View Full Version
Selasa, 10 Aug 2010

Insiden Langka Bendera Palestina Dalam Pernikahan Yahudi

YERUSALEM (Berita SuaraMedia) – Para tamu di acara pernikahan Yahudi ortodoks di Yerusalem terlibat dalam perkelahian ketika bendera Palestina terlihat berkibar-kibar dalam sebuah insiden langka yang menarik perhatian kelompok Israel yang menentang keberadaan "negara" Yahudi.

Bendera Palestina itu terlihat berkibar di acara pernikahan putra Rabi Moshe Hirsch, mendiang pemimpin Neturei Karta anti-zionis.

Beberapa tamu menari sambil mengibarkan bendera itu dan sang mempelai pria pun bergabung dengan mereka, tapi salah satu tamu marah pada penunjukan dukungan terhadap Palestina tersebut dan bangkit kemudian merebut bendera itu dari mereka.

Tamu-tamu yang pro-Palestina berusaha merebut kembali bendera itu dan adu jotos pun menyusul sampai mereka berhasil mengambil bendera dan melanjutkan tarian.

Neturei Kartai adalah kelompok anti-zionis berbasis di Yerusalem yang menentang keberadaan negara Israel dan menyerukan  untuk pembubarannya secara damai.

Menurut kelompok itu, kaum Yahudi tidak boleh punya negara sendiri sampai kedatangan Mesias, sang juru selamat, dan segala upaya untuk mendirikan negara adalah sebuah pelanggaran atas kehendak Tuhan.

Kelompok tersebut, yang namanya berarti 'Penjaga Kota', juga mengaitkan pengasingan kaum Yahudi dengan dosa yang telah mereka perbuat.

Anggota Neturei Karta diperkirakan berjumlah 5,000, sebagian besar berada di Yerusalam dengan komunitas kecil ada di London dan New York.

Rabi Moshe Hirsch, yang meninggal pada bulan Mei 2010, adalah teman dekat mendiang pemimpin Palestina, Yasser Arafat, dan pernah menjabat sebagai Menteri Urusan Yahudi di kepemerintahannya.

Hirsch sering mengunjungi Arafat ketika dia diasingkan di Ramallah, Israel. Ketika Hirsch meninggal, beberapa pemimpin Palestina ada di antara pelayat yang datang ke rumahnya untuk memberikan penghormatan atas perannya dalam cita-cita Palestina.

Hirsch adalah putra menanti Aharon Katzenelbogen, pendiri Neturei Karta.

Pesan anti-Israel dan anti-Zionisme Neturei Karta juga sampai ke jalanan kota Toronto, AS. Dua minggu terakhir ini, kelompok itu melakukan dua protes di luar gedung apartemen di mana Perwakilan Otoritas Peninggalan Kuno Israel untuk Kanada, Yaen Vered, tinggal.

Vered mengatakan telah menjadi sasaran gangguan oleh anggota Neturei Karta karena menggali situs pemakaman di Ashkelon dan Tel Aviv. Dia mengatakan gangguan itu dimulai dengan panggilan telepon yang dia terima pada tanggal 25 Juni.

"Saya mendapat telepon dari seseorang yang mengidentifikasi dirinya sebagai Friedman dari Bronx yang bertengkar dengan saya tentang makam-makam itu. Setengah jam kemudian saya dapat telepon lain dari seseorang bernama Ya'akov Katz dari Toronto."

Menurut Vered, protes pertama terjadi tanggal 28 Juni. "Salah satu dari mereka datang ke gedung saya dan mengatakan pada resepsionis bahwa dia ingin berbicara dengan saya. Si resepsionis hampir saja membiarkannya naik ke atas tapi sempat menelepon saya di saat-saat terakhir. Saya memintanya  untuk tidak membiarkan pria itu naik dan saya pun turun ke bawah. Ketika saya sampai di lobi saya melihatnya duduk di sana dan dia mulai mendebat saya tentang makam-makam itu. Saya jelaskan seluruh ceritanya tapi dia tidak mau mendengarkan. Saya tawarkan untuk datang ke sinagognya dan menjelaskan semuanya pada komunitas pria tersebut tapi dia bilang tidak perlu karena orang-orang di luar akan berbicara pada saya. Saya bertanya orang-orang yang mana dan dia mengundang saya untuk ke luar dan melihat."

Ketika Vered keluar, dia menemukan lima anggota Neturei Karta yang memegang plakat mulai mendebatnya. Vered segera menghubungi polisi untuk mengusir para pemrotes itu.

Vered mengira sudah berakhir, tapi di malam antara hari Minggu dan Senin dia menerima telepon lain dari seorang wanita di London tentang masalah yang sama. Wanita itu juga menelepon Tom Ungar, presiden Israel Antiquities Authority-Friends di Kanada.

"Sebagian besar dari persoalan ini tidak benar, seperti dukungan oleh IAA terhadap penggalian kuburan di Ashkelon dan Tel Aviv," ujar Vered. "Di Askelon terbukti bahwa kuburan itu milik para penyembah berhala, dan di Tel Aviv penggaliannya dilakukan oleh Universitas Tel Aviv."

Kebanyakan dari pemrotes berasal dari Bronx, tapi beberapa datang dari Montreal. Mereka berbicara dalam bahasa Inggris dan Yiddish. Vered menggambarkan kelompok itu dalam dua jenis orang: mereka yang mau mendengarkan dan mereka yang mendebat apapun yang dikatakan pada mereka. "Mereka mengatakan hal-hal seperti, 'Kau menghancurkan Judaisme, kau bangun negara tanpa ijin dari Tuhan.'" (rin/aby/sl) www.suaramedia.com


latestnews

View Full Version