OTTAWA (Berita SuaraMedia) – Seorang imam Ottawa, yang menyebut dirinya sebagai pembangun jembatan antara kaum Muslim dan warga Kanada lain, dilarang oleh pemerintah Harper untuk berbicara di sebuah acara Departemen Pertahanan minggu depan dengan alasan organisasinya telah mempromosikan "sudut pandang ekstremis."
Zijad Delic, direktur eksekutif nasional Kongres Islam Kanada, dijadwalkan untuk berpartisipasi dalam sebuah seremoni di markas Pertahanan Nasional yang menghargai Bulan Sejarah Islam.
Tapi Menteri Pertahanan Peter MacKay telah membatalkan rencana kehadiran imam setelah mengetahuinya pada pengujung September lalu. Kantornya mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa Kongres Islam Kanada memiliki catatan menghasut kebencian dan tidak punya tempat di sebuah acara yang menghormati kontribusi Muslim bagi negara itu.
Delic sebelumnya disebut akan upayanya membantu kaum Muslim berintegrasi ke dalam masyarakat Kanada. Dia adalah satu dari 13 orang Kanada yang termasuk di dalam buku 500 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia tahun 2009, yang disusun oleh para akademisi Muslim di Georgetown University. Salah satu editor buku menyebut Delic sebagai “seorang akademisi yang menulis tentang bagaimana kaum Muslim bisa berintegrasi ke dalam masyarakat Kanada.”
Kantor MacKay mengutip komentar-komentar membakar yang dibuat tahun 2004 oleh presiden Kongres Islam Kanada saat itu sebagai alasan atas keputusan mereka.
“Kongres Islam Kanada telah menyatakan bahwa warga Israel di atas usia 18 tahun adalah target sah bagi para pengebom bunuh diri,” ujar juru bicara MacKay, Jay Paxton.
“Komentar-komentar seperti ini tidak mendukung warisan Islam, mereka hanya memecah belah warga Kanada, menyebarluaskan kebencian dan mereka tidak punya tempat dalam perayaan pada hari Senin.”
Dia membantah bahwa keputusan itu dipicu oleh kecaman publik aktivis Kristen konservatif Charles McVety pada hari Jumat tentang rencana kedatangan Delic. Sebuah pernyataan pers yang dirilis oleh McVety mengatakan bahwa Delic mencerminkan sebuah risiko keamanan bagi Pertahanan Nasional tapi kantor MacKay mengatakan bahwa keputusan membatalkan kedatangannya telah dibuat sebelum rilisan pers itu keluar.
“Apakah undangan Delic difasilitasi oleh asosiasi Kongres Islam Kanada atau unsur-unsur Muslim radikal lain yang beroperasi dari dalam markas Pertahanan Nasional sendiri?” bunyi pernyataan McVety. “Ada sesuatu yang salah dan kami meminta warga Kanada untuk menyerukan pada Perdana Menteri Stephen Harper agar menyelidiki penuh kegagalan keamanan yang serius ini.”
Dihubungi melalui telepon, Delic mengatakan dirinya sangat kecewa pada keputusan MacKay untuk menyingkirkannya dari perayaan itu.
“Saya merasa hancur, itu pasti,” ujarnya. “Ini adalah sebuah penghinaan.”
Delic mengatakan Kongres telah berjalan jauh dari tahun 2004. Di bulan Oktober 2004, presiden saat itu, Mohamed Elmasry, memperoleh kritik luas karena mengatakan bahwa karena semua orang Israel berusia di atas 18 tahun harus menjalani wajib militer, mereka bisa dianggap sebagai target sah bagi para pelaku bom bunuh diri Palestina. Elmastry kemudian meminta maaf atas pernyataannya itu.
Delic menuduh pemerintah bermain politik dengan Kongres. “Kami siap mengadvokasi tidak hanya Muslim Kanada tapi juga negara Kanada karena ini adalah tanah air kami.”
Dia mencatat bahwa sebelumnya dia berbicara di Departemen Urusan Luar Negeri pada tahun 2008 atas nama Kongres dan kaum Muslim. “Saya rasa tidak ada yang berubah kecuali mungkin bahwa kami semakin percaya pada warga Kanada.”
Delic mengatakan sejak tahun 2006 dirinya telah bekerja untuk membuat Kongres Islam menjadi sebuah kekuatan perubahan.
“Saya selalu berusaha untuk membuat Kongres Islam Kanada berkarakter Kanada. Saya selalu berusaha lebih bekerjasama dengan pemerintah Kanada.”
Meskipun Delic menyebut Kongres Islam Kanada sebagai pembangun jembatan, kelompok lobi itu sebelumnya telah menyerang sebuah majalah terkenal Kanada karena menerbitkan artikel yang tidak disukainya.
Kongres membantu meluncurkan keluhan hak asasi manusia yang kontroversial melawan majalah Maclean’s beberapa tahun lalu, menuduh publikasi itu mempromosikan kebencian terhadap kaum Muslim. Tulisan yang menyinggung itu termasuk komentar dari kolumnis laris Maclean’s Mark Steyn yang bukunya, America Alone, mendebat bahwa nilai-nilai Barat di Eropa dan tempat-tempat lain terancam oleh meningkatnya demografi komunitas Muslim. Delic saat itu membela kampanye melawan Maclean’s dengan mengatakan bahwa kebebasan berbicara memiliki batasannya. (rin/isw/tgm) www.suaramedia.com