QATAR (Berita SuaraMedia) – Sutradara film "The Lord of The Rings" dan trilogi "The Matrix", Barrie Osborne berencana untuk memproduksi apa yang ia sebut dengan film epik yang akan mendidik orang-orang tentang arti sebenarnya dari Islam dalam sebuah upaya untuk 'menjembatani celah kebudayaan'.
Pembuat film peraih piala Oscar tersebut merencanakan untuk memulai misinya yang paling menantang memproduseri sebuah biopik dari Nabi Muhammad. Film tersebut yang dianggarkan $150 juta diharapkan dimulai pada tahun 2011, menurut perusahaan media Qatar Alnoor Holdings yang juga menyatakan bahwa film tersebut akan menampilkan aktor Muslim yang menggunakan bahasa Inggris.
"Saya terinspirasi oleh kesempatan ini untuk membawa sebuah epik yang menghibur kepada dunia dan saya senang atas kesempatan untuk mengispirasi dan mencerahkan dengan membawakan cerita dari salah seorang tokoh terbesar dalam sejarah kepada para penonton di seluruh dunia," sutradara Hollywood tersebut mengatakan.
Menurut sumber perusahaan Alnoor Holdings, "Ulama Sunni dari Qatar, Sheikh Yusuf Qaradawi, yang juga adalah pimpinan dari Asosiasi Cendikiawan Muslim, akan mempimpin penelitian dan bertindak sebagai konsultan teknis pada proyek tersebut."
Merupakan suatu hal yang rumit dalam memproduseri sebuah biopik tentang Nabi Muhammad, yang mana banyak Muslim mempercayai bahwa hukum Islam melarang penggambaran visual dari Nabi Muhammad dalam media apapun. Jadi, membuat sebuah film tanpa menunjukkan Nabi Muhammad adalah sebuah tantangan yang besar.
Pada hal yang serupa, produser peraih piala Oscar Zoghbi mempublikasikan maksud-maksud untuk memproduksi sebuah film yang berjudul The Messenger of Peace sebuah besutan ulang dari film The Messenger yang menyebabkan kontroversi pada tahun 1976 yang memicu sebuah kepungan fatal oleh para pemrotes di Washington DC.
Film tersebut adalah film yang paling kontroversial pada tahun 70-an: sebuah biopik bebahasa Inggris dari Nabi Muhammad yang dimodali oleh Gadafy dan berlanjut memicu sebuah kepungan yang fatal sebelum penayangan perdananya di AS. Dan pada tahun 2008, film tersebut kembali dengan besutan ulang ala Hollywood abad ke-21.
Zoghbi, yang mengerjakan versi asli dari The Messenger, mengumumkan bahwa versi baru dari film tersebut – bertajuk The Messenger of Peace – ditulis oleh Ramzi Thomas dan difilmkan di lokasi sekitar kota suci Mekkah dan Madinah. "Kami hanya sepenuhnya memiliki rasa hormat untuk film asli tersebut, namun teknologi di bidang sinema telah berkembang sejak tahun 1970," Zoghbi mengatakan dalam sebuah pernyataan. "Proyek terakhir tersebut menggunakan teknik film modern dalam pembaruan pesan-pesan inti dari film tersebut."
Disutradarai pada tahun 1976 oleh almarhum Moustapha Akkad, The Message dibintangi oleh Anthony Quinn sebagai seorang pengikut Nabi Muhammad dan film tersebut didanai oleh pemimpin Libya, Muammar Gaddafy. Sehubungan dengan ketentuan Muslim yang melarang penggambaran visual apapun, Nabi Muhammad tidak pernah terlihat atau terdengar dalam film tersebut. Malahan, Akkad memilih untuk menunjukkan kehadirannya dengan musik organ ringan dan kadang-kadang membingkai film tersebut dari sudut pandang Nabi Muhammad ketika ia mengamati tindakan pengikutnya. Dua versi gambar diambil – satu dalam bahasa Arab dan yang lain dalam bahasa Inggris.
Tidak jauh berbeda dari tujuan produser Osborne, pada waktu itu, sutradara film The Message, versi pertama, Akkad mengklaim bahwa ia membuat The Message karena ia ingin menjelaskan ajaran Islam kepada penonton di negara-negara Barat, saya merasa bahwa ini adalah kewajiban saya, tugas saya, untuk menceritakan kebenaran tentang Islam," ia mengatakan. "Islam adalah sebuah agama yang memiliki pengikut jutaan orang, namun masih begitu sedikit dikenal, hal ini yang mengejutkan saya. Saya berpikir bahwa saya harus menceritakan cerita yang membawa jembatan ini, celah ini kepada barat."
Versi pertma film tersebut memicu kontroversi di AS ketika digosipkan bahwa Quinn, dalam The Messenger membintangi sebagai Nabi Muhammad.
Menurut Akkad, "Prospek film box-office Amerika tidak pernah sama sekali pulih dari kontroversi yang tidak menguntungkan."
Akkad dan putrinya terbunuh dalam sebuah serangan di hotel mewah di ibu kota Yordania, Amman pada tahun 2005. (ppt/ikh/ig/gd) www.suaramedia.com