WASHINGTON (Berita SuaraMedia) – Publik Amerika Serikat dibuat gempar dengan kemunculan Barack Obama sebagai pengebom bunuh diri radikal, seorang gay, dan seorang bandit Meksiko di sebuah papan iklan.
Kemunculan papan iklan tersebut langsung memicu lahirnya gelombang kritikan di sebuah kota di sebelah barat AS, hanya beberapa minggu menjelang pemungutan suara yang penting.
Poster berwarna dari presiden AS tersebut – yang bertuliskan slogan "Vote DemocRAT" – menarik perhatian berbagai media di seluruh dunia dan juga dari orang-orang yang berkerumun di sebuah tempat parkir lokal untuk melihat lebih dekat.
"(Iklan) itu menjijikkan dan tidak menghormati presiden," kata Martelle Daniels, ketua Partai Demokrat Mesa County. Ia menyebut iklan itu "jelas amat rasis dan homofobia."
"Pastinya (hal itu) sama sekali tidak dirancang untuk wacana yang cerdas," tambahnya di Grand Junction, di negara bagian sebelah barat AS, Colorado.
Di bawah gambar tokoh-tokoh kartun Obama – yang juga digambarkan sebagai seorang gangster yang mengulum cerutu – digambarkan sejumlah tikus yang diberi label pengacara persidangan, Inland Revenue Service (IRS), Environmental Protection Agency (EPA), dan bank sentral AS.
Chuck Pabst, ketua Partai Republik setempat mengatakan kepada sebuah surat kabar lokal, Grand Junction Sentinel, bahwa papan iklan itu berselera buruk.
"(Papan iklan itu) tercela dan tidak menghormati. Hal macam itu bukan cara yang akan dilakukan orang yang terhormat," kata Pabst. "Mengolok-olok seseorang dengan cara semacam ini adalah perbuatan kekanak-kanakan."
Secara peta politik, Mesa County didominasi pemilih Republikan dan orang-orang konservatif yang jumlahnya semakin bertambah. Di sana terdapat pula sejumlah organisasi Tea Party aktif yang menyusun rencana menjelang pemilihan paruh masa jabatan bulan depan.
Setelah dua tahun duduk di Gedung Putih, Obama kini berupaya menghindari kekalahan Partai Demokrat pada pemilihan tanggal 2 November mendatang. Persaingan kini semakin keras saat tanggal pemilihan semakin mendekat.
Gambar provokatif tersebut adalah hasil karya Paul Snover, seorang seniman yang sering kali berpartisipasi di situs-situs Tea Party dan konstitusionalis.
Saat hendak dimintai komentar oleh kantor berita AFP, Snover tidak dapat dihubungi. Tapi, dalam sebuah email yang dikirimkan kepada Grand Junction Daily Sentinel, Snover mengatakan dirinya "dilarang membocorkan" siapa yang membayar pemasangan papan iklan itu.
Dennis Lucas, seorang pengusaha asal Grand Junction yang memiliki papan iklan itu, mengatakan, "Saya tidak bisa memberi tahu Anda siapa yang menyewanya," kemudian ia menutup telepon.
Doris Downey, pemilik perusahaan yang tempat parkirnya dikerumuni orang-orang demi melihat dari dekat papan iklan kontroversial tersebut, merasa marah karena usahanya terganggu.
"Saya tidak masalah dengan kebebasan berpendapat, tapi saya bermasalah jika hal itu menyebabkan orang lain tertimpa masalah, dan (iklan) ini menyebabkan masalah bagi kami di atas semua ini," katanya.
"Saya tidak tahu siapa yang membayar untuk hal itu, yang menurut saya hina, tapi mereka seharusnya mengaku," kata Downey.
"Pendapat yang disampaikan tanpa nama bagi saya tidak ada nilainya," tambahnya.
Juli lalu, muncul papan iklan di pinggir jalan yang memperbandingkan Presiden Obama dengan Adolf Hitler dan Vladimir Lenin.
Di atas foto Obama, dituliskan "Sosialisme Demokrat", di atas foto Hitler ditulis "Sosialisme Nasional", sementara di atas kepala Lenin ditulisi "Sosialisme Marxis". Kata "Perubahan" – yang merupakan slogan kampanye Obama – ditulis pada setiap foto. (dn/sh/sm) www.suaramedia.com