CANBERRA (Berita SuaraMedia) – Rencana Australia mengubah hukum untuk memastikan produk-produk keuangan Islam dikenai pajak yang adil saat pemerintah berusaha menarik investor dari Timur Tengah dan Asia, membuka jalan bagi penjualan Sukuk.
Dewan pajak nasional akan menyelenggarakan diskusi bulan depan di Sydney, Canberra, dan Melbourne tentang bagaimana baiknya untuk memastikan bahwa transaksi keuangan Islam diperlakukan sama dengan kesepakatan non-Islam. Bulan ini dewan mencatat bahwa hipotek yang sesuai dengan prinsip-prinsip agama dapat mengakibatkan materai dibayar dua kali, saat pemilik modal membeli properti dan kemudian menjualnya ke klien. Di bawah hipotek konvensional hanya ada satu penjualan yang dikenai materai.
Jumlah Muslim Australia yang hanya 365,000 jiwa atau 2% dari ukuran Malaysia, pasar sukuk terbesar, membuat industri ini lebih mudah diakses dan menghasilkan permintaan, ujar pemerintah. Australia ingin bergabung dengan negara-negara lain, mulai dari Mesir sampai Korea Selatan, dalam mengurangi hambatan terhadap produk-produk sesuai Syariah dan mencoba industri beraset satu trilyun ini, yang diprediksikan Dewan Layanan Keuangan Islam Kuala Lumpur akan mencapai 1.6 trilyun dolar di tahun 2012.
"Keuangan Islam berkembang cepat menjadi bagian dari sistem keuangan globan dan Australia berada pada posisi yang bagus untuk memanfaatkan perkembangan itu," ujar Wakil Menteri Keuangan Bill Shorten. Keuangan Islam akan memberi Australia akses ke lebih banyak modal di luar negeri.
Sumber daya alam Australia akan menyediakan aset bagi perusahaan-perusahaan yang berusaha menjual sukuk untuk mendukung hutang dan sesuai dengan larangan bunga dalam agama, menurut Zaid Ibrahim & Co., firma hukum terbesar di Malaysia.
Manajer keuangan Timur Tengah tertarik berinvestasi di Australia yang menawarkan hasil lebih tinggi daripada sebagian besar pasar maju di dunia serta potensi balik modal dalam mata uang. Dolar Australia naik 7.1% tahun ini terhadap rivalnya di 10 mata uang negara lain, berada di posisi kedua setelah yen.
"Australia menginginkan investasi dari negara-negara Teluk dan itulah alasannya mereka menangani ini dengan sangat serius," ujar Abu Umar Faruq Ahmad, ketua Dewan Pengawas Syariah di Islamic Co-Operative Finance Australia Ltd. Sydney, dalam sebuah wawancara. "Saya melihat banyak minat dari Teluk," ujar Ahmad, yang juga asisten dosen bidang keuangan Islam di Hamdan Bin Mohammed e-University di Dubai.
Ada sejumlah kecil perusahaan yang menawarkan keuangan Islam di Australia, ujar kantor pajak bulan ini, termasuk Muslim Community Cooperative Australia, sebuah penyedia hipotek yang berbasis di Melbourne, dan Islamic Co-operative Finance Australia.
Kantor pajak Australia akan melaporkan pada bulan Juni 2011 tentang bagaimana pemerintah bisa memastikan industri ini mendapatkan tingkat perlakuan yang sama, ujar pemerintah dalam websitenya pada tanggal 13 Oktober.
"Keuangan Islam adalah sektor yang sedang naik daun dan Australia harus ikut ambil bagian," ujar Menteri Perdagangan Simon Crean pada tanggal 12 Februari di Melbourne.
Firma hukum Malaysia Zaid Ibrahim, yang berkantor di Sydney dan Melbourne, menyarankan beberapa perusahaan Australia pada penerbit sukuk di luar negeri dan sejumlah investor Timur Tengah berminat untuk membeli aset Islam di Australia, ujar pimpinan firma, Nik Norzrul.
"Sangat penting bagi mereka untuk memahami bahwa mereka mungkin perlu mengubah sedikit peraturannya untuk memfasilitasi bisnis keuangan Islam yang berkelanjutan," ujar Nik. "Sebuah amandemen dibutuhkan untuk menciptakan arena bermain yang netral, sehingga terdapat netralitas pajak alih-alih favoritisme pajak."
Permintaan untuk sukuk akan terbatas di Australia karena pasarnya kecil, menurut George Boubouras, kepala strategi investasi di unit manajemen kesejahteraan Australia UBS AG.
"Pada tahap sekarang ini, itu tidak berpengaruh, tapi ini adalah sebuah struktur yang bisa berkembang maju," ujarnya.
Penjualan global dari sukuk, yang membayar pengembalian aset alih-alih bunga, turun 23% menjadi 12 milyar dolar di tahun 2010 dari periode yang sama tahun lalu, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg. Total penerbitan sukuk sebesar 20.2 milyar dolar tahun lalu, naik dari 14.1 milyar dolar di tahun 2008.
Untuk bersaing dengan Singapura dan Hong Kong sebagai pusat keuangan regional, Australia memerlukan peraturan yang lebih sedikit dan pajak yang lebih rendah bagi investor dan lembaga keuangan asing, ujar Forum Pusat Keuangan Australia dalam laporan tanggal 15 Januari. (rin/bw) www.suaramedia.com