View Full Version
Rabu, 18 Aug 2010

Tak Ada Tempat Bagi Muslim Yang Meninggal di Jepang

TOKYO (Berita SuaraMedia) – Pemakaman Islam di Koshu, prefektur Yamanashi, sebelah barat Tokyo, hampir penuh. Tidak akan ada lagi lahan kuburan yang tersedia untuk siapa pun dalam beberapa tahun ke depan. Ini adalah satu dari hanya tiga lokasi di Jepang di mana kaum Muslim bisa menguburkan saudara mereka yang meninggal.

Asosiasi Muslim Jepang dan Islamic Center Jepang, sebuah organisasi saling membantu untuk kaum Muslim yang berbasis di Tokyo, mencari tempat di seluruh penjuru negeri di mana jenazah kaum Muslim bisa dikuburkan. Permintaan mereka kebanyakan ditolak oleh pengurus pemakaman.

Terlepas dari upaya mereka, kedua organisasi Muslim ini akhirnya hanya menemukan tiga lokasi di mana jasad kaum Muslim bisa dikuburkan tanpa dikremasi. Ketiganya adalah pemakaman Islam di Koshu yang sudah hampir penuh, dan dua lokasi lain di Kobe dan Yoichicho.

Salimur Rahman Khan, 54, seorang misionaris Islam direktur Islamic Center Jepang dan pengajar di Universitas Chuo, mengatakan, "Jumlah kaum Muslim di Jepang diperkirakan sekitar 100,000 jiwa, dan jumlah itu kemungkinan besar akan meningkat di masa depan. Kaum Muslim dengan kewarganegaraan Jepang tidak akan memiliki tempat untuk beristirahat setelah meninggal."

Masalahnya muncul karena prinsip-prinsip Islam menentukan agar Muslim yang telah meninggal dikubur tanpa dikremasi, sementara norma di Jepang adalah kremasi sebelum penguburan. Meskipun hukum nasional tidak melarang penguburan tanpa kremasi, banyak pemerintah setempat di Jepang – termasuk Tokyo, Osaka, dan Nagoya – mengutip alasan sanitasi dalam melarang praktik itu melalui tata cara dan bentuk peraturan lainnya.

Pemakaman Islam di Koshu terletak di Monjuin, sebuah kuil Budha milik sekte Sotoshu. Kuil itu telah menyisihkan lahan pemakaman seluas 4,800 meter persegi khusus untuk kaum Muslim, di mana terdapat sekitar 120 kuburan Muslim. Lahan itu dikelola oleh Asosiasi Muslim Jepang.

Semua kuburan itu mengakomodasi jenazah-jenazah yang tidak dikremasi, dan di beberapa batu nisan nama mendiang diukir dalam bahasa Arab. Mereka yang dikubur di pemakaman itu adalah kaum Muslim dari Pakistan, Arab Saudi, dan negara-negara Timur Tengah lain yang tinggal di Tokyo dan prefektur Yamanashi serta kawasan Tohoku dan Kyushu. Jasad orang Jepang yang masuk Islam juga dikubur di sana.

Lokasi kedua yang mengijinkan penguburan non-kremasi ada di Kobe. Namun, pemakaman Kobe dikelola oleh pemerintah kota dan hanya mengijinkan warga kota yang dikubur di sana. Pemakaman ketiga di Yoichicho terletak di bagian terpencil dari Hokkaido, membuatnya menjadi tidak nyaman bagi keluarga untuk mengunjungi makam.

Karena itu, banyak kaum Muslim yang memilih pemakaman Islam di Koshu, prefektur Yamanashi, sebelah barat Tokyo. Namun, Kazuhiko Furuya, 44, kepala biksu Monjuin, mengatakan bahwa pemakamannya akan penuh dalam beberapa tahun ke depan.

"Sejumlah penduduk setempat mengatakan bahwa penguburan tanpa kremasi membuat mereka takut dan mereka pun menentang praktik itu. Kondisi semacam ini menyulitkan untuk membangun pemakaman baru bagi kaum Muslim," ujarnya.

Dari sekitar 100,000 Muslim di Jepang, 90% di antaranya adalah warga asing pria yang berasal terutama dari Indonesia, Pakistan, Iran, dan Bangladesh, 10%-nya warga Jepang. Banyak dari Muslim Jepang adalah wanita yang masuk Islam melalui pernikahan dengan pria Muslim.

Kekhawatiran meningkat di kalangan Muslim untuk tempat peristirahatan terakhir di Jepang.

Tahun 2006, seorang Muslim pria di Sapporo meninggal, meninggalkan istri dan tiga anak yang masih kecil. Teman-teman Muslimnya mengumpulkan sumbangan untuk menguburkan jasadnya. Mereka berhasil memperoleh ijin dari sebuah pemakaman di Yoichicho, Hokkaido.

Di tahun yang sama, sepasang Musim membawa janin mereka yang keguguran dari prefektur Fukuoka untuk menguburkan jasadnya di pemakaman yang sama. Pasangan itu menangis setelah menerima bantuan, ujar orang-orang yang terlibat dalam pemakaman. (rin/it/yi) www.suaramedia.com


latestnews

View Full Version