View Full Version
Jum'at, 13 Aug 2010

Dukung Integrasi Muslim, TV Jerman Siarkan Waktu Sahur Dan Buka

MUNICH (Berita SuaraMedia) – Televisi Jerman saluran RTL2 mengatakan bahwa saluran tersebut meluncurkan sebuah layanan khusus bagi para penonton Muslim selama Ramadhan, membuat mereka mengetahui kapan memulai dan mengakhiri puasa sehari-hari.

Di tengah-tengah perdebatan tanpa akhir tentang integrasi di Jerman, para politisi dan para pengawas yang lainnya biasanya meminta para imigran, yang banyak diantaranya adalah Muslim, melakukan lebih banyak upaya untuk mengadopsi kebiasaan warga Jerman dan lebih banyak hal lainnya.

Sekarang, dalam sebuah contoh yang langka dari sebuah institusi Jerman menjangkau komunitas Muslim, sebuah stasiun televisi swasta yang berbasis di Munich memperkenalkan sebuah layanan publik bagi para penontonnya dengan mengumumkan waktu-waktu berpuasa sepanjang Ramadhan.

Stasiun RTL2 mengumumkan kapan waktu mulai berpuasa dan mengakhiri puasa dengan menempatkan pengumuman tersebut di bagian sudut kanan atas layar televisi.

"Anda bisa menteorikan semua yang Anda suka tentang integrasi, namun kami ingin mengirim sebuah tanda yang jelas," Carsten Molings, pimpinan pemasaran di Saluran tersebut, mengatakan dalam sebuah pernyataan.

"RTL2 membuat program-program bagi semua orang-orang dan para pengikut semua agama. Seperti halnya setiap tahun kita merefleksikan Natal dan Paskah di semua pemrograman kami, kami ingin melakukan hal yang sama untuk Ramadhan."

Muslim menjalani puasa Ramadhan antara matahari terbit dan matahari tenggelam, yang berarti di Eropa tidak ada apapun yang dapat melewati mulut mereka selama sampai 16 jam. RTL2 akan menunjukkan sebuah pesan pada layar televisi pada saat-saat tersebut.

Bulan suci tersebut diharapkan mulai pada Rabu diseluruh dunia atau satu hari sesudahnya, bergantung pada terlihatnya bulan sabit pada malam sebelumnya.

Dewan Pusat Muslim di Jerman (ZMD), mewakili sekitar empat juta Muslim Jerman, menyambut keputusan RTL2.

"Dengan gerakan semacam ini, RTL2 menunjukkan tanggung jawab sosial, sesuatu yang dengan tujuan khusus kami sambut dengan baik,"

"Hal ini menunjukkan betapa suksesnya integrasi di negeri ini," sekretaris jenderal ZMD Aiman Mazyek mengatakan dalam sebuah pernyataan. "Tindakan semacam ini adalah sebuah contoh bagi semua, termasuk stasiun penyiaran besar yang lain."

Perwakilan Kristen Jerman juga mendukung inisiatif tersebut. Reinhard Mawick, juru bicara untuk Gereja Protestan di Jerman, mengatakan kepada kantor berita Spiegel Online bahwa hal semacam ini patut ditiru, bahwa stasiun penyiaran "mengakui keanekaragaman kehidupan beragama di Jerman dan merefleksikannya dalam pemrogramannya."

Sepanjang Ramadhan, bulan kesembilan dari penanggalan Islam, muslim yang taat – dengan pengecualian orang-orang yang melakukan perjalanan, orang sakit dan para wanita hamil – menjauhkan diri dari makan dan minum dari matahari terbit sampai matahari terbenam. Merokok juga tidak diijinkan selama berpuasa. Sebagian besar Muslim yang berpuasa merayakan akhir dari setiap puasa sehari-hari dengan sebuah makanan malam hari dalam jumlah besar yang dikenal dengan iftar.

Menurut sebuah survei tahun 2009, Jerman memiliki antara 3,8 juta dan 4,3 juta Muslim, sekitar 5 persen dari jumlah keseluruhan 82 juta penduduk. Hampir dua pertiga dari Muslim Jerman berasal dari Turki, sementara hanya sedikit diantaranya, kurang dari setengah jumlah Muslim yang tinggal di Jerman memiliki sebuah paspor Jerman. (ppt/tl/sg) www.suaramedia.com


latestnews

View Full Version