BLAGOEVGRAD, BULGARIA (Berita SuaraMedia) – Yayasan Al-Waqf Al-Islam memiliki markas di Eindhoven, Belanda.
Cabang yang belum terdaftar dari organisasi Islam Al-Waqf Al-Islam itu telah dirusak dalam operasi gabungan oleh jaksa, Kementerian Dalam Negeri dan Agen Negara untuk Keamanan Nasional tanggal 6 Oktober 2010 lalu, ujar Kementerian Dalam Negeri Bulgaria.
Jaksa distrik dari Blagoevgrad, Pazardjik dan Smolyan terlibat dalam serangan tersebut.
Selama serangan, yang dilakukan di rumah dan kantor, sejumlah besar materi propaganda diklaim telah ditemukan, namun masih perlu diadakan penyelidikan lebih lanjut, menurut kementerian.
Sebuah organisasi dengan nama itu terdaftar di Bulgaria pada tahun 1993. Organisasi ini terlibat dalam pendanaan pembangunan lebih dari 150 Masjid di Bulgaria dalam beberapa tahun terakhir. Di tahun 1999, perwakilannya di Bulgaria, Abdulrahim Taha, dikeluarkan dari Bulgaria karena alasan keamanan nasional.
Pernyataan Kementerian Dalam Negeri tanggal 6 Oktober itu menggambarkan organisasi itu diserang karena tidak terdaftar, namun nampaknya ada faktor lain yang tidak diberitahukan.
Markas Eindhoeven telah menjadi sasaran pengawasan oleh layanan intelijen Barat. Laporan tahun 2002 oleh layanan intelijen Belanda melaporkan tuduhan bahwa Al-Waqf Al-Islam terkait dengan penyebaran radikal.
Pernyataan Kementerian Dalam Negeri itu mengatakan organisasi itu didanai oleh perkumpulan di Arab Saudi.
Imam Bulgaria mengadakan pertemuan nasional untuk mengeluarkan pernyataan bersama meminta pemerintah dan Perdana Menteri, Boyko Borisov, untuk permintaan maaf resmi.
Pernyataan itu dibuat hari Kamis lalu dalam wawancara di televisi oleh Mufti wilayah Blagoevgrad, Aydan Mohamed di desa Lazhnitsa, hanya sehari setelah Agen Nasional Bulgaria untuk Keamanan Negara (DANS), polisi anti-mafia, dan Kantor Kejaksaan melakukan operasi khusus terhadap yang dituduh sebagai cabang ilegal Bulgaria ekstrimis Yayasan Al Waqf Al Islami.
Operasi tersebut menimbulkan ketegangan di Lazhnitsa yang mendorong banyak warga desa untuk berkumpul di depan rumah Imam yang digerebek itu, Mohamed Kamber, sebagai bentuk dukungan.
Kamber mengatakan pada wartawan televisi ia merasa tersinggung dan terhina serta akan mencari keadilan setelah pemerintah menyelesaikan penyelidikan atas dokumen yang disita. Polisi menginformasikan bahwa mereka menemukan sejumlah besar brosur propaganda yang berisi radikalisme, yang menawarkan kebencian agama dan pengubahan konstitusi Bulgaria sementara, menurut Kamber, itu semua merupakan kitab Islam berusia 1000 tahun tentang kesucian, doa, pernikahan, dan perceraian.
Imam berulang kali mengatakan bahwa tidak ada terorisme dalam Islam dan mengharamkan membunuh korban tak berdosa, menambahkan fakta bahwa beberapa pihak menggunakan agama sebagai alasan untuk serangan terorisme di suatu tempat di dunia harusnya tidak direfleksikan pada keseluruhan masyarakat Muslim. (raz/iie) www.suaramedia.com