View Full Version
Selasa, 26 Oct 2010

Tuduhan Terorisme Atas Muslim Nodai Citra Kenya

NAIROBI (Berita SuaraMedia) – Umu Sahal tersiksa dan diteror secara mental, terisak-isak dan menggelegak dalam rasa frustrasi tanpa akhir.

Sejak penangkapan dan rendisi atas suaminya Omar Awadh ke Uganda dengan kecurigaan teror, setiap waktu berlalu dengan banyak kekesalan, kesulitan dan penderitaan.

"Bahkan anak-anak saya mengalami tekanan di sekolah mereka, teman-teman sekelas mereka menanyakan apa yang terjadi pada ayah mereka," ujar Umu Sahal sambil berlinang air mata.

"Ketiga anak laki-laki saya terus bertanya tentang keberadaan ayah mereka, itu adalah pertanyaan harian."

Tiga belas orang Kenya, termasuk suaminya, telah ditahan dan direndisi ke negara tetangga Uganda menyusul pengeboman ganda tanggal 11 Juli di ibukota Kampala.

Ledakan yang menewaskan 80 penggemar sepakbola yang menonton final Piala Dunia di televisi diklaim oleh kelompok militan Somalia, Al Shabaab.

Para tahanan ditolak aksesnya ke perwakilan hukum dan dilaporkan ditanyai terus-menerus oleh penyidik Amerika.

Umu Sahal, 35, paling khawatir tentang memburuknya kesehatan sang suami, yang menjalani operasi ginjal beberapa bulan sebelum direndisi.

"Saya diberitahu bahwa dia merasa tidak sehat dan tidak bisa makan makanan yang disediakan di penjara Uganda. Saya mencemaskan nyawanya."

Rendisi didefinisikan sebagai penculikan dan transfer ekstrayudisial atas seseorang dari satu negara ke negara lain tanpa persetujuan pengadilan atau proses hukum.

Pada tahun 2006, sejumlah orang Kenya ditangkap dan diserahkan ke pemerintah Etiopia dan Somalia atas kecurigaan terorisme.

Suhura Suleiman, 37, mengatakan bahwa penangkapan dan rendisi atas suaminya, Mohamed Hamid, telah mengganggu keluarganya.

"Saya terpaksa mengirimkan keempat anak saya ke nenek saya karena saya bekerja untuk menopang mereka," ujarnya.

"Ayah mereka dipenjara di Uganda, anak-anak tidak berada di rumah orangtua mereka, saya di sini kesepian," ujarnya terisak.

"Terjadi perpisahan keluarga besar-besaran di sini."

Dia mengatakan bahwa suaminya, seorang agen perjalanan untuk kaum Muslim yang naik haji, ditangkap oleh polisi anti-teror Kenya dari rumah mereka di Nairobi dan dikirim ke Uganda.

Para istri bersikukuh bahwa suami mereka ditahan di Uganda dengan dalih paling tipis, dan bahwa mereka menjadi korban dari perang melawan teror.

"Masalah sebenarnya adalah mereka ingin mencap setiap Muslim yang baik sebagai teroris, ujar Suleiman.

"Suami saya adalah seorang Muslim yang taat dan ayah yang perhatian. Mereka mencegatnya ketika dia baru kembali dari sholat Tarawih di Masjid," ujarnya.

"Teroris adalah mereka yang dengan ilegal menahan suami saya, mereka yang telah membuat keluarga saya dan anak-anak saya menderita atas apa yang tidak mereka ketahui."

Bahkan aktivis Muslim yang telah berupaya untuk mewakili para tahanan di pengadilan dituduh memiliki hubungan teror.

Salah satu dari mereka adalah Sheikh Al Amin Kimathi, direktur eksekutif Forum HAM Muslim Kenya.

Dia ditahan di Kampala ketika pergi untuk mewakili beberapa Muslim yang dituduh mendalangi pengeboman Kampala tanggal 11 Juli.

"Mereka menuduhnya dengan dakwaan ganda pembunuhan, sementara sangat jelas bahwa dia pergi ke Kampala bersama dengan seorang pengacara untuk mewakili kaum Muslim yang dituduh oleh otoritas Uganda," ujar istrinya, Farida Sa’ad, 44.

Dia mengaitkan penangkapan itu dengan reputasi Sheikh Kimathi sebagai aktivis HAM Muslim paling vokal di Afrika Timur.

"Penangkapan hanya bisa dijelaskan sebagai satu cara untuk membungkam dan melemahkan penghormatannya terhadap agama Islam. Dia telah membangun musuh hanya karena menentang keras pelanggaran HAM kaum Muslim di Kenya."

Penangkapan dan rendisi dari 13 Muslim Kenya ke Uganda telah memicu kemarahan publik.

Kaum Muslim menuduh negara bertindak melawan hukum Kenya, dengan menyerahkan warga negaranya ke negara lain tanpa menghargai hak konstitusional mereka.

"Kami telah ditelantarkan dan diabaikan oleh pemerintah kami sendiri," ujar Sa’ad, yang sekarang memimpin sekelompok wanita yang suaminya juga direndisi. (rin/oi) www.suaramedia.com


latestnews

View Full Version