KABUL (Berita SuaraMedia) – Orang-orang di Afghanistan selatan protes terhadap pasukan NATO pimpinan Amerika atas penodaan kitab suci Al-Quran.
Protes itu dilakukan di kota Trinkut provinsi Oruzgan pada Kamis (30/7) pagi waktu setempat.
Pemrotes meneriakkan slogan-slogan dan meminta pemerintah Afghan mengadili orang yang menodai Al Qur’an.
Polisi Afghan melepaskan tembakan untuk membubarkan demonstran. Tidak ada laporan korban jiwa maupun luka-luka dari peristiwa itu.
Menurut pengunjuk rasa, tentara pimpinan AS merobek kitab suci Al-Qur'an ketika beberapa wanita Afghan membawa kitab itu ke hadapan mereka, meminta agar tidak menyerang.
Pasukan internasional dilaporkan telah menghina Al-Qur’an beberapa kali sejak AS menginvasi negara itu di tahun 2001.
Wanita dan anak-anak menjadi korban utama dalam perang di Afghanistan, terutama di provinsi selatan dan timur.
Bulan Januari lalu, tuduhan bahwa pasukan NATO menodai Al Qur’an dalam sebuah operasi akhir pekan melawan Taliban menimbulkan protes marah di Afghanistan barat daya.
Unjuk rasa yang berubah menjadi kekerasan itu dilakukan di distrik Garmsir, provinsi Helmand, menurut pernyataan dari Pasukan Bantuan Keamanan Internasional NATO.
Para pemrotes bersenjata juga menyerang kantor Departemen Keamanan Nasional dan menuntut dibebaskannya para tahanan, ujar juru bicara provinsi Helmand, Dawood Ahmadi. Mereka juga membakar sebuah sekolah, ujarnya.
Pasukan internasional membantah bahwa personelnya terlibat dalam penodaan Al-Qur’an.
“Meskipun membantah tuduhan ini, kami menanggapinya dengan sangat serius dan mendukung penyelidikan gabungan dengan otoritas lokal,” ujar Mayor Jenderal Michael Regner, wakil kepala staf untuk operasi Komando Gabungan Pasukan Internasional.
“Pasukan Bantuan Keamanan Internasional adalah sebuah pasukan internasional yang juga mencakup tentara Muslim, dan kami menyesalkan tindakan semacam itu dalam situasi apapun.”
Selain tuduhan menodai Al Qur’an, ujar Ahmadi, laporan lain menuduh pasukan keamanan melecehkan seorang wanita dan yang lainnya mengatakan para tentara menghancurkan sebuah Masjid.
Tuduhan itu berasal dari sebuah operasi melawan Taliban yang dilakukan oleh pasukan internasional.
“Pasukan Afghan melakukan operasi itu, didukung oleh pasukan koalisi. Tidak ada tembakan yang dilepaskan, tidak ada properti yang dirusak, dan tidak ada yang ditahan,” bunyi pernyataan dari pasukan internasional.
Unjuk rasa itu adalah satu dari beberapa insiden kekerasan di Afghanistan yang dilaporkan oleh pihak yang berwenang. (rin/pv/cnn) www.suaramedia.com