View Full Version
Jum'at, 24 Sep 2010

Cegah Meluasnya Konflik Masjid, India Haramkan SMS

NEW DELHI (Berita SuaraMedia) - India telah melarang pesan SMS selama tiga hari untuk mencegah penyebaran rumor dan ekstrimisme agama ketika pihak berwajib mempersiapkan putusan peradilan yang berpotensi membuat keributan antara Muslim dan Hindu.

Pengadilan tinggi akan memutuskan hari Jumat nanti apakah umat Hindu atau Muslim yang menguasai tanah disekitar Masjid yang diruntuhkan di bagian utara India, para hakim dihantui ingatan pemberontakan tahun 1992, dimana sekitar 200 orang terbunuh.

Itu merupakan perpecahan kekerasan komunal terburuk sejak partisi tahun 1947.

Pernyataan pemerintah tidak memberikan alasan untuk perintah, tapi pegawai keamanan senior dengan pengetahuan tentang perintah itu mengutip alasan keamanan sebelum putusan pengadilan.

Kasus tentang Masjid Babri abad ke-16 di negara bagian Uttar Pradesh merupakan salah satu tantangan keamanan terbesar di India tahun ini, bersamaan dengan pemberontakan Maoi dan pemberontakan separatis Kashmir, ujar Perdana Mentri Manmohan Singh.

Massa Hindu meruntuhkan Masjid di kota Ayodhyya itu pada tahun 192, dengan mengklaim bahwa bangunan itu dibangun di tempat kelahiran dewa mereka, Rama. Pembongkaran itu memicu pertikaian agama.

Putusan itu dapat membuktikan dilema politis utama bagi pemerintah yang dipimpin oleh Partai Kongres, partai sayap kiri dengan akar sekuler.

Putusan yang membela umat Hindu akan memaksa pemerintah untuk menegakkan putusan, yang membuat mereka menjadi tidak populer diantara muslim, blok suara kunci.

Putusan bagi umat Muslim akan berarti pemerintah harus mendorong kelompok Hindu keluar dari lokasi itu, daerah ranjau politik.

Hasil apapun hampir mungkin ditantang di Mahkamah Agung dan keputusan akhir dapat memerlukan waktu bertahun-tahun.

Pemerintah memiliki masalah lain, termasuk pemberontakan di Kashmir yang telah merenggut lebih dari 100 jiwa.

"Skenario kasus terburuk bagi Kongres bisa jadi adalah keputusan yang membuat mereka mengembalikan Masjid itu," ujar Praveen Swami, ahli keamanan untuk surat kabar The Hindu.

"Mereka tidak mau mengambil sisi dalam hal ini."

Sekitar 80 persen dari 1,1 milyar populasi India adalah Hindu, tapi Muslim mewakili 13 persen -- sekitar 140 juta yang meletakkannya dibelakang Indonesia dan Pakistan dalam ranking populasi Muslim.

Pemerintahan yang dipimpin Kongres meletakkan separuh halaman daya tarik di koran nasional, meminta ketenangan menjelang putusan, karena sadar bahwa yang muncul sebagai raksasa Asia ini diupayakan menunjukkan modernitas mereka dengan menyelenggarakan Commonwealth Games di bulan Oktober.

Pemerintah di Uttar Pradesh melarang perkumpulan publik dan akan menerjunkan ratusan polisi dan mengatur penjara tambahan.

Ada tanda-tanda pengaruh putusan tidak akan sebesar yang ditakutkan. Sejak tahun 1992, India muncul sebagai kekuatan ekonomi dengan kelas menengah yang dapat mengurangi ekstrimisme agama.

Tapi keputusan itu akan memiliki rasa kekuatan politik nasionalis Hindu.

Di sisi lain, oposisi nasionalis Hindu utama, Partai Bharatiya Janata (BJP), berusaha menjauhkan diri mereka dari persepsi sebagai penghasut perselisihan komunal, dengan memperhatikan bahwa mereka harus setara dengan kelas menengah India yang sedang tumbuh.

Tapi BJP tahu bahwa merkea mungkin dapat mengumpulkan umat Hindu setelah dua kali berturut-turut kalah dalam pemilihan umum sehingga tampak saat ini Partai Kongres menjadi kelompok politik paling dominan di negara tersebut. (raz/reu) www.suaramedia.com


latestnews

View Full Version