KAIRO (Berita SuaraMedia) – Pemadaman listrik dan air, meroketnya harga-harga, panas yang terik, dan kecemasan terhadap pasokan gandum negara menimbulkan rasa frustrasi di Mesir dalam bulan suci Ramadhan ini.
Para penduduk desa yang marah menutup jalan tol di governorat Fayoum sebagai protes atas pemadaman listrik minggu lalu. Polisi diterjunkan untuk meredakan demonstrasi tapi masalah krisis listrik belum diselesaikan.
Di tempat lain, seorang pria muda dengan penyakit jantung dilaporkan telah meninggal di tengah kerumunan orang yang saling berdesak-desakan untuk membeli roti. Koran independen menyebutnya sebagai korban pertama antrian roti di bulan Ramadhan.
Protes terjadi di seluruh penjuru Mesir, biasanya mengenai pemadaman listrik atau air.
Dan dengan tiga bulan menjelang pemilu parlemen, Partai Demokrat Nasional (NDP) penguasa dilaporkan malu akibat ambruknya layanan penting.
Satu alasan untuk problem tersebut adalah meningkatnya permintaan untuk listrik di malam hari selama bulan Ramadhan, sementara yang lainnya adalah infrastuktur yang tua dan ketinggalan jaman. Harga-harga juga melonjak karena meningkatnya konsumsi di bulan Ramadhan.
Koran-koran melapor kenaikan harga gula, beras, dan sayuran. Di beberapa tempat, kenakan itu bisa sampal 30,000. Daging sapi dan unggas naik lebih tinggi lagi.
"Semuanya naik – daging sapi, daging unggas, sayur-mayur, ikan, makaroni, tapi pendapatan tidak berubah," ujar Hekmat Suad, seorang pegawai pemerintah.
"Karyawan harus meminjam uang keluarga dan teman-teman," ujarnya menambahkan.
Kamal Salem, seorang supir, mengatakan, "Sekarang ada antrian untuk semuanya, baik itu daging maupun roti," ujarnya menujuk pada antrian di luar asosiasi pemerintah di mana produk dengan harga yang lebih murah dijual.
Sebuah keputusan baru-baru ini di Rusia untuk menghentikan ekspor gandum telah meningkatkan pula kecemasan Mesir, importir gandung terbesar di dunia.
Rusia, eksportir gandum terbesar ketiga di dunia, mengatakan akan melarang ekspor benih mulai tanggal 15 Agustus sampai 31 Desember untuk menjaga agar harga tetap lebih murah di tengah kekeringan terburuk yang menimpa negara ini selama puluhan tahun.
Pejabat pemerintah Mesir mengatakan bahwa mereka telah mengendalikan situasinya.
Menteri Perdagangan Rashid Mohammed Rashid mengatakan ada pasokan gandum dalam jumlah yang cukup untuk membuat roti selama empat bulan, sebuah sumber nutrisi yang penting di negara di mana 40% penduduknya berpenghasilan kurang dari dua dolar sehari.
Dalam jangka yang lebih panjang, kementerian listrik telah berjanji akan membangun pembangkit listrik baru dan pemerintah juga telah membicarakan rencana untuk membangun reaktor nuklir di pantai Mediterania di sebelah barat.
Tapi untuk saat ini, kementerian menyerukan rakyat Mesir untuk menghemat listrik dan mengurangi nyala lampu yang menerangi rumah dan bangunan selama Ramadhan.
Tiga bulan menjelang pemilu parlemen di bulan November, NDP dilaporkan semakin tidak puas dengan kinerja pemerintah.
Surat kabar independen Shorouk melaporkan bahwa krisis listrik dan tuduh-menuduh antara kementerian minyak dan listrik tentang siapa yang bertanggung jawab telah membuat malu partai penguasa.
Terdapat juga protes baru menentang kesepakatan gas yang menyuplai Israel dengan perkiraan sepertiga dari konsumsi gas alamnya, dengan beberapa mengaitkan pemadaman listrik dengan krisis gas.
Israel dan Mesir menandatangani kesepakatan damai di tahun 1979 tapi hubungan antara kedua negara bisa menegang di saat-saat tertentu.
Menteri minyak Sameh Fahmi menyalahkan tingginya temperatur udara untuk kesulitan dalam memompa gas alam ke pembangkit listrik. (rin/meo) www.suaramedia.com