MOSKOW (Berita SuaraMedia) - Kurangnya Masjid di Moskow mungkin mendorong Muslim untuk mengunjungi gereja Ortodoks, imam dan khatib Masjid Katedral Moskow Ildar Ayautdinov menyatakan perhatiannya.
"Moskow adalah satu-satunya tempat di dunia dimana sekitar satu juta Muslim dilayani hanya dalam empat Masjid. Kami kekurangan tempat untuk beribadah. Muslim diperbolehkan untuk menjalankan upacara keagamaan mereka di gereja-gereja Ortodoks, tapi kami lebih memilih menghindari langkah ekstrem tersebut," ujarnya dalam sebuah wawancara untuk surat kabar Moskow harian Metro.
Ia merujuk pada perhatian yang disuarakan olehh penentang pembangunan Masjid di Distrik Tekstilschiki, Moskow, bahwa Masjid semacam itu akan mengancam pemilik anjing dan mengatakan "tidak ada yang mengancam anjing, ini konyol sekali."
Pada saat yang sama, ia mencatat bahwa jika ada kotoran liur anjing di pakaian Muslim, ia tidak diperbolehkan sholat dengan memakai pakaian demikian, tapi ia harus pergi dan mencucinya.
"Hal penting lainnya: Lebih banyak perhatian diberikan untuk hewan daripada persoalan kehidupan bermasyarakat manusia. Ada kebutuhan untuk membangun Masjid, kalau tidak sesuatu yang buruk akan menggantikan perkembangan spiritual," ujar Alyautdinov.
Bulan Mei lalu, para jamaah dari Masjid Gilly di Charleroi, Belgia, malah akhirnya benar-benar sholat di gereja. Masjid itu dikelola oleh asosiasi ak-Touba, kemudian karena Masjid itu terlalu kecil, mereka pindah ke sebuah hangar di Ransart, namun tempat itu ditutup untuk alasan keamanan dan kepemerintahan kota.
Mohammed, seorang jamaah di daerah itu, mengatakan bahwa pemerintahan kota Charleroi memberikan mereka ruang aula di daerah Montignies-sur-Sambre, tapi solusi cepat itu hanya untuk sementara, hingga akhirnya sampai tanggal 15 Mei lalu, Gereja Katolik Saint Lambert-lah yang menampung para jamaah Muslimm.
Pendeta gereja, Henry Remy (89), mengatakan bahwa itu adalah sikap alamiah terhadap orang-orang yang beriman, dan bahwa dia akan merasa senang jika melihat banyak orang di jemaatnya seperti banyaknya jumlah jamaah Muslim.
Membuka gereja Saint Lambert untuk sholat Jumat dilakukan atas kesepakatan dengan pejabat tinggi gereja Gilly. Situasi ini sangat dihargai oleh kaum Muslim di asosiasi Ak-Touba.
Jamaah Muslim mengatakan bahwa mereka berharap pemerintah kota Charleroi akan memungkinkan mereka untuk segera kembali ke Masjid mereka di Ransart, tapi untuk sementara waktu ini mereka sangat senang dapat melaksanakan ibadah, gereja atau Masjid, keduanya adalah tempat untuk menyembah Tuhan. (raz/itf/sm) www.suaramedia.com