LAS VEGAS (Berita SuaraMedia) - Seorang hacker sekaligus ahli komputer di Amerika Serikat (AS), bernama Chris Paget, mengklaim telah menemukan kelemahan pada teknologi GSM (Global Systems for Mobile communications).
Diberitakan Yahoo Tech News, Dalam sebuah pertemuan bernama konferensi Defcon, Paget memperlihatkan bagaimana dia bisa menyadap panggilan telepon pada ponsel hadirin yang ada di konferensi tersebut, menggunakan perangkat penyadap ciptaannya.
Paget mengatakan sudah menyiapkan beberapa hal agar demo itu tak 'mengganggu' dari sisi privasi.
Berbekal nasehat dari Electronic Frontier Foundation, hal pertama yang dikemukakan Paget adalah bahwa perangkat di sekitar area demo akan mendapatkan peringatan.
"Anda akan diperingatkan secara jelas, bahwa menggunakan ponsel selama demo itu artinya Anda setuju akan disadap. Jika tidak setuju, Anda harus mematikan ponsel," tulis Paget.
Kedua, lanjut Paget, mesin yang digunakan untuk demo tak akan memiliki hardisk. Semua data akan disimpan pada USB Flashdisk yang seusai demo akan langsung dihancurkan oleh EFF.
Kemudian, Paget hanya akan menggunakan kemampuan transmisi 250mW (microwatt). Bandingkan dengan kekuatan 2W dari kebanyakan ponsel.
Keempat, Paget mengaku akan mengusahakan semua panggilan yang dilakukan saat demo akan diarahkan ke tujuannya sebisa mungkin. Meski tak bisa menjamin, ia juga siap mengalihkan panggilan darurat ke nomor lokal.
Tak hanya menyadap, perangkat seharga US$ 1.500 atau sekitar Rp 13 juta ini juga bisa merekam semua percakapan yang terjadi.
Paget kemudian mengilustrasikan bagaimana para pelaku kejahatan cyber menyelewengkan hal ini untuk tujuan tertentu.
Namun tak lupa, Paget juga mengungkapkan bahwa konsumen memiliki beberapa pilihan untuk memproteksi diri mereka.
Ia juga akan membeberkan perangkat apa saja yang digunakan untuk demo tersebut.
Dari studi ini, diketahui hanya ponsel dengan standar GSM yang berhasil dibobol Paget. Sementara ponsel yang menggunakan standard 3G dan 4G tidak mempan dengan 'serangan' yang dilakukannya.
"GSM sangat rentan. Saya berharap, studi ini dapat membantu adopsi standar komunikasi terbaru yang lebih aman," terang Paget.
Dia mencontohkan, ponsel BlackBerry menerapkan enkripsi untuk setiap panggilan yang bisa menangkal serangan tersebut.
"Jika Anda menggunakan smartphone dan pada layarnya tertera bahwa panggilan Anda berada dalam jaringan 3G, artinya Anda terlindungi. Sebaliknya jika Anda menggunakan jenis ponsel yang tidak menyebutkan secara spesifik jenis jaringan apa yang digunakan, artinya ponsel tersebut sangat rentan," tandas Paget. (ar/dt2) www.suaramedia.com