SRINAGAR (Berita SuaraMedia) – Seorang polisi Muslim yang melemparkan sepatu ke arah kepala menteri Kashmir India, Omar Abdullah, dipuji sebagai pahlawan pada hari Senin (16/8), dengan ribuan orang berkunjung ke desa asalnya untuk memberikan ucapan selamat pada keluarga polisi tersebut.
Setiap koran besar India memasang foto sepatu Abdul Ahad Jan melayang di atas kepala Abdullah di halaman depan, saat sang menteri berbicara dalam sebuah acara peringatan hari kemerdekaan India pada hari Minggu (15/8) di ibukota musim panas Kashmir, Srinagar.
'Rudal' buatan sendiri itu gagal mengenai sasaran dan Jan, yang meneriakkan slogan "Kami ingin kebebasan" dan mengibarkan bendera hitam – simbol separatisme Kashmir – segera ditundukkan oleh para pengawal.
Insiden itu segera tertangkap kamera televisi secara langsung dan mendorong ribuan orang pergi ke desa asal Jan di Ajas, sekitar 40 kilometer sebelah utara Srinagar.
Saksi mata mengatakan bahwa kaum wanita menaburi istri Jan, Bega Jan, dengan bunga, mencium dan memeluknya, sementara lainnya memukuli gendang di luar rumah dan kerumunan itu meneriakkan "Hidup Ahad Jan."
"Apa yang telah dilakukannya tidak bisa dipercaya. Dia telah membuat kami bangga. Itu adalah manifestasi dari kemarahan setiap warga Kashmir," ujar Merhaj-u-Din, seorang kontraktor dan bagian dari kerumunan di Ajas.
Perayaan yang bernuansa anti-India itu dimulai pada hari Minggu dan berlangsung semalaman hingga Senin menjelang.
Dua bulan terakhir terjadi kekerasan paling buruk di Lembah Kashmir dalam dua tahun terakhir.
Para pemrotes bersenjatakan lemparan batu yang memprotes penguasa India bentrok dengan polisi di dekat basis harian Srinagar dan kota-kota lainnya.
Hampir 60 pemrotes dan pendukung telah terbunuh, kebanyakan dari mereka adalah para pemuda atau remaja yang ditembak mati oleh polisi.
Kepala menteri Abdullah, yang memimpin Konferensi Nasional, partai pro-India terdepan di Kashmir, berusaha menertawakan insiden tersebut.
"Melemparkan sepatu masih lebih baik daripada melemparkan batu," ujarnya di depan kerumunan reli hari kemerdekaan.
Abdullah sedang berada di bawah tekanan besar karena penanganannya terhadap kerusuhan baru-baru ini, dengan banyaknya kaum Muslim yang menyalahkan dirinya untuk apa yang menurut mereka sebagai respon berlebihan polisi terhadap unjuk rasa.
Jan tetap ditahan dan polisi segera mengeluarkan sebuah pernyataan yang mempertanyakan keadaan mentalnya.
"Dia secara mental tidak sehat dan kini menghadapi tuntutan kasus kriminal. Dia sudah diskors untuk kegiatan pelanggaran hukumnya," bunyi penyataan itu.
Keluarga Jan membantah versi polisi.
"Dia secara mental sehat. Tapi dia terganggu dengan pembunuhan baru-baru ini terhadap warga sipil. Dia selalu melawan ketidakadilan," ujar Azad Jan, kerabatnya.
Nama Jan juga selalu dibicarakan oleh para pendukung di Srinagar.
"Saya menghormati keberaniannya melemparkan sepatu ke orang yang bertanggung jawab atas pembunuhan terhadap 50 orang lebih. Ahad Jan adalah pahlawan kami," ujar Abdul Majid, seorang konsumen.
"Fotonya seharusnya ada di uang kertas resmi jika kami sudah bebas nanti," ujarnya.
Abdul Jan diberitakan dibawa ke rumah sakit sesaat setelah penahanannya karena tekanan darah yang meningkat.
Sejak bulan Juni, penduduk Kashmir memprotes fakta bahwa mereka harus mengalami pendudukan India
yang brutal, opresif, dan tidak adil selama lebih dari 60 tahun.
Pasukan keamanan India merespon dengan memberlakukan jam malam ketat di sebagian besar lembah Kashmir, memasang kawat berduri, dan mendirikan barikade untuk menghadang akses ke pusat kota, dan membunuh 57 orang hanya karena memprotes pendudukan asing. Otoritas India telah menskors 15 personel polisi karena kurangnya keamanan dalam upacara peringatan tersebut. (rin/ta/yh/ibn/av) www.suaramedia.com