View Full Version
Sabtu, 24 Jul 2010

Jutawan Yahudi Danai Pembangunan Masjid Perancis?

ASHKELON (Berita SuaraMedia) – Seorang warga Ashkelon yang meraih sukses dalam bisnis real estat Eropa telah memutuskan untuk mendanai pembangunan sebuah Masjid di Perancis untuk kepentingan komunitas Muslim setempat.

Ayah dari empat orang anak, Robert Harush (58), tumbuh di Ashkelon dan setelah menyelesaikan dinas militer kemudian menjajal peruntungannya dalam bisnis real estat di Eropa. Keberhasilannya dalam bisnis itu membuatnya memiliki banyak  hotel dan gedung. Kekayaannya diperkirakan mencapai ratusan juta shekel.

Terlepas dari kesuksesan itu, Harush tidak melupakan kota asalnya dan telah kembali ke Ashkelon, berinvestasi dalam usaha bangunan setempat. Selama 10 tahun terakhir dia telah membagi waktunya antara Israel dan Perancis. Empat anaknya semuanya berbahasa Ibrani.

Pengusaha itu bahkan memilih untuk tinggal di kota selatan selama Operasi Cast Lead. Dia juga tetap di Israel setelah roket Grad mendarat di dekat rumahnya.

Dia baru-baru ini didekati oleh walikota Montereau, Perancis, yang memberitahunya tentang kesulitan dalam membiayai renovasi sebuah Masjid besar di kota tersebut.

"Saya katakan pada diri saya sendiri 'ini ada kesempatan untuk menyatukan orang-orang' dan memutuskan untuk menyumbangkan sesuatu," ujar Harush.

"Orang-orang terkesima. Apa urusannya seorang pria Yahudi-Israel dengan perbaikan sebuah Masjid? Jawabannya sederhana: Saya muak dan lelah dengan kebencian. Sebuah suara yang waras harus muncul."

Harush menjelaskan bahwa dia membangun Masjid itu untuk mempromosikan koeksistensi. "Itu bukan usaha yang murah tapi saya melakukannya dengan sepenuh hati."

Para pemimpin komunitas Muslim Montereau telah berterima kasih pada Harush atas sikap baik itu dan memelihara hubungan hangat dengannya.

Namun, sang pengusaha itu tampaknya tidak tertarik untuk hanya mendukung komunitas Muslim saja dan telah memberikan uang untuk pembangunan salah satu sinagog terbesar di Ashkelon tahun lalu, yang dinamai dengan nama mendiang ayahnya.

Dia saat ini berusaha menyiapkan sebuah mikveh di kota selatan untuk didedikasikan bagi mendiang ibunya. "Saya sendiri bukan orang yang relijius tapi saya merasa bahwa dalam ketiadaan politisi tanggung jawab untuk menyatukan kaum Arab dan Yahudi, sekuler dan relijius, jatuh pada pengusaha." (rin/mmn) www.suaramedia.com


latestnews

View Full Version