View Full Version
Kamis, 12 Aug 2010

Ramadhan Bantu Non-Muslim Amerika Pahami Islam

CALIFORNIA (Berita SuaraMedia) – Ketika Kerajaan Dalam Negeri Muslim memulai bulan suci Ramadhan, sebuah ritual harian berpuasa yang merupakan salah satu dari lima tiang agama, mereka juga dengan bersemangat sadar bahwa agama mereka tetap misterius dan kontroverisal bagi banyak warga Amerika.

"Metode berpuasa ini adalah sebuah jalan dan sebuah alat bagi seorang individu untuk mengidentifikasi kembali peranannya di dalam masyarakat dan mengidentifikasi dengan agamanya," Ralp Salmi mengatakan, direktur dari Studi Pusat Islam dan Timur Tengah di Negara Bagian California San Bernardino.

"Tidak seharusnya disalahartikan dengan segala sesuatu yang merupakan kekerasan, dengan bentangan imajinasi apapun."

Ramadhan adalah waktu ketika Muslim diharapkan menjauhkan diri dari makan, minum, merokok dan aktivitas seksual dari matahari terbit sampai matahari tenggelam.

Sementara puasa dilihat oleh para umat Muslim sebagai sebuah waktu untuk menjadi lebih dekat dengan Allah, mereka juga mengakui pentingnya untuk mejangkau sebuah budaya yang sebagian besar buta akan agama terbesar kedua di dunia.

Lima puluh delapan persen dari warga Amerika mengatakan bahwa mereka mengetahui sedikit atau bahkan tidak mengetahui sama sekali tentang Islam, menurut sebuah studi tahun 2007 oleh Pew Forum tentang Agama dan Kehidupan Publik.

Angka tersebut secara nyata tidak berubah dari tahun 2001, menurut para peneliti.

Tingkatan ketidaktahuan pada bagian dari banyak para warga Amerika yang telah menuntun pada protes-protes Masjid di daerah tersebut dan bagian lain dari negara tersebut, Salmi mengatakan.

Para pemrotes di Temecula telah melakukan reli terhadap Pusat Islam pada Masjid 25.000 kaki persegi yang diusulkan di Temecula Valley berdekatan dengan dua Gereja di jalan Nicolas. Rencana untuk sebuah pusat Islam 13 lantai senilai $100 juta dua blok dari tempat serangan 11 September di New York telah memicu kemarahan di beberapa perempatan, dan opurtunisme politik di tempat yang lain, sebagai penguasa konservatif dan liberal telah berusaha untuk menarik nilai dengan pemilihan suara yang terhormat bedasarkan atas masalah tesebut.

Salmi mengatakan bahwa mereka yang memprotes pembangunan Masjid tersebut seharusnya mempertimbangkan untuk mengunjungi atau mengambil kelas-kelas tentang agama tersebut.

"Hal ini sama dengan para idiot yang telah berjalan berbaris di jalan-jalan menentang hak pemilihan para kulit hitam," ia mengatakan.

Para pemimpin Muslim menyarankan bahwa protes tersebut telah menyediakan sebuah kesempatan bagi mereka untuk mendidik publik tentang agama mereka.

Imam Mahmoud Harmoush, pemimpin Pusat Islam Temecula Valley dan seorang dosen di Universitas California San Bernardino, mengatakan cerita rakyat telah berdiri disampingnya selama kontroversi atas Masjid yang ia usulkan, dan ia telah melihat berapa banyak dalam komunitas yang mendukung kerjanya.

"Kami memiliki kata peribahasa dalam bahasa Arab yang jika sesuatu terlihat merugikan, sesuatu tersebut dapat berubah menguntungkan," ia mengatakan. "Hal ini menunjukkan bahwa kami memiliki banyak teman di komunitas dan kami tidak terisolasi seperti yang diharapkan beberpa pihak terhadap kami."

Harmoush mengatakan bahwa orang-orang di Masjidnya menghargai kebebasan mereka untuk beribadah, dan berdoa sepanjang Ramadhan akan ditawarkan untuk melanjutkan kebebasan tersebut.

"Ketidaktoleranan dan ketidaktahuan yang ditunjukkan sebagai bagian dari protes mereka benar-benar tidak-Amerika," ia mengatakan.

Di Fontana, di mana Pusat Islam Ar-Rahman baru-baru ini membuka Masjid sebesar 8.000 kaki persegi di Sierra dan Miller Avenue, Imam Faiz Shah telah menjadi seorang duta yang tak kenal lelah bagi komunitas Muslim.

"Ia telah melakukan beberapa permohonan di banyak pertemuan Dewan Kota," anggota Dewan John Roberts mengatakan. "Kami memiliki sebuah hubungan yang baik."

Roberts mengatakan bahwa ia memahami sensitifitas yang dimiliki beberapa orang terhadap ekstrimisme, namun belum melihat peranan tersebut dimainkan di Fontana.

Shah mengatakan bahwa Pusat Islam tersebut tidak pernah merasa ditunggalkan di kota tersebut.

"Dari pertama kali, kami adalah bagian dari komunitas dan kami diterima dengan begitu banyak rasa hormat," ia mengatakan.

Mohammad Hossain, pendiri dan direktur Pusat Islam Redlands, menjadi tuan rumah sebuah malam untuk komunitas setiap Ramadhan yang mana puasa sehari-hari tersebut dibatalkan dan para penduduk dapat belajar lebih banyak tentang Islam.

Tahun ini, akan diadakan pada 28 Agustus di Pusat Senir Joslyn , di 21 Grant Street.

Hossain mengatakan bahwa Ramadhan mengajarkan kesabaran dan ketundukan kepada Tuhan. Mendidik publik tentang Islam dan Ramadhan tidak pernah menjadi kurang ataupun lebih sulit di beberapa tahun terkahir, ia mengatakan.

"Tidak sulit sama sekali," Hossain mengatakan. "Orang-orang penasaran. Orang-orang tertarik." (ppt/sbs) www.suaramedia.com


latestnews

View Full Version