ANKARA (Berita SuaraMedia) – Menteri tenaga kerja Turki mengatakan pada hari Rabu waktu setempat (22/9) bahwa Turki akan membangun sebuah zona industri di wilayah Muslim di Sanjak, Serbia.
Menteri Urusan Sosial dan Tenaga Kerja Omer Dincer mengunjungi kota Tutin di Sanjak, kawasan Serbia, yang didominasi penduduk Muslim Bosnia, menjelang pertemuan Dewan Kerjasama Ekonomi Bersama Turki-Serbia pada hari Kamis (23/9).
"Zona industri akan dibangun di wilayah Sanjak dengan kontribusi Turki dan kami berencana menghibahkan 30 juta euro untuk proyek ini," ujar Dincer.
Dincer mengatakan hubungan Turki dan Serbia telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir, dan presiden Turki Abdullah Gul, perdana menteri Recep Tayyip Erdogan, dan menteri luar negeri Ahmet Davutoglu telah mengunjungi negara itu dan menandatangani beberapa kesepakatan.
"Badan Kerjasama Internasional Turki (TIKA) telah mengimplementasikan 15 proyek di Serbia, delapan di antaranya di wilayah Sanjak," ujarnya.
Dincer juga mengatakan bahwa TIKA juga akan membangun sebuah rumah sakit dan sekolah di kawasan yang sama.
Nama Sandzak (Sanjak) berasal dari Sanjak Novi Pazar, bekas distrik administratif Ottoman yang ada hingga pecahnya Perang Balkan tahun 1912.
Mata pencaharian utama di Sanjak terutama berasal dari agrikultur, peternakan, dan industri kayu. Terdapat berbagai jenis sumber daya alam, seperti batubara, besi, timah, seng dan marmer yang ditambang. Meskipun pernah menjadi rute dagang yang berkembang dan penting di masa Romawi, Sanjak adalah salah satu kawasan miskin dari bekas negara Yugoslavia. Daerah ini diasingkan dari inovasi dan pembangunan ekonomi yang hanya akan semakin menghambat di masa komunis dan pasca komunis.
Harapan akan kebebasan menyusul runtuhnya komunisme di seluruh wilayah segera dihancurkan oleh nasionalisme dan perang. Ketidakstabilan politik di tahun 1990an telah memberikan dampak besar terhadap pembangunan ekonomi di seluruh bekas Yugoslavia, menimbulkan ketidakpastian dan ketidakamanan. Pekerjaan langka, pengangguran banyak, dan banyak yang beralih ke pemilikan kecil untuk kelangsungan ekonomi mereka.
Persaingan dari negara-negara bekas lain bekas Yugoslavia dan raksasa ekonomi Timur juga telah meletakkan beban pada ekonomi Sanjak yang sudah terbebani. Juga ada isu-isu terkait narkoba dan perdagangan manusia antar propinsi, seperti yang terjadi di beberapa wilayah lain di Eropa Timur.
Penduduk Sanjak berbicara bahasa Serbo-Kroasia, dalam berbagai bentuk dan dialek. Bahasa ini digunakan di Serbia dan Montenegro, Kroasia, dan Bosnia dan Herzegovina. Orang Bosnia berbicara bahasa Bosnia, yang terkait sangat dekat. Keduanya adalah bahasa Indo-Eropa dengan jumlah pengguna mencapai 16-21 juta jiwa.
Penduduk Sanjak sebagian besar adalah Slav selatan. Terlepas dari kesamaan latar belakang, populasi Sanjak berakar dari berbagai kelompok yang digolongkan ke dalam garis nasionalistik di dalam kelompok Slav yang lebih luas, seperti Serbia, Montenegrin, Kroat, Bosniak, dan sejumlah kecil Albania dan Roma.
Mayoritas populasi Sanjak adalah Muslim Sunni, dengan sisanya sebagian besar memeluk Kristen, kemudian Katolik Roma, atau Ortodoks Timur. (rin/wb) www.suaramedia.com