BERLIN (Berita SuaraMedia) – Kanselir Jerman Angela Merkel pada hari Senin (4/10) meminta kaum Muslim yang tinggal di Jerman untuk mematuhi nilai-nilai dasar Jerman, mengatakan tidak ada kelonggaran untuk masalah itu. Dia berbicara satu hari setelah presiden Jerman, Christian Wulff, menjangkau kaum Muslim dalam sebuah pidato yang memperingati 20 tahun bersatunya Jerman Barat dan Timur, meyakinkan mereka bahwa kaum Muslim diterima di Jerman.
Pernyataan Wulff itu disambut oleh salah satu kelompok Islam utama di negara tersebut, Dewan Pusat Muslim.
Kanselir Demokrat Kristen itu, dalam pernyataan yang mempromosikan sebuah buku konservatif oleh salah seorang pendukungnya, mengatakan bahwa kaum Muslim di Jerman harus mengorientasikan diri tanpa syarat untuk nilai-nilai fundamental dan konstitusi Jerman.
“Tidak ada kelonggaran dalam hal ini,” ujarnya, seraya menambahkan persepsi Jerman tentang Islam didominasi oleh hukum Syariah, kurangnya kesetaraan antara pria dan wanita, dan pembunuhan demi kehormatan.
Buku oleh Roland Koch, mantan perdana menteri negara bagian Hesse yang pensiun tahun ini untuk masuk ke dunia bisnis, berjudul “Konservatif. Tidak Ada Negara yang Bisa Dibangun Tanpa Nilai dan Prinsip.”
Jerman memiliki kebebasan beragama, dan Islam diterima, “tapi harus Islam yang patuh pada nilai-nilai fundamental kita,” ujar Merkel. Jika tidak, akan berkembang rasa takut di kalangan rakyat Jerman, “dan itu adalah sesuatu yang tidak kita inginkan untuk terjadi.”
Merkel juga mengkritik pembicaraan yang berlangsung selama bertahun-tahun antara kementerian dalam negeri federal dan kelompok-kelompok Muslim di mana kedua pihak berusaha menyampaikan kekhawatiran masing-masing.
Hasilnya tidak memuaskan, ujar Merkel, seraya menambahkan bahwa pekerjaan ekstra harus dilakukan. Dia mengatakan ingin anak-anak Muslim Jerman diajarkan tentang keyakinan mereka di sekolah umum dan ingin imam di Masjid-masjid Jerman untuk berbicara bahasa Jerman.
Presiden Wulff berbicara lebih merangkul di hari sebelumnya, mengatakan, “Kristen diterima di Jerman. Yahudi diterima di Jerman. Dan sekarang, Islam juga diterima di Jerman.”
Merupakan kepentingan nasional Jerman untuk mencegah prasangka semakin memburuk dan orang-orang dikecualikan, ujarnya.
Dewan Pusat Muslim menanggapi, “Pidato Wulff adalah sebuah pertanda bahwa Muslim bukan warga negara kelas dua.”
“Pidato itu adalah sebuah sinyal yang jelas, tidak ambigu, dan penting bagi kaum Muslim yang tinggal di Jerman,” ujar presiden Dewan, Aiman Mazyek. “Konsep kehidupan yang berbeda dan keragaman telah diterima.”
Kanselir Merkel mengatakan bahwa Jerman gagal memahami bagaimana imigrasi Muslim telah mengubah negara mereka dan harus berdamai dengan lebih banyaknya Masjid daripada gereja di seluruh penjuru negeri.
“Negara kita akan mengalami perubahan, dan integrasi juga tugas yang harus dilakukan oleh masyarakat yang tengah menghadapi para imigran,” ujar Merkel. “Selama bertahun-tahun kita telah menipu diri kita sendiri tentang hal ini. Masjid, misalnya, akan menjadi bagian yang semakin menonjol dari kota-kota kita daripada sebelumnya.”
Jerman, dengan populasi Muslim sebesar 4-5 juta jiwa, telah terpecah belah dalam minggu-minggu belakangan ini oleh sebuah debat tentang pernyataan Thilo Sarrazin dari Bundesbank, yang berpendapat bahwa imigran Turki dan Arab adalah narasumber yang gagal berintegrasi dan membanjiri Jerman dengan angka kelahiran yang tinggi. (rin/ht/cfp) www.suaramedia.com