WINA (Berita SuaraMedia) – Partai kanan jauh Austria yang kembali muncul memenangkan seperempat suara dalam pemilihan provinsi di Wina pada hari Minggu (10/10) saat para pemilih membawa ketidakpuasan mereka tentang imigrasi dan keamanan ke kotak suara.
Pemilihan di "Wina Merah", kubu tradisional Partai Demokrat Sosial kiri-tengah, mencerminkan tren Eropa yang lebih luas saat para pemilih yang mengkhawatirkan krisis ekonomi dan integrasi kaum Muslim beralih ke partai-partai sayap kanan. Demokrat Sosial Wina di bawah Michael Haeupl, yang menjadi walikota sejak tahun 1994, meraih 44.1% suara, kehilangan mayoritas absolut mereka dan sekarang harus mencari mitra koalisi. Ini sangat mengejutkan Haeupl, yang sudah berharap partainya tidak harus berbagi kekuasaan.
"Pemilih selalu benar di dalam demokrasi dan sebagai seorang demokrat saya menerima hasil ini dan sekarang kami harus terus bekerja," ujarnya. Dia mengatakan bahwa Partai Kebebasan telah memobilisasi pendukungnya dengan lebih baik.
Partai Kebebasan kanan jauh Heinz-Christian Strache memperoleh 27.1%, naik dari 15% di tahun 2005. Sementara Partai Rakyat tengah-kanan juga mengalami penurunan, dari 18.8% di tahun 2005 menjadi 13.2% atau 13 kursi. Partai Hijau berada di peringkat keempat dengan 12.2%, turun dari 14.6% lima tahun lalu.
Semua partai besar lainnya kehilangan kubu di Wina, ibukota Austria dan pusat finansial dengan jumlah pemilih delapan juta, dan provinsinya yang paling beragam secara etnis.
Hasil tersebut mengisyaratkan bahwa Partai Kebebasan, yang menyerukan dilarangnya Masjid bermenara dan pemakaian cadar, memperoleh kembali kekuatannya pada akhir tahun 1990an.
Partai kanan jauh ini telah menjadi bagian penting dari lanskap politik Austria selama bertahun-tahun. Di bawah Joerg Haider, yang tewas dalam sebuah kecelakaan mobil di tahun 2008, partai ini memperoleh perhatian dengan mengkampanyekan xenofobia, sentimen anti-Uni Eropa, dan rasa takut terhadap globalisasi.
Di tahun 2008, Partai Kebebasan menjadi mitra minoritas dengan konservatif di dalam pemerintahan nasional, mendorong negara-negara Uni Eropa lainnya untuk menerapkan sanksi diplomatik ringan terhadap Austria. Performa elektoral yang kuat sejak tahun 2008, ketika Partai Kebebasan dan partai-partai sayap kanan lain yang lebih kecil bersama mengamankan hampir sepertiga suara di dalam pemilu nasional, telah memberikan tekanan pada Demokrat Sosial dan konservatif.
Hasil di Wina itu mungkin akan menegangkan kemitraan mereka di tingkat nasional menjelang negosiasi anggaran yang ketat tahun ini. Analis mengatakan bahwa jika partai-partai tengah terus kehilangan dukungan, mereka mungkin akan lebih melayani kekhawatiran golongan kanan jauh pada kebijakan sosial, misalnya larangan cadar di tempat umum dan pembatasan imigrasi yang lebih ketat. Mereka mungkin juga mempertimbangkan untuk bekerjasama dengan Partai Kebebasan di tingkat nasional ketika Austria kembali memilih di tahun 2013. Haepl, 61, sekutu dekat anggota dewan dari Partai Demokrat Sosial Werner Faymann, menyebut hasil di Wina itu menyedihkan tapi tidak mau bekerjasama dengan Partai Kebebasan untuk membentuk koalisi. "Maaf, saya tidak bisa melakukannya," ujarnya.
Sementara di tingkat nasional, Demokrat Sosial kemungkinan akan menoleh ke kelompok konservatif tengah-kanan jika mereka membutuhkan mitra koalisi. Strache, 41,yang berkampanye dengan slogan "Terlalu banyak orang asing tidak membawa manfaat apa-apa," ujar Faymann. ""Tentu saja ini memiliki kepentingan di tingkat federal," ujarnya. Sayap kanan-jauh telah memperoleh dukungan di seluruh Eropa. Partai anti-Islam Geert Wilders akan memiliki peran bayangan penting dalam pemerintahan Belanda, dan di Swedia, partai sayap kanan Swedia parlemen setelah terpilih bulan lalu. (rin/tz/gg) www.suaramedia.com