View Full Version
Selasa, 31 Aug 2010

Umat Muslim Bersatu Bangkitkan Pakistan Dari Malapetaka

ISLAMABAD (Berita SuaraMedia) – Negara-negara Muslim, organisasi dan individu Muslim telah mengumpulkan hampir $ 1 milyar uang tunai dan pasokan bantuan untuk membantu Pakistan sebagai tanggapan atas malapetaka banjir terburuk dalam sejarah negara tersebut, ketua sebuah kelompok negara-negara Islam mengatakan.

Pengumuman tersebut datang ketika banjir air menggenangi sebuah kota besar di Pakistan dan pihak otoritas berjuang untuk membangun bendungan baru dengan tanah liat dan batu untuk mencegah salah satu kota terbesar daerah tersebut menderita bencana yang sama.

Negara-negara asing telah mengumpulkan ratusan juta dolar untuk membantu Pakistan mengatasi banjir tersebut, yang dimulai dari bulan yang lalu setelah hujan yang sangat lebat. Namun beberapa pejabat telah mengkritisi dunia Muslim karena tidak cukup berkontribusi.

Ekmeleddin Ihsanoglu, ketua 57 negara anggota Organisasi Konferensi Islam (Organization of The Islamic Conference – OIC), berusaha untuk menentang kritik tersebut dengan mengumumkan pada Minggu waktu setempat bahwa umat Muslim telah mengumpulkan hampir $ 1 milyar. Pengumpulan sejumlah uang tersebut darang dari negara-negara Muslim, organisasi non-kepemerintahan, institusi-institusi OIC dan acara-acara penggalangan dana televisi yang diadakan di Arab Saudi, Turki, Kuwait dan Uni Emirat Arab dan Qatar, ia mengatakan.

"Mereka telah menunjukkan bahwa mereka adalah salah satu dari kontributor terbesar yang membatu dalam dua bentuk baik itu uang tunai ataupun bantuan yang lain," Ihasnoglu dari berbagai donatur mengatakan. Ia berbicara selama sebuah konferensi berita gabungan dengan Menteri luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi di Islamabad.

Ihsanoglu tidak menyiapkan sebuah rincian pengumpulan bantuan tersebut atau tidak mengatakan sebaerapa banyak uang yang akan mengalir melalui pemerintah Pakistan dibanding melalui organisasi independen.

Perdana Menteri Pakistan Yousuf Raza Gilani mengkritisi donasi yang dibuat oleh Organisasi Non-Pemerintah dari pada pemerintah Pakistan, mengatakan banyak dari uang tersebut akan tersia-sia.

"Delapan puluh persen dari bantuan tersebut tidak akan datang kepada Anda secara langsung," Gilani mengatakan, merujuk pada warga Pakistan.

"Uang tersebut akan dialirkan lewat Organisasi-organisasi Non-Pemerintah, dan mereka akan memakan setengah dari uang tersebut," ia mengatakan selama sebuah konferensi berita di kampung halamannya Multan.

Banjir tersebut mulai di daerah pegunungan barat laut dan telah bergerak perlahan menuruni desa menuju daerah pantai di selatan, membanjiri deretan besar lahan pertanian utama dan merusak atau menghancurkan lebih dari satu juta rumah.

Banjir air melonjak ke daerah kota selatan Sujawal pada Minggu waktu setempat setelah menembus melalui sebuah bendungan di Sungai Indus dua hari lebih awal, Hadi Baksh, seorang pejabat manajemen bencana di provinsi selatan Sindh mengatakan. sebagian besar dari 250.000 penduduk kota tersebut telah mengungsi, namun kerusakan pada rumah-rumah, klinik dan sekolah-sekolah menambah kerusakan merata di seluruh Pakistan.

Pihak otoritas di Sujawal berusaha untuk membatasi kerusakan, namun tingkatan air telah meningkat sampai lima kaki (1,5 meter) di pusat kota dan 10 kaki (3 meter) di sekeliling desa-desa, Anwarul Haq, pejabat tingkat atas di Sujawal, mengatakan.

Banjir tersebut juga mengancam Thatta, sebuah kota bersejarah dengan penduduk 350.000 jiwa yang sebagian besar telah mengungsi ke lahan yang lebih tinggi. Thatta adalah basis dari operasi untuk otoritas lokal berusaha untuk mengatasi sebuah bencana yang telah menghujani pemerintah Pakistan dan rekan-rekan intenasionalnya yang telah melangkah untuk membantu.

Pihak otoritas terburu-buru membangun bendungan pengganti di seluruh jalan yang menghubungkan Sujawal dan Thatta, yang sebagian dari daerah tersebut telah terbanjiri, Baksh mengatakan.

"Kami berusaha untuk membendung jembatan-jembatan di tiga titik berbeda untuk menghentikan aliran air menuju Thatta," Baksh mengatakan. "Kami berusaha semua upaya terbaik kami."

Thatta terletak sekitar 75 mil (125 km) tenggara kota pantai besar Karachi dan 15 mil  di bagian barat laut dari Sujawal.

Banyak orang yang meninggalkan Sujawal dan Thatta menuju Makli, sebuah bukit hanya di sebelah selatan Thatta yang terdiri dari pemakaman besar Muslim.

Sekitar setengah juta korban banjir berkemah di bukit, Baksh mengatakan. Sebagian besar kekurangan bentuk apapun dari penampungan dan mereka sangat membutuhkan makananan dan air.

"Kami tidak memiliki air untuk diminum, tidak juga makanan, tenda-tenda atau fasilitas yang lain," Mohammed Usman, seorang buruh yang meninggalkan Sujawal beberapa hari yang lalu dan membutuhkan air untuk membantunya mengatasi rasa sakit karena batu ginjal.

PBB, angkatan darat Pakistan dan seorang pemandu lokal dan kelompok bantuan intenasional telah menggegaskan bantuan para pekerja, obat-obatan, dan air ke daerah-daerah yang terkena banjir tersebut, namun tidak dapat menjangkau banyak dari 8 juta orang yang membutuhkan bantuan darurat.

AS mengatakan pada Sabtu bahwa pihaknya akan membantu menyebar 18 helikopter tambahan dan tiga  pesawat C-130 di negara tersebut, Kedutan AS mengatakan dalam sebuah pernyataan. (ppt/tz) www.suaramedia.com


latestnews

View Full Version