KANO, NIGERIA (Berita SuaraMedia) – Polisi Islam menghancurkan 80.000 botol bir di salah satu kota Nigeria, Kano untuk menegakkan sebuah hukum syariah yang melarang kosumsi alkohol yang banyak terdapat di bagian utara negara tersebut.
Lebih dari puluhan polisi wanita berjilbab, yang disebut Hisbah, menghancurkan botol-botol bir tersebut dengan tongkat di pinggiran kota bagian utara dalam sebuah upacara.
Upacara tersebut dihadiri oleh pejabat pemerintah sebagai bagian dari "usaha untuk menyingkirkan hal-hal yang tidak bermoral," ketua Hisbah Kano, Saidu Dukawa mengatakan. Kota Kano adalah ibu kota negara bagian Kano.
"Penjualan dan konsumsi alkohol, seperti halnya semua bentuk obat-obatan dan minuman yang mengandung alkohol adalah ilegal di negara bagian Kano, yang mempraktikkan hukum syariah dan dengan acara tersebut kami menegakkan pelarangan tersebut,"Dukawa mengatakan kepada kantor berita AFP.
Tiga belas truk yang membawa botol-botol bir tersebut menuju lokasi upacara tersebut.
Minuman beralkohol tersebut telah disita pada akhir pekan oleh polisi syariah ketika botol-botol tersebut sedang dikirim ke kota dari daerah selatan yang sebagian besar berpenduduk Kristen, di mana sebagian besar tempat pembuatan bir berlokasi, Dukawa mengatakan.
Walaupun penjualan dan konsumsi alkohol dilarang di negara bagian Kano, truk-truk bir menemukan jalan mereka menuju bar di lingkungan Sabongari yang dominan berpenduduk Kristen, yang secara praktik dilarang oleh hukum syariah.
Sejak tahun 1999, ketika Nigeria kembali pada penduduk sipil yang memerintah setelah bertahun-tahun diatur di bawah kediktatoran militer, sekitar selusin negara bagian di negara bagian utara dengan penduduk dominan Muslim telah diperkenalkan kembali pada hukum syariah Islam.
Sedikitnya lima dari 12 negara bagian yang menerapkan hukum syariah tersebut memiliki pasukan Hisbah resmi yang bekerja di sisi aturan sekuler, polisi federal menegakkan hukum tersebut. negara bagian yang lain telah secara privat menjalankan kelompok tersebut. Dengan 9.000 petugas Hisbah, negara bagian Kano memiliki jumlah yang hanya sedikit lebh banyak polisi syariah dari pada polisi federal, menurut setiap data organisasi.
Sebelumnya, lima polisi syariah melakukan sebuah patroli pasar lokal dalam inspeksi kecurangan. Seorang pria alim 27 tahun dengan sebuah jubah panjang, Mohammed Nura Said, yang juga merupakan bagian dari polisi Islam, berjalan ke dalam sebuah pasar tekstil outdoor dan memulai tanpa perkenalan. "Tuhan membenci penimbunan dan kecurangan … memberikan harga pasti … dilarang untuk melakukan kecurangan dalam Islam," pria tersebut bergumam dalam suara rendah.
Jangkauan tugas dari lima polisi tersebut dari memeriksa bahwa para pedagang pasar tidak menipu para pelanggan sampai melacak rumah bordil. Mereka menyita bir dan memarahi para wanita karena menggunakan okadas, sepeda motor taksi Nigeria, karena kendaraan tersebut membawa para wanita berhubungan dengan para pria. Para Hisbah bekerja dalam pasukan yang terpisah yang lebih kepada mendidik dari pada menyiksa. Mereka mengunjungi pasien kesepian di rumah sakit lokal.
"Peranan dari Hisbah adalah untuk mengatur orang-orang melakukan hal-hal yang baik dan mencegah hal-hal yang buruk" Dukawa mengatakan. Ia juga menambahkan "Kami telah melihat sebuah peningkatan dalam tindakan moral yang baik sejak kami memulai hukum syariah, seperti sebuah penurunan pada prostitusi dan lebih banyak para wanita dengan sukarela mengenakan jilbab," ia mengatakan.
Di pasar, Said bahwa selama tiga jam patroli, ia biasanya menemukan sekitar lima orang dengan sengaja salah mengukur pakaian atau salah menimbang kacang-kacangan. Namun hal tersebut tidak terjadi pada pemeriksaan hari itu. Said berceramah kepada pria-pria muda di setiap kedai dan dengan cepat berpindah. Ia tidak menonton para penjual yang sedang bekerja atau menginspeksi gudang mereka.
Muslim Nigeria berharap bahwa hukum syariah akan menambah antusiasme keagamaan untuk berjuang melawan korupsi. Namun banyak yang mengatakan bahwa apa yang diikuti hanya menjadi simbol. Seorang cendikiawan Muslim yang marah di Kano berpendapat bahwa politisi utara telah menggunakan kemenangan simbolik pada kelakuan buruk untuk menyamarkan kurangnya perubahan yang sesungguhnya. "Semua pembicaraan hanyalah mengenai pemotongan tangan dan merajam dengan batu," ia mengatakan, merujuk pada hukuman Islam untuk pencuri dan pelaku perzinahan. "Tidak ada yang melihat wacana syariah pada program kesejahteraan sosial."
Nigeria adalah salah satu negara Afrika yang paling banyak penduduknya, dan kurang lebih 150 juta penduduknya adalah Muslim. (ppt/yh/eco) www.suaramedia.com