang kejora, simbol Papua Merdeka.
Anton Tabuni juga meminta bangsa Papua mendukung kemerdekaan Papua Barat, karena tidak ada alasan lagi untuk menunda-nunda dan tidak bisa di tawar lagi. Aparat keamanan indonesia agar segera menyerah dan angkat kaki dari Papua sambil menyuarakan Papau Merdeka.
"Kemerdekaan Papua adalah hak segala bangsa maka penjajah diatas Papua harus keluar dari Papua," tuturnya.
Video tersebut merupakan, pernyataan resmi OPM terhadap rakyat Papua yang menginginkan kemerdekaan bangsa papua, yang' diselenggarakan
di pusat pertahanan Distrik Tingginambut Puncak jaya 31 Juni tahun 2010.
Sementara, Kapolda Papua Irjen Bekto Suprapto dan Panglima XVII Cenderawasih Mayjen Hotma Marbun mengimbau Goliat Tabuni dan pengikutnya menyerah, dan menghentikan serangan-serangan terhadap warga Papua.
Sebelumnya, kelompok sipil bersenjata di Kabupaten Puncak Jaya, Papua, menghadang dan membakar tiga unit mobil angkutan jenis strada yang sedang melintas dalam perjalanan dari Wamena ibu kota Kabupaten Jayawijaya menuju Puncak Jaya.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah (Polda) Papua, Kombes Pol Wachyono yang dihubungi hari ini, mengatakan, kejadian itu bermula saat empat mobil jenis strada yang memuat bahan bakar minyak (BBM) dan bahan makanan, jalan berkonvoi dari Wamena menuju Puncak Jaya.
Sesampainya di wilayah kampung Pagargom, tepatnya di dekat sekolah dasar yang berjarak sekitar dua kilo meter dari pos TNI Kalome atau berjarak 45 Km dari Mulia, Puncak Jaya, rombongan u ditembak dari atas perbukitan dengan rentetan peluru.
"Pelakunya diduga kelompok bersenjata pimpinan Goliath Tabuni," kata Kombes Pol Wachyono, seraya menambahkan usai menembak kelompok itu juga seperti menari-nari sambil menuruni bukit.
Akibat serangan itu, para supir dan penumpang, lari menyelamatkan diri. Salah satunya dari mereka, Lanko Nafi, terkena serpihan peluru di lengan kiri.
Tim aparat TNI dibawah pimpinan Letda Inf Deddy, dan delapan orang anggotanya, dari pos Illu langsung menuju tempat kejadian, dan mendapati tiga unit mobil sudah dibakar dan isinya juga habis dijarah.
Kombes Pol Wachyono menambahkan, dalam kejadian tersebut tidak ada korban jiwa, karena tiga orang supir dan kernet yang belum diketahui identitasnya berhasil melarikan diri dengan menggunakan satu mobil strada lainnya.
"Sementara seorang supir lainnya yakni Timotius Enumbi dan seorang penumpang Neminces Wonda, berhasil melarikan diri sampai di pos polisi Tingginambut pada saat malam harinya," jelas Kombes Pol Wachyono.
Dia juga katakan, hingga saat ini pelaku penyerangan masih dalam pengejaran aparat gabungan TNI/Polri. (fn/vs/ant) www.suaramedia.com