TRIPOLI, LIBANON (Berita SuaraMedia) - Penyelenggara kapal bantuan Libanon khusus perempuan yang berencana untuk memecahkan blokade Gaza mengumumkan bahwa mereka akan berlayar ke Siprus sebagai tujuan pertama perjalanan mereka akhir pekan ini.
"Kapal Mariam akan berangkat menuju Siprus pada hari Minggu pukul 10 malam (19.00 GMT) dari pelabuhan Tripoli" di Libanon utara, penyelenggara Samar al-Hajj mengatakan kepada wartawan di luar pelabuhan.
The Mariam, sebuah kapal kargo berbendera Bolivia awalnya bernama Junia Star, berencana untuk membawa bantuan ke Gaza dalam upaya untuk mematahkan blokade selama empat-tahun di Gaza dengan 50 aktivis wanita Libanon dan luar Libanon di atas kapal, termasuk bintang pop lokal.
Israel datang di bawah kecaman internasional atas serangan mematikan pada tanggal 31 Mei terhadap armada yang terdiri darienam kapal bantuan menuju wilayah Palestina ketika sembilan aktivis Turki ditembak mati oleh pasukan Israel dalam bentrokan di atas kapal.
The Mariam, yang dinamai demikian untuk menghormati Sang Perawan Maria, akan memerlukan otorisasi Siprus untuk berangkat ke Gaza dari pantainya, tetapi para pejabat di Siprus mengatakan pulau itu menempatkan larangan berlayar bagi kapal yang akan berangkat ke Gaza.
"Duta besar Siprus ke Libanon berusaha meyakinkan kita untuk tidak pergi dan kembali menegaskan bahwa negaranya tidak akan memberikan kita otorisasi untuk berlayar ke Gaza," kata Hajj kepada AFP.
"Tapi kami bersikeras," tambahnya. "Kami tidak memiliki senjata dan kami akan pergi ke Gaza."
Para pejabat Israel telah memperingatkan wilayah Yahudi itu akan mencegat kapal yang mencoba untuk mendekati pantai Gaza, yang dijalankan oleh gerakan Islam Hamas.
PBB mengatakan bahwa kelompok-kelompok yang ingin memberikan bantuan ke Gaza harus mengirimkannya melalui perjalanan darat.
"Naji al-Ali," kapal Libanon lain yang diatur oleh wartawan dan awalnya bernama Julia, juga mengumumkan akan berlayar ke Gaza melalui Siprus tetapi belum mendapatkan izin dari pihak berwenang Libanon.
Yasser Qashlaq, salah satu penyelenggara, mengatakan bahwa tujuan mereka “adalah untuk mematahkan blokade di Gaza," kata Qashlaq, menambahkan bahwa Mariam akan membawa sekitar 60 perempuan Libanon, AS dan Eropa, serta obat kanker. Naji al-Ali akan membawa peralatan medis termasuk mesin dialisis.
"Kami akan berlayar ke Siprus dan dari sana kita akan menuju Palestina," katanya. "Kami telah menerima izin dari pihak berwenang Libanon."
Dia tidak mengatakan kapan kapal akan meninggalkan Siprus menuju Gaza.
Israel, yang melonggarkan blokade Gaza sebagai tanggapan terhadap kecaman internasional yan inten atas serangan mereka ke kapal Mavi Marmara, mengatakan merek memiliki hak untuk "menggunakan segala cara yang diperlukan" untuk melarang kapal Libanon mencapai Gaza.
Duta Besar Israel untuk PBB mengatakan bulan lalu bahwa kapal bisa saja "membawa senjata atau individu dengan niat provokatif dan konfrontatif." Tuduhan tersebut ditepis Qashlaq.
"Setiap operasi Israel terhadap kapal akan dianggap sebagai tindakan pembajakan," katanya. "Saya tidak berpikir musuh (Israel) akan mengulangi tindakan bodoh yang dilakukannya."
Pejabat PBB mendesak negara-negara lain untuk tidak berusaha memecahkan blokade angkatan laut Israel dan mendesak semua pihak untuk menahan diri.
Bulan lalu kapal bantuan carteran Libya menuju Gaza dialihkan ke pelabuahn Mesir dan pengiriman yang dikirim ke Gaza melalui jalan darat.
Sampai saat ini, Libanon dan Israel masih secara teknis berperang dan tidak memiliki hubungan diplomatik atau maritim. (iw/afp/reu) www.suaramedia.com