View Full Version
Jum'at, 13 Aug 2010

Tak Ada Masjid, Muslim Italia Sholat Di Tenda Putih Gereja

GALLARATE, ITALIA (Berita SuaraMedia) – Umat Muslim di kota bagian utara Italia, Gallarate telah ditawarkan sebuah tenda putih di tempat parkir mobil Gereja lokal yang mana untuk menjalani Ramadhan. Bulan suci tersebut mulai lebih awal pada Rabu dan berakhir pada 10 September.

Sebanyak 7.000 umat Muslim Gallarate telah berjuang untuk pembangunan sebuah Masjid sejak tahun 2005, setelah dewan lokal menutup beberapa balai untuk sholat atas dasar kebersihan dan keamanan.

"Saya senang Gereja membantu lagi, namun dengan menyesal, kami telah ditolak untuk sebuah Masjid yang layak sela,a bertahun-tahun," pemimpin Muslim lokal Hamid Khartaoui mengatakan.

Ini adalah tahun ketiga berturut-turut Gereja tersebut telah menyediakan sebuah lokasi bagi Muslim untuk menAndai Ramadhan, mengklaim bahwa gereja tersebut mengharap tAnda-tAnda yang akan memajukan dialog antara agama dan kebudayaan.

"Muslim lokal menanyakan kami apakah kami dapat menyediakan mereka dengan sebuah tempat untuk melaksanakan shholat dan hal itu terlihat benar bagi saya bahwa mereka yang ingin berdoa seharusnya memiliki sebuah tempat untuk melakukannya," pendeta Gereja Nazarene Gallarate, Franco Carnvali mengatakan.

"Tidak ada masalah tahun lalu, dan jadi kami memutuskan untuk memiberikan bantuan sekali lagi," Carnevali menambahkan.

Beberapa pemimpin Muslim mengatakan bahwa kurangnya sebuah Masjid melanggar hak mereka untuk kebebasan melakukan ibadah di empat suci dalam undang-undang Italia.

Muslim telah melakukan beberapa protes di luar balai kota Gallarate di atas kurangnya tempat-tempat ibadah non-Kristen di kota tersebut.

Deputi walikota Gallarate Paolo Caravati dikutip oleh kantor berita Sky News sepeti yang dikatakan, sebuah rencana pengembangan lokal diungkap pada September "tidak memutuskan" kemungkinan sebuah Masjid.

Italia adalah rumah bagi sekitar satu juta dan 200 ribu Muslim berdatangan dari negara-negara yang berbeda, seperti Algeria, Tunisia, Mesir, Senegal, Turki, negara-negara Asia Tenggara dan daerah Balkan.

Sepanjang bulan puasa, daerah-daerah populer di Italia bagian Barat telah terlihat lebih seperti tempat di luar Eropa, menurut kosresponden kantor berita IslamOnline.net.

Masjid Al-Huda, yang dikenal sebagai pusat kebudayaan Islam, adalah salah satu dari sembilan Masjid yang dibagun di ibu kota Italia, Roma.

Masjid tersebut memberikan tempat tidak kurang bagi 400 Muslim yang datang untuk melaksanakan sholat Tarawih.

Terlihatnya para wanita Muslim berjilbab pergi ke Masjid untuk sholat atau pergi ke toko-toko ketimuran, juga telah menjadi biasa di kota-kota Italia dan kota kecil lainnya pada Ramadhan.

"Masjid tersebut dibangun pada tahun 1994 di daerah populer ini, bagaimanapun juga, Masjid tersebut sangat sederhana unutk membuat menjadi lebih dekat dengan orang-orang di daerah tersebut. Muslim dan orang-orang Arab  tidak lagi menghadapi kekerasan dari yang lain," Samir Al-Khaledi, imam Masjid tersebut mengatakan kepada kantor berita IslamOnline.net.

Di kota Milan, sekitar 80.000 umat Muslim menerima bulan puasa dengan perasan kebulatan tekad untuk menantang praktik-praktik rasis terhadap mereka, terutama dari kekuatan sayap kanan Italia.

Atas aliran Muslim semacam itu, empat pusat Isla, di kota tersebut tidak menemukan cukup tempat untuk menerima para jemaah yang ingin melaksanakan sholat tarawih.

"Perluasan dalam membangun balai untuk sholat di Milan bukanlah sebuah tugas yang mudah karena sangat sulit unutk menemukan tempat-tempat yang lebih luas," Abdul Wahab Checharellu, deputi pimpinan persatuan organisasi Islam di Italia, mengatakan.

"Ketika mereka mengetahui tempatnya akan digunakan oleh sebuah pusat Islam atau digunakan untuk melaksanakan sholat, pemilik balai tersebut menolak untuk menyewakan tempatnya. Ini adalah sebuah hasil yang normal dari beberapa kampanye media Italia terhadap Islam dan Muslim. (ppt/ak/tj) www.suaramedia.com


latestnews

View Full Version