View Full Version
Selasa, 31 Aug 2010

Dana Keyakinan Agama Italia ''Mendiskriminasi'' Masjid

ROMA (Berita SuaraMedia) – Masjid-Masjid di Italia tidak akan menerima sebuah pembagian pendapatan pajak dari pemerintah Italia yang dialokasikan untuk keyakinan beragama setiap tahunnya. Kuil Hindu dan Budha, Gereja-gereja ortodok Yunani dan Kuil Yahudi akan memenuhi syarat untuk pendanaan tersebut, menurut sebuah rancangan udang-undang yang akan disetujui oleh kabinet Italia pada Mei dan masih harus disetujui oleh parlemen.

Sampai saat ini, pemerintah telah menandai 8 persen dari penghasilan pemasukan pajak untuk mendirikan Gereja-gereja Italia. Mayoritas besar pendanaan tersebut diberikan kepada Gereja Katolik, walaupun mereka berharap para pembayar pajak individual kemungkinan dapat memilih untuk memberikan uang tersebut kepada yayasan amal dan proyek kebuadayaan.

Ketua COREIS, satu-satunya kelompok Muslim terbesar Italia, Yahya Pllavicni, mengatakan ia merasa getir bahwa Islam telah ditolak dari penghasilan pemasukan pajak tersebut.

"Pekerjaan seharusnya dimulai secara legal mengakui Muslim tersebut yang telah bertahun-tahun menunjukkan diri mereka sendiri untuk menjadi rekan yang dapat dipercaya yang bebas dari ideologi fundamentalis," ia mengatakan.

Islam bukanlah sebuah agama yang disebarkan di Italia dan terdapat hanya satu Masjid resmi di negara tersebut, Masjid Agung Roma. Para politisi dari putusan koalisi menyebutkan imam radikal, poligami dan kegagalan untuk mempertahankan hak-hak wanita oleh imigran Muslim sebagai hambatan untuk mengakui Islam sebagai sebuah agama resmi di Italia.

Sampai saat ini, hanya Gereja Katolik, Yahudi dan gereja-gereja lain yang sudah didirikan termasuk gereja Lutheran, Evangelis, Waldensia dan Adventis telah menerima penghasilan pajak dari pemerintah Italia.

Terdapat antara satu juta dan 1,5 juta Muslim di Italia dan 130 Masjid yang terhubung dengan organisasi induk Muslim UCOII di seluruh negara tersebut.

Sebelumnya juga pernah terjadi hal yang serupa ketika Perdana Menteri Silvio Berlusconi ingin membatasi pertumbuhan Islam di pusat Katolik dunia dengan menghalangi pembangunan Masjid melalui peraturan baru yang ketat.

Pendatang Muslim menggunakan Italia sebagai sebuah rute ke dalam Eropa merasakan ketidakpercayaan dari banyak warga Eropa yang memandang agama mereka, dengan banyak proyek untuk Masjid-Masjid dan balai untuk sholat telah dihalangi oleh pihak oposisi penduduk lokal Italia.

Namun jika Liga anti-Imigran Utara menekankan rancangan undang-undangnya melalui parlemen – dimana koalisi Berlusconi mempunyai mayoritas yang kuat – maka Italia segera akan memiliki sebuah undang-undang baru yang secara efektif menghalangi pembangunan Masjid-Masjid baru di banyak tempat di Negara tersebut.

Liga Utara telah "membuat kehidupan menjadi sulit untuk komponen imigran Islam di Italia di setiap arah dan terutama yang berhubungan dengan tempat-tempat peribadatan", presiden Institut Kebudayaan Islam Milan, Abdel Hamid Sha’ari, mengatakan kepada kantor berita Reuters.

Tidak hanya imigran baru atau illegal merasa tidak disambut, namun juga penduduk perumahan Muslim seperti Jihad Amro, yang mengatakan: "Saya telah membayar pajak selama 17 tahun namun masih saja, saya tidak merasa seperti berada di rumah."

"Masih terdapat situasi di mana saya merasa tidak nyamaan atau aneh karena mereka (warga Italia) tidak melihat saya sebagai seseorang yang terintegrasi," Amro, seorang warga Palestina, mengtakan kepada kantor berita Reuters TV di Roma.

Protes anti Muslim dari Liga tersebut sering menjadi berita utama, seperti ketika Roberto Calderoli, yang adalah seorang menteri kabinet, menuntun hewan piaraan babinya pada sebuah tempat usulan Masjid untuk mengotori tanah atau mengenakan sebuah kaos nabi Muhammad, memicu kericuhan di Libya.

Gibelli, penulis rancangan undang-undang tersebut menunggu persetujuan kabinet, mengatakan bahwa Masjid-Masjid menghalangi integrasi dan "sering merupakan tempat indoktrinasi kebudayaan, terkadang terhubung dengan terorisme internasional".

Berpendapat bahwa umat Muslim dapat "sholat di mana saja"dan tidak membutuhkan sebuah Masjid, sekutu-sekutu Berlusconi telah menghalangi umat Muslim untuk membangun tempat peribadatan mereka sendiri di kota bisnis Italia, Milan.

"Umat Muslim di Italia memiliki hak untuk membuka beberapa balai sholat atau Masjid resmi," Pesiden Liga Dunia Muslim di Italia, Mario Scialoja mengatakan.

"Saya dapat mengerti beberapa partai politik atau komunitas Italia mungkin memiliki beberapa masalah melihat sebuah Masjid dibangun di daerah mereka, karena kemungkinan hal ini akan melukai nilai dari properti mereka," ia mengatakan kepada kantor berita Reuters. "Namun sebuah solusi harus ditemukan."

Rancangan undang-undang Liga tersebut akan melarang Masjid-Masjid dibangun dalam jarak satu kilometer dari sebuah Masjid, mewajibkan para Imam untuk berbicara dalam bahasa Italia, menghubungkan ukuran dari Masjid dengan sejumlah jamaah dan melarang muadzin menggunakan pengeras suara untuk seruan panggilan sholat.

Rancangan undang-undang tersebut juga akan melarang menara Masjid dan memberi kata-kata terakhir kepada penduduk lokal  melalui sebuah referendum – yang dengan efektif akan berarti tidak ada Masjid baru di daerah-daerah yang didominasi Liga tersebut, di daerah utara.

"Tidak ada orang yang ingin membangun sebuah Masjid atau balai sholat terbuka di dekat sebuah Gereja Katolik," Scialoja, seorang mantan duta besar Italia untuk Arab Saudi yang berpindah agama memeluk Islam dua dekade yang lalu.

"Masjid seharusnya diletakkan di daerah di mana umat Muslim tinggal sehingga tidak menciptakan masalah untuk sekeliling populasi Italia," ia mengatakan. (ppt/aki/reu) www.suaramedia.com


latestnews

View Full Version