HONG KONG (Berita SuaraMedia) – Ketua Imam Hong Kong menginginkan sebuah hari libur umum untuk Eid, yang menandai akhir dari bulan suci Ramadhan, sama halnya dengan hari-hari khusus untuk agama lain, sebuah laporan media mengatakan.
Ketua Imam untuk Hong Kong, Mufti Muhammad Arshad, ingin hari raya Idul Fitri, yang menandai ahir dari Ramadhan, digolongkan sebagai sebuah hari libur umum resmi sehingga para Muslim dapat menikmati salah satu dari hari penting perayaan mereka seperti halnya agama lain di kota tersebut.
Terdapat 17 hari libur umum untuk menandai perayaan Cina seperti Ching Ming, ketika waktu hari libur tersebut dihabiskan unutk memberihkan makam para leluhur, dan hari libur Kristen termasuk Paskah.
Ramadhan dimulai pada Rabu dan berakhir pada 9 September.
Idul Fitri, yang sering disebut sebagai Eid, adalah hari perayaan Muslim yang menandai akhir dari bulan suci Islam, bulan puasa. Eid adalah bahasa Arab untuk "perayaan", sementara fitri berarti "suci".
Arshad mempercayai bahwa pemerintah seharusnya mendeklarasikan Idul Fitri sebagai sebuah libur umum. "Terdapat perkiraan sekitar 200.000 Muslim yang tinggal di Hong Kong, dan kehidupan sangat baik bagi Muslim di sini," ia mengatakan. "Pada umumnya, kehidupan orang-orang meningkat. Ini adalah sebuah kota yang penuh damai, berkembang, namun akan menjadi baik jika sepanjang Ramadhan kita dapat merayakan Idul Fitri selayaknya komunitas lain merayakan hari-hari keagamaan mereka.
"Di sini, kami tidak mendapatkan hal tersebut di hari Idul Fitri, ketika tiba waktunya akhir dari Ramadhan. Hal itu tidak adil bagi mereka yang beragama Islam yang harus bekerja di seluruh Hong Kong pada saat-saat tersebut, ketika yang lain tidak akan harus pergi kerja di hari penting umat Budha atau hari suci umat Kristen."
Dengan hanya lima Masjid tersebar di seluruh kota, para Muslim terkadang merasa kesulitan untuk pergi ke Masjid, Arshaad juga mengatakan.
"Kami memiliki banyak Muslim yang tinggal di seluruh Hong Kong dan New Territories, namun mereka merasa kesulitan untuk pergi ke sebuah Masjid karena terdapat sangat sedikit di sini. Ini adalah sebuah masalah bagi kami, namun secara keseluruhan Muslim merasa bahagia di Hong Kong." Ia mengatakan.
Lebih dari 2.000 Muslim akan berkumpul di Masjid Kowloon dan Pusat Islam untuk makan setiap malam selama Ramadhan.
Para Muslim menjalani kesempatan tersebut dengan menjauhkan diri dari makan, minum atau merokok dari matahari terbit sampai matahari terbenam. Adapun kelompok yang tidak harus berpuasa adalah anak-anak berusia di bawah 12 tahun, wanita hamil dan mereka yang menyusui bayinya.
Orang-orang yang sakit juga tidak harus berpuasa, namun mereka menggantinya kemudian.
Untuk setiap orang lain, makanan pagi hari, atau sahur, dilakukan sebelum matahari terbit. Ketika matahari tenggelam, mereka dapat membatalkan puasa mereka – biasanya diawali dengan kurma, kemudian dilanjutkan dengan sebuah makanan besar setelah sholat. Makanan tersebut disebut iftar (berbuka puasa).
Ramadhan dapat jatuh dengan waktu yang berbeda setiap tahunnya – musim panas, dingin, semi atau gugur. Hal ini karena Muslim memiliki sebuah kalender bulan, yang berbeda dari kalender Masehi.
Ketika Ramadhan jatuh pada musim dingin, siang hari berlangsung lebih singkat. Hal ini berarti bahwa orang-orang tidak harus berpuasa selama mungkin. Namun ketika Ramadhan terjadi pada Musim panas, sepertinya tahun ini, para Muslim akan menghadapi hari yang panjang dengan tidak ada makanan atau air, sementara bekerja diteriknya matahari.
Idul Fitri bukanlah sebuah hari perayaan yang diakui di bawah pemerintahan Inggris sebelum kembalinya Hongkong kepada kekuasaan China pada tahun 1997. Hal tersebut membedakan dari Singapura, di mana Idul Fitri adalah sebuah hari libur umum sebelum negara tersebut mndapatkan kemerdekaan pada tahun 1965. (ppt/scm/et) www.suaramedia.com