KABUL (Berita SuaraMedia) – Afghanistan mengambil sebuah langkah besar untuk membangun jalur rel besar pertamanya tapi perusahaan China yang akan membangun jalur itu memperingatkan pada hari Rabu (22/9) bahwa proyek itu bisa berada dalam bahaya jika keamanan memburuk.
Kementerian Pertambangan Afghan dan Metallurgical Corp of China (MCC) menandatangani sebuah kesepakatan untuk studi kelayakan pada jalur itu, yang akan berjalan dari perbatasan dengan Pakistan melalui ibukota dan deposit tembaga Aynak yang dikembangkan MCC di selatan Kabul dan kemudian sampai ke perbatasan Uzbek.
Studi itu akan selesai dalam waktu dua tahun, tapi presiden MCC Zou Jianhui memperingatkan bahwa jika situasi keamanan tidak membaik maka itu bisa mempengaruhi kelanjutan investasi.
Biaya jalur rel, yang akan membawa peralatan tambang dan produk-produk dari Aynak serta pengangkutan dan penumpang lain, kemungkinan besar akan mencapai milyaran.
Kekerasan di Afghanistan adalah yang terkuat sejak pengusiran rezim Taliban oleh pasukan Afghan dukungan AS di tahun 2001.
"Kami masih berada pada tahap awal, studi kelayakan ini akan memakan waktu dua atau dua setengah tahun. Jika selama periode ini situasi keamanan Afghan semakin stabil, dan hasil studi kelayakan bagus, maka kita bisa melanjutkan investasi," ujar Zou.
"Jika situasi keamanan memburuk, maka pada saat itu investor akan harus menilai untuk melanjutkan atau tidak."
Zou menambahkan bahwa MCC harus memastikan keamanan aset investor, tapi merasa bahwa proyek itu akan membantu stabilitas dan pembangunan ekonomi Afghanistan, dan siap untuk melanjutkan.
Sebuah komitmen untuk membangun jalur rel dimasukkan dalam sebuah kesepakatan yang dimenangkan MCC pada tahun 2008 untuk mengembangkan deposit tembaga Aynak.
Produser tembaga terdepan China Jiangxi Copper Co. memiliki 25% bagian dalam proyek itu dan MCC sisanya 75%.
Kedua perusahaan itu memulai pembangunan proyek di bulan Juli tahun lalu dan memperkirakan akan menghasilkan 320,000 ton konsentrat tembaga tiap tahunnya, dengan produksi dimulai tahun 2013 atau 2014.
"Kami memperkirakan bahwa untuk sekitar 700 atau 800 km rel biayanya akan mencapai enam atau tujuh milyar dolar," ujar Zou, seraya menambahkan bahwa pada tahap sedini itu sulit untuk memastikan.
Daerah pegunungan Afghanistan, dan kebutuhan untuk mengimpor beberapa peralatan, bisa meningkatkan biaya, tambahnya.
Jalur itu akan dibangun di bawah model "BOOT" – build (bangun), own (memiliki), operate (mengoperasikan), dan transfer – yang pada akhirnya akan menyaksikan jalur itu diserahkan oleh perusahaan China tersebut ke pemerintah Afghan, ketika jalur itu telah mengembalikan biaya modalnya melalui biaya transportasi.
Perusahaan China itu juga telah berkomitmen untuk mempekerjakan tenaga Afghan sebanyak mungkin, di semua level proyek.
"Jalur rel utara ini adalah bagian dari rencana yang lebih luas untuk memperluas jaringan rel Afghan untuk menghubungkan Afghanistan dengan pelabuhan di Iran dan Pakistan," ujar Shahrani. (rin/dn) www.suaramedia.com