View Full Version
Rabu, 25 Aug 2010

Pengrusakan Musholla Perketat Ketegangan Etnis Malaysia

KUALA LUMPUR (Berita SuaraMedia) – Sebuah balai tempat Muslim sholat di Malaysia dirusak dengan sengaja pada awal pekan ini, polisi mengatakan, pada kejadian pertama sejak sejumlah besar serangan di tempat-tempat peribadatan awal tahun ini yang memperketat ketegangan etnis. Polisi Malaysia juga mengatakan pada Selasa waktu setempat (24/8) bahwa pihaknya telah menahan empat remaja karena dengan sengaja merusak sebuah balai tempat sholat Muslim.

Tujuh Gereja dan dua balai tempat sholat Muslim dibombardir dengan Molotov berisikan koktail minuman beralkohol, batu dan cat pada Januari lalu dalam serangkaian insiden atas perdebatan penggunaan kata "Allah" sebagai terjemahan untuk kata "Tuhan".

Pada kejadian hari Senin tersebut, cat berwarna merah dilemparkan pada tembok dan jendela sebuah balai tempat sholat di pusat negara bagian Negri sembilan, menyebabkan sedikit kerusakan pada bangunan tersebut, pimpinan polisi negara bagian Osman Salleh mengatakan kepada kantor berita AFP.

"Kami telah menahan empat orang untuk mempermudah penyelidikan. Mereka berusia di antara 16 dan 18 tahun, dan mereka telah ditahan sambil menunggu persidangan selama empat hari," Salleh mengatakan kepada kantor berita AFP.

Ia mengatakan bahwa keempatnya berasal dari etnik China dan sedang diinvestigasi di bawah undang-undang yang melarang pencemaran tempat-tempat peribadatan dan membawa sebuah hukuman maksimum dua tahun penjara.

"Kami masih menginvestigasi motif di balik kejadian tersebut," ia mengatakan, menambahkan bahwa kejadian tersebut kemungkinan hanya menjadi sebuah kasus pengrusakan oleh "anak-anak nakal".

"Kemungkinan tidak secara keagamaan atau secara politik terhubung. Saya ingin masyarakat tetap tenang dan untuk tidak bereaksi secara emosional berlebihan terhadap kejadian ini," Osman mengatakan.

Lesgislator oposisi yang mengunjungi tempat kejadian mengutuk serangan tersebut, dan mengatakan mereka berharap hal ini tidak menyebabkan masalah di daerah tersebut, yang memiliki sebuah campuran dari Melayu begitu juga dengan etnik minoritas China dan India.

"Kami berharap hal ini tidak akan menciptakan ketegangan apapun di antara komunitas. Ini adalah sesuatu yang kami khawatirkan," pimpinan oposisi negara bagian Anthony Loke dari Partai Tindakan Demokratik, mengatakan.

"Kami berharap serangan tersebut dapat dikendalikan dengan segera," Loke menambahkan. Agama dan bahasa adalah masalah yang serius di malaysia yang multikultural, yang dulunya dihantam dengan kekacauan mematikan pada tahun 1969.

60 persen dari 28 juta jumlah penduduk keseluruhan adalah Muslim Melayu, hidup berdampingan dengan sejumlah besar komunitas etnik China dan India.

Dua bersaudara awal bulan ini didakwa lima tahun penjara karena menyerang sebuah Gereja di daerah pinggiran kota Kuala Lumpur, yang turut menjadi target dalam sejumlah besar serangan yang mengejutkan negara tersebut sejak Januari lalu.

Masalah tersebut pecah setelah sebuah pengadilan menggulingkan sebuah larangan pada non-Muslim Melayu menggunakan istilah "Allah" untuk kata "Tuhan".

Pemerintah berpendapat bahwa penggunaan kata tersebut oleh umat Kristen, yang membentuk sembilan persen dari jumlah penduduk, dapat menyebabkan kebingungan dan mendorong konversi keagamaan, yang merupakan ilegal bagi umat Muslim Malaysia. (ppt/st/yh) www.suaramedia.com


latestnews

View Full Version