View Full Version
Kamis, 21 Oct 2010

"Gangguan Mental" Bebaskan Penusuk Muslim Dari Hukuman

NEW YORK (Berita SuaraMedia) – Seorang mahasiswa perguruan tinggi didakwa dengan sebuah serangan yang dipenuhi dengan kebencian pada seorang sopir taksi dibebaskan dengan jaminan pada Selasa waktu setempat, tetap terdiam tentang sebuah penusukan yang membantu mempertinggi kekhawatiran tentang toleransi dalam minggu-minggu sebelum hari jadi ke sembilan serangan teror 11 September.

Seorang Michael Enright tanpa perasaan tidak mengatakan apa-apa ketika ia meninggalkan pengadilan, bergandengan tangan dengan ibunya dan dikelilingi oleh sekitar setengah lusin pendukung. Ibunya, Cathy, menolak untuk berkomentar.

Enright, 21 tahun, telah dipenjara sejak penangkapannya pada 24 Agustus. Hakim Agung negara bagian Manhattan Richard Carruthers merancang jaminannya pekan lalu sebesar $500.000; keluarga Enright menyumbangkan sebuah rumah pinggiran kota dan  aset lainnya untuk membebaskannya. Ia akan kembali ke pengadilan pada 6 Desember.

Enright menanyakan sopir taksi Ahmed Sharif apakah ia adalah seorang Muslim, mengucapkan salam dan mengatakan kepadanya "menganggap ini adalah sebuah pos pemeriksaan" sebelum menusuknya di leher pria tersebut. Sopir taksi tersebut selamat.

Pada awalnya Enright mengatakan kepada polisi bahwa Sharif berusaha untuk merampoknya dan ia berusaha untuk membela dirinya sendiri, jaksa penuntut mengatakan. Mahasiswa perfilman tersebut kemudian menyatakan kepada polisi bahwa ia adalah "seorang patriot", menurut jaksa tersebut.

Enright telah mengaku tidak bersalah berusaha untuk membunuh dan menyerang, keduanya didakwakan sebagai kejahatan yang berlatar belakang kebencian. Pengacaranya, Lawrence Fisher, telah mengatakan bahwa mahasiswa perfilman tersebut dikelilingi oleh alkoholisme dan oleh kelainan tekanan pasca truma dari perjalanan menuju Afghanistan.

Enright pergi ke Afghanistan musim semi yang lalu untuk mengambil gambar sebuah dokumenter dan dengan singkat ia diperbantukan dengan para pasukan. Ia sangat terganggu dengan pengalaman-pengalamannya, menurut pengacaranya. Enright ditahan selama beberapa waktu dalam sebuah bangsal psikiatris, walaupun jaksa penuntut telah meragukan apakah ia memiliki masalah psikiatris yang serius.

Ketika ditahan, Enright membawa buku catatan yang menggambarkan pengalamannya di Afghanistan – ia juga membawa sebuah botol kosong scotch, otoritas mengatakan. Ia mengatakan kepada polisi bahwa ia telah menenggak setengah liter dari minuman tersebut.

Sementara bebas dengan jaminan, ia akan mendapatkan perawatan penyalahgunaan alkohol dan perawan kesehatan mental, menghindari bar atau kelab malam yang menyajikan alkohol, mengenakan sebuah pemantau elektronik yang melacak di mana keberadaannya dan mematuhi jam malam pada pukul 8 malam di rumahnya di Brewster, New York, sekitar 60 mil utara Manhattan.

Penahanan Enright datang pada sebuah momen penuh dalam hubungan antara Muslim dan yang lainnya di AS. Ketika hari jadi 11 November mendekat, sebuah perdebatan emosional atas sebuah perencanaan Masjid dan Pusat Islam dua blok dari Ground Zero tumbuh menjadi sebuah titik yang siap meledak, digambarkan dalam kampanye-kampanye dan komentar-komentar di seluruh negeri dan memicu protes dan kontra protes.

Para penentang mengatakan bahwa sebuah Masjid tidak seharusnya begitu dekat dengan tempat sebuah serangan teror yang dilakukan oleh para ekstrimis. Para pendukung mengatakan bahwa rencana tersebut berbicara tentang kebebasan beragama.

Mempertimbangkan konteks perdebatan  yang mengelilingi penusukan Sharif, Walikota Michael Bloomberg tampil bersama dengan sopir taksi tersebut dan menyerukan kepada orang-orang untuk "memahami bahwa kita dapat memiliki sebuah wacana." (ppt/ssd) www.suaramedia.com


latestnews

View Full Version