View Full Version
Selasa, 07 Sep 2010

Perpustakaan Finlandia Sediakan Ruang Sholat Selama Ramadhan

HELSINKI (Berita SuaraMedia) – Perpustakaan Espoo yang beroperasi di pusat perbelanjaan Entresse telah memasang sebuah partisi untuk ruang sholat terpisah bagi kaum Muslim.

Ini adalah pengaturan sementara untuk bulan Ramadhan. Tidak akan ada tempat permanen untuk sholat di sana, ujar direktur perpustakaan regional Terhi Nikulainen.

Dia mengutarakan bahwa pelanggan setia yang menikmati layanan perpustakaan, lebih dari separuhnya adalah keturunan Somalia.

Setelah sebuah pusat kebugaran di pusat perbelanjaan yang sama melarang sholat di ruang gantinya, pemilik tempat tersebut mengusulkan ide itu.

Banyak imigran yang tinggal di wilayah Espoo dan di antara mereka banyak yang Muslim.

Ada puluhan wanita Muslim yang pergi ke pusat kebugaran.

"Beberapa dari mereka memiliki kemampuan berbahasa yang sangat lemah dan mereka menangani masalah keanggotaan melalui seorang penerjemah. Mereka yang tinggal di sini lebih lama telah beradaptasi dengan kebiasaan kami," ujar Nordensved.

Pusat perbelanjaan itu tidak punya ruang meditasi di mana kaum Muslim bisa melakukan sholat lima waktu mereka. "Mungkin ada satu ruangan di perpustakaan umum yang bisa mereka gunakan?" tanya Nordensved.

Larangan oleh pemilik pusat kebugaran tersebut P-C Nordensved, datang setelah bertahun-tahun adanya keluhan tentang sholat baru-baru ini. Dalam pandangannya, sebuah ruang ganti tidak cocok untuk digunakan sholat.

"Kami memiliki lusinan klien wanita Muslim. Ruang ganti pakaian agak mencolok untuk digunakan sholat. Telah ada sekelompok dan individu yang sholat di sana. Saya belum melihatnya karena ini adalah sebuah pusat kebugaran wanita dan ruang ganti pakaian wanita."

Gedung pusat kebugaran tersebut terletak di kawasan gedung pusat perbelanjaan Entresse. Menurut Nordensved, para wanita telah masuk ke ruang ganti pakaian untuk sholat, bahkan ketika mereka tidak sedang berlatih di gym.

"Saya telah mendengar bahwa ketika mereka berbelanja di pusat perbelanjaan dan waktu sholat datang, mereka datang ke ruang ganti pakaian pusat kebugaran ini untuk melaksanakan sholat."

Diwawancarai oleh kantor berita Vartti, seorang wanita yang sering ke gym tersebut mengatakan tentang ibadah yang ia lihat di ruang ganti pakaian pada Juni lalu.

"Ia melemparkan jaketnya ke lantai di depan ruang beranda dan berdiri dengan tenang. Pada awalnya agak takut, namun apa yang ia lakukan tidak mengganggu saya."

Ombudsman Eva Biaudet telah menerima berita pelarangan sholat dengan ketakjuban. Untuk mempertimbangkan apakah pelarangan tersebut tentang diskriminasi masih sulit.

"Hukum mengasumsikan bahwa tidak ada seorangpun yang kemungkinan dirugikan, dan yang juga dapat menjadi sebuah sebutan dalam sebuah kasus tertentu, dapat diinterpretasikan sebagai dikriminasi secara tidak langsung," Biaudet mengatakan.

Ia akan menanyakan kepada pelanggan yang lain seberapa mengganggunya ibadah tersebut bagi yang lain.

Melakukan latihan dengan sepeda, Agemine Fallenius sama sekali tidak merasa terganggu oleh sholat umat Muslim di ruang ganti tersebut.

"Saya mengetahui bahwa agama umat Muslim memerintahkan untuk sholat lima kali dalam sehari. Saya merasa bahwa kita harus menghormati kebudayaan dan kebiasaan umat yang lain," Fallenius mengatakan. (rin/ie/tt) www.suaramedia.com


latestnews

View Full Version