TENNESSEE (Berita SuaraMedia) – Media memainkan peran dalam membentuk persepsi Islam oleh rakyat Amerika saat ini, peserta sebuah program informasi Islam di Universitas Tennessee diberitahu pada Kamis (23/9) malam waktu setempat.
"Biasanya media fokus pada minoritas radikal atau minoritas ekstrim," ujar Ayman Shabana, salah satu moderator untuk program spesial berjudul "Memahami Islam di Amerika."
Sebagai contoh, dia menyebutkan bahwa ketika Salman Rushdie menulis buku "Ayat-ayat Setan" di akhir tahun 1980an, penulis Inggris itu mendapatkan ancaman mati dari beberapa unsur radikal untuk pemotretannya yang negatif dari Nabi Muhammad.
Shabana, seorang profesor agama di UT (University of Tennessee), mengatakan bahwa media lebih fokus pada kaum radikal daripada mereka yang hanya tidak setuju dengan buku itu.
Moderator lain, seorang warga Muslim setempat bernama Nadeem Siddiqi, mengatakan orang-orang media lokal terus mendorong untuk tanggapan pedas ketika sebuah Al Quran terbakar ditemukan di depan sebuah Masjid di Fort Sanders pada akhir pekan tanggal 11 September. Namun, komunitas Muslim lokal hanya menganggapnya hanya sebagai insiden tunggal.
"Reaksi kami adalah bahwa itu bukan masalah yang terlalu besar," ujar Siddiqi, yang tumbuh besar di Knoxville.
Acara yang disponsori oleh Asosiasi Mahasiswa Muslim UT dan komunitas Muslim di Knoxville dihadiri oleh 60 orang dari berbagai latar belakang.
Program yang berlangsung selama satu jam itu terdiri atas pertanyaan-pertanyaan umum dari hadirin tentang agama Islam serta pertanyaan tentang isu-isu spesifik.
Seorang peserta bertanya tentang hak-hak wanita Muslim dan moderator wanita Asma Alaoui mengatakan bahwa wanita Muslim di Amerika memiliki pilihan untuk berjilbab atau tidak.
"Kami melakukannya dengan keyakinan yang sangat mendalam," ujar guru SMA Katolik itu. "Ini hanya cara untuk mengidentifikasi diri saya."
Dia mengatakan pembatasan terhadap kaum wanita dari kelompok-kelompok seperti Taliban adalah karena budaya bukan Islam.
Di awal program, Shabana memaparkan latar belakang umum dari Islam, menunjukkan bahwa Muslim telah ada di AS sejak ratusan tahun lalu.
"Disebutkan bahwa Christopher Columbus memiliki peta yang digambar oleh seorang akademisi Muslim," ujarnya. (rin/kn) www.suaramedia.com