View Full Version
Sabtu, 16 Oct 2010

Bertemu, Nasrallah Tawari Ahmadinejad Senjata Israel

BEIRUT (Berita SuaraMedia) – Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad bertemu dengan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah. Pada kesempatan itu, Nasrallah menawarkan sebuah senjata kepada Ahmadinejad. Menurut Nasrallah, senjata itu adalah senjata yang disitanya dari seorang serdadu Israel.

Keduanya bertemu di Kedutaan Besar Iran di Kota Beirut di pengujung kunjungan dua hari Ahmadinejad ke Libanon. Dalam kunjungan itu, Ahmadinejad mengelilingi perbatasan selatan Libanon dengan Israel. Memperlihatkan tentangan terhadap Israel.

Dalam pernyataannya, Hizbullah menyatakan bahwa Ahmadinejad dan Nasrallah membahas mengenai kunjungan "bersejarah" pemimpin Iran tersebut.

Kelompok itu menambahkan bahwa penyerahan senjata pribadi seorang prajurit Israel yang disita setelah perang Hizbullah melawan Israel tahun 2006 lalu yang dilakukan Nasrallah merupakan isyarat rasa terima kasih dan kesetiaan.

Kunjungan Ahmadinejad mempertegas pengaruh Iran di Libanon melalui Hizbullah, kekuatan militer dan politik terkuat di negara tersebut.

Tapi, kunjungan itu dikecam Amerika Serikat dan Israel dan para anggota parlemen mayoritas Libanon yang pro-Barat yang menyebut kunjungan itu sebagai provokasi dan upaya menciptakan kesan Libanon sebagai "pangkalan Iran di Mediterania."

Dalam kunjungan di selatan Libanon tersebut, Ahmadinejad memprediksikan kehancuran Israel.

"Seluruh dunia tahu bahwa Zionis akan lenyap," kata Ahmadinejad, Kamis (14/10), disambut tepuk tangan membahana di hadapan massa di markas Hizbullah di Bint Jbeil yang terletak sekitar 4 kilometer dari perbatasan Israel.

"Penjajah Zionis sekarang ini tahu bahwa mereka tidak punya pilihan kecuali menerima kenyataan dan kembali ke negara-negara asal mereka (sebelum berimigrasi)," tambahnya.

Perdana menteri Israel mengabaikan pernyataan Ahmadinejad.

"Tanggapan terbaik terhadap agresi verbal penuh kebencian dari seberang perbatasan telah diberikan di sini 62 tahun silam," kata Benjamin Netanyahu di Tel Aviv. Ia merujuk pada penjajahan Israel pada tahun 1948.

Di Bint Jbeil, ribuan orang pria, wanita, dan anak-anak menjejali sebuah arena luar ruangan hingga ke atas atap sambil melambai-lambaikan bendera Iran, Libanon, dan Hizbullah serta menyoraki Ahmadinejad, yang kunjungan dua harinya dikecam Israel dan AS serta dianggap sebagai ancaman stabilitas nasional.

"Bint Jbeil masih hidup dan baik-baik saja," kata Ahmadinejad di hadapan massa. "Saya menaruh hormat kepada kalian dan selamanya akan ada di samping kalian."

Bint Jbeil diserang pada serangan Israel di musim panas 2006 terhadap Hizbullah.

Kunjungan Ahmadinejad ke selatan Libanon tersebut membuat Ahmadinejad berada di titik terdekat dengan Israel dan dianggap sebagai upaya memperlihatkan tentangan bersama dengan Hizbullah.

Ahmadinejad kemudian bertolak ke Qana, yang sempat menjadi tempat kelam dalam sejarah setelah menjadi target bombardir Israel yang menewaskan 105 warga sipil yang mencari perlindungan di pangkalan PBB pada 1996.

Desa tersebut kembali menjadi lokasi tragedi saat sebuah tempat penampungan runtuh dan menimpa puluhan orang, termasuk anak-anak cacat saat Israel menyerang pada puncak perang tahun 2006 yang berlangsung sebulan lamanya.

Ahmadinejad meletakkan karangan bunga di monumen kenangan para korban serangan 1996 dan juga memberikan penghormatan pada rakyat Qana. (dn/mo) www.suaramedia.com


latestnews

View Full Version