PARIS (Berita SuaraMedia) – Di daerah pinggiran utara Aubervillier (utara Paris), pada hari Rabu (11/8), kerumunan orang yang sebagian besar keturunan Arab mengantri di sebuah toko makanan yang memajang berbagai macam produk oriental berdekorasi indah, rempah-rempah, dan gula-gula lezat yang berasal dari tepi Mediterania selatan.
Asma, seorang wanita Tunisia Barat yang modis, berada di antara pelanggan yang menunggu giliran untuk membayar pembelian kurma, frik Chorba, sup istimewa Tunisia, dan malsouka, kulit pastry tipis.
Ibu berusia 31 tahun dari seorang gadis kecil itu sedang mempersiapkan bulan suci Ramadhan dengan memelihara kebiasaan dari tanah airnya meskipun berada di tempat yang jauh.
"Setiap tahun, saya selalu membeli bahan-bahan yang dibutuhkan untuk menghiasi dan menu Ramadhan tradisional seperti yang biasa kami lakukan di negara asal saya untuk mengurangi rasa kesepian dan nostalgia dari suasana Ramadhan yang menyenangkan," ujar Asma pada kantor berita Xinhua.
"Memang benar bahwa kami tinggal di sini jauh dari akar kami tapi kami mempertahankan spesifikasi identitas Arab dan Islam kami. Melihat kerumunan semacam ini selama Ramadhan membuat saya gembira dan merasa seperti berada di tanah air bersama keluarga saya," tambahnya.
Asma adalah satu dari lima juta Muslim yang tinggal di Perancis yang berusaha mengganti siang hari ala Barat dengan suasana khidmat dan tradisional di malam hari di Paris.
Muslim Perancis mulai berpuasa pada hari Rabu seperti kaum Muslim lainnya di seluruh dunia. Mereka menahan diri tidak makan, minum, berhubungan badan mulai dari terbit fajar sampai tenggelamnya matahari selama bulan Ramadhan, salah satu dari pilar-pilar utama dalam agama Islam.
Menurut studi Ifop yang dipublikasikan tahun 2009, 70% dari kaum Muslim di Perancis mengatakan bahwa mereka berpuasa, meningkat dari 60% yang mengaku puasa dua dekade lalu.
"Setiap tahun, kami menyambut Ramadhan dengan kegembiraan karena bulan ini bermanfaat bagi kesehatan jasmani dan rohani kita. Tidak ada masalah dengan melaksanakan masalah tapi satu hal yang buruk adalah bahwa kami jauh dari keluarga, jauh dari negara kami di mana Ramadhan memiliki suasana perayaan yang khusus," ujar Khalid.
Tukang ledeng dari Maroko ini berencana menghabiskan Ramadhan di negara asalnya tapi pendapatan yang berkurang dan biaya perjalanan yang tinggi membuatnya mengurungkan rencana itu.
"Tapi, saya berusaha untuk menciptakan iklim serupa di rumah dengan istri dan teman-teman jika tidak saya akan merasa sedikit frustrasi," tambahnya.
Rantai distribusi utama Perancis lebih fokus untuk menyediakan daging halal yang menghormati ritual penyembelihan hewan, makanan yang berbahan non-alkohol dan bahan-bahan makanan khas Arab untuk memuaskan kebutuhan konsumen yang memberikan pemasukan sebesar 4.5 milyar euro, menurut Ifop.
"Itu membuat saya senang untuk melihat barang-barang itu yang tidak pernah saya kira bisa saya temukan di sini. Bahkan, saya merasakan suasana Ramadhan dan tradisi meriah mempersiapkan bulan suci ini di supermarket. Kami pernah berhenti melakukan tradisi ini dan kami merindukan perasaan ini," ujar Narjes, seorang pengambil pesanan berusia 32 tahun.
Populasi Muslim Perancis yang begitu besar juga menjadi bisnis besar bagi produsen daging halal dan bulan Ramadhan menarik pemasaran yang inovatif dan agresif.
Distributor makanan halal Isla Delice meluncurkan poster iklan makanan halal di papan iklan pada tanggal 10 Agustus. Papan iklan itu akan tampak kosong pada siang hari dan pada malam hari posternya akan berubah menjadi penuh dengan makanan lezat tradisional Muslim.
Slogan dalam iklan Isla Delice itu berbunyi "Fièrement halal" ("Bangga menjadi halal"). Sekitar 6,000 papan iklan lain yang mempromosikan produk daging mereka telah dipasang di seluruh Perancis sejak tanggal 2 Agustus.
Perusahaan itu diperkirakan telah menghabiskan setidaknya 300,000 euro untuk kampanye tersebut. Tapi mereka bukan satu-satunya pemain dalam pasar Muslim Perancis yang kompetitif.
Halal adalah industri besar di Perancis, bernilai sekitar 5.5 milyar euro di tahun 2010 dan tumbuh 15% tiap tahunnya. Setidaknya 90% dari lima juta Muslim Perancis mengkonsumsi makanan halal. Dan seperti yang ditunjukkan oleh Isla Delice, para pemasar mengerahkan usahanya habis-habisan. (rin/pp/f24) www.suaramedia.com