View Full Version
Kamis, 23 Sep 2010

Website Baru Patahkan Kesalahpahaman Atas Islam

WASHINGTON (Berita SuaraMedia) – Muslim Response hari Rabu waktu setempat (22/9) diluncurkan sebagai sebuah inisiatif penyebaran informasi non-profit dan non-politik.

Pendiri Muslim Response menyadari bahwa kesalahpahaman terkait sudut pandang Muslim adalah hal yang lazim di dunia saat ini. Hampir setiap suara selain milik Muslim mainstream mendominasi.

Dengan anggota tim yang tersebar di seluruh Kanada dan AS, Muslim Response akan menjadi sumber yang didatangi untuk wawasan dan diskusi mengenai isu-isu dunia, dengan fokus spesifik pada isu-isu yang terkait dengan komunitas Muslim – baik secara nasional maupun internasional.

Asmaa Hussein, VP Media Relations mengatakan tentang peluncuran itu, "Visi kami adalah untuk mengisi kesenjangan yang ada dalam pemberitaan tentang Islam dengan menyajikan sebuah respon Muslim mainstream atas peristiwa-peristwa terkini mengenai Islam, Muslim, dan isu-isu lainnya."

"Tim Muslim Response siap untuk menyebar dengan rilisan respon-respon profesional berkualitas tinggi, seimbang, dan diteliti dengan baik melalui situs webnya dan berbagai saluran media sosial."

Proyek pertama adalah sebuah animasi pendek yang menyinggung kampanye hari membakar Al-Qur'an yang dijadwalkan akan dilakukan di sebuah gereja kecil di Florida.  Meskipun acara yang sangat menghasut itu sudah dibatalkan, tujuan dari video tim ini bukan hanya untuk mengatasi satu kampanye kecil, tapi lebih untuk mendidik orang-orang tentang Al-Qur'an guna mencegah munculnya inisiatif serupa. Video ini berusaha menghapus kebingungan tentang Al-Qur'an, menghilangkan mitos yang menyebar selama kampanye.

Muslim Response akan secara konsisten meng-update situs webnya dengan multimedia yang membahas isu-isu dunia terkait.

Sementara itu, perwakilan pemimpin Revolusi Islam Iran Ayatollah Khamenei mengatakan penodaan Al-Qur'an oleh ‘tentara-tentara bayaran Amerika’ adalah sebuah tanda keputusasaan dan kehinaan mereka.

"Data menunjukkan bahwa Islam menyebar dengan cepat di AS, Eropa, dan negara-negara lain di seluruh dunia," ujar Ali Ghazi Askar.

"Insiden yang terjadi di AS baru-baru ini menyentuh hati kaum libertarian dan beriman, dan menimbulkan kesedihan di dunia Muslim," ujar Askar yang juga pengawas peziarah Iran.

Dia kemudian menunjukkan bahwa tindakan asusila itu telah direncanakan sebelumnya oleh musuh.

"Penodaan Al-Qur'an dilakukan atas dasar rasa takut dan kecewa," tegasnya.

Masalah-masalah seperti Islamofobia yang disebarluaskan oleh media Zionis adalah alasan lain yang mengindikasikan bahwa musuh-musuh Islam khawatir akan perkembangan agama ini.

"Pada titik ini ketika Islam mencengkeram dunia, musuh berusaha memicu hasutan dan meluncurkan perang seperti perang salib. AS juga berusaha menutupi masalah dalam negerinya dengan tindakan putus asa semacam itu," ujarnya menjelaskan.

Askar juga menggarisbawahi bahwa menghina Al-Qur'an tidak akan tak terjawab ketika kaum Muslim membela agama, martabat, dan kehormatan mereka.

Pastur Florida Terry Jones memunculkan ide membakar Al-Qur'an pada hari peringatan serangan 11 Septermber.

Meskipun sang pastur telah membatalkan rencananya, unsur-unsur anti-Islam lain di AS berusaha untuk membakar kitab suci itu pada hari Sabtu (9/9).

Dua pengkhotbah evangelis di Tennessee juga membakar sejumlah Al-Qur'an dan anggota kelompok Operation Rescue menyobek beberapa halaman kitab suci.

Dalam insiden lain, sekelompok individu membakar beberapa halaman Al-Qur'an di depan Gedung Putih.

Tindakan itu memicu kecaman dari dunia Muslim dan komunitas internasional  (rin/iqn) www.suaramedia.com


latestnews

View Full Version