CALIFORNIA (Berita SuaraMedia) – Sebuah banjir penangkapan Muslim yang dituduh terorisme di AS telah mengungkap bahwa banyak dari Muslim yang ditangkap tersebut diradikalisasi oleh ceramah militan yang mereka temukan di Internet.
Sembilan cendikiawan Muslim Amerika yang berpengaruh dari latar belakang yang berbeda telah tampil bersama dalam sebuah video YouTube unutk menolak pesan-pesan para militan. Kesembilan cendikiawan tersebut mempertunjukkan sebuah pendekatan yang beranekaragam di dalam Islam, dan beberapa dari mereka banyak yang mengikuti di antara para pemuda Muslim.
"Kami harus menggembalakan kawanan kami sendiri dan untuk mengatakan hal tersebut, secara teologis hal-hal tersebut tidak dapat diterima," Imam Suhaib Webb, direktur pendidikan dari Masyarakat Muslim Amerika, sebuah akar organisasi di Santa Clara, California yang berada di antara sembilan video tersebut mengatakan. "Nabi Muhammad, ketika dalam pertempuran, melihat hal tersebut di antara musuh-musuhnya, terdapat para wanita tak berdosa dan anak-anak terbunuh, dan beliau secara terbuka marah. Nabi Muhammad melarang kita untuk membunuh orang-orang tak berdosa. Hal ini sangat jelas."
Webb mengatakan dalam sebuah wawancara pada Jum'at waktu setempat bahwa sebagai seorang kulit putih yang berpindah agama masuk Islam, dari Oklahoma, ia telah secara mendalam menjadi waspada dalam tahun-tahun terakhir atas jumlah para muallaf baru yang telah ditahan atas dakwaan perencanaan dan pelaksanaan kekerasan dengan atas nama Islam.
Pada bulan Juli sendiri, seorang warga Amerika yang masuk Islam di Virginia dan yang lain di Alaska yang ditahan dan dituduh memiliki ikatan dengan terorisme, keduanya dikatakan telah dipengaruhi oleh Anwar Al-Aelaki, seorang militan pemimpin agama kelahiran Amerika sekarang bersembunyi di Yaman yang telah mengurus sebuah situs aktif.
Ihsan Bagby, seorang rekan profesor studi-studi Islam di Universitas Kentucky, yang juga terdapat di dalam video, mengatakan, "Kami berharap bahwa seorang penyendiri yang berada di luar sana, yang karena kekacauan internal, memulai mendengarkan orang-orang yang salah, bahwa pesan tersebut juga menyaring ke dalam teringanya."
Di antara sembilan cendikiawan tersebut beberapa di antaranya berpindah ke dalam agama Islam yang terkenal karena mereka dilangkahkan masuk ke dalam budaya Amerika dan pengetahuan Islam. Mereka termasuk Sheikh hamzah Yusuf dan Imam Zaid Shakir, cendikiawan yang telah mendirikan Perguruan Tinggi Zaytuna, sebuah seminari Islami di Hayward, California.
Video tersebut, yang berdurasi sekitar lima setengah menit, dibuka dengan musik yang tidak menyenangkan, seperti yang biasa digunakan dalam beberapa video propaganda milik para militan, dan kata-kata "Para pemeluk Islam Waspadalah: Ketidakadilan tidak dapat Mengalahkan Ketidakadilan."
"Banyak orang yang mengatakan bahwa terdapat begitu banyak maslaah ketidakadilan terjadi di seluruh dunia," Imam Mohamed Magid, pemimpin Masyarakat Seluruh Muslim Daerah Dulles, sebuah Masjid di Virginia, mengatakan dalam video. "Hal tersebut benar, kami menyadari ketidakadilan berlangsung di seluruh dunia. Namun kami meyakini terdapat sebuah jalan untuk mengalamatkan ketidakadilan – tidak dengan membunuh nyawa-nyawa orang-orang yang tidak berdosa."
Edina Lekovic, pemimpin kebijakan dan pemrograman untuk Dewan Muslim Urusan Umum, kelompok advokasi yang menghasilkan video tersebut, mengatakan bahwa mereka dengan sengaja memilih para cendikiawan yang mewakili aliran teologis.
"Kami tidak hanya ingin menjadikan target para liberal atau para konservatif atau ultrakonservatif," Lekovic mengatakan. "Intinya adalah untuk menunjukkan bahwa tidak masalah di mana anda berdiri pada spektrum keagamaan, kami semua memiliki sebuah keyakinan yang sama dan kemarahan yang sama oleh kejadian-kejadian yang berlangsung."
Ia mengatakan bahwa satu-satunya kritik dewan tersebut yang telah diterima adalah tidak ada cendikiawan Muslim wanita di dalam video tersebut – sebuah fakta yang ia hubungkan dengan masalah-masalah penjadwalan. Ia mengatakan bahwa dewan tersebut berharap membuat video yang lain yang memasukkan wanita di dalamnya. Kelompok tersebut juga mempersiapkan versi yang lain, tanpa musik, bagi para Muslim yang menganggap musik haram, dilarang.
Magid mengatakan dalam sebuh wawancara: "Ini adalah awal dari sebuah upaya yang luar biasa. Imam haru menjadi imam maya, menjawab pertanyaan-pertanyaan pada situs tersebut, memiliki blog. Kami harus membuka diskusi bagi para pemuda untuk berbicara tentang apa yang membuat para murid membuat mereka frustasi." (ppt/it) www.suaramedia.com