Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul menegaskan, Wakil Ketua Dewan Pembina PD yang juga Wakil Ketua DPR Marzuki Alie telah meminta maaf terkait pernyataannya terkait tsunami di Mentawai. Ruhut meminta semua rakyat Indonesia yang tersinggung untuk memaafkan Marzuki. (foto: kapanlagi.com)
JAKARTA (Berita SuaraMedia) - Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul menegaskan, Wakil Ketua Dewan Pembina PD yang juga Wakil Ketua DPR Marzuki Alie telah meminta maaf terkait pernyataannya terkait tsunami di Mentawai. Ruhut meminta semua rakyat Indonesia yang tersinggung untuk memaafkan Marzuki.
"Pak Marzuki memang sering keselip lidah, apa pun Pak Marzuki sudah minta maaf kepada kami dan masyarakat. Kami minta masyarakat mau memaafkan," pinta Ruhut.
Hal ini disampaikan Ruhut menanggapi desakan masyarakat Mentawai yang meminta Ketua DPR Marzuki Alie diganti. Desakan ini muncul gara-gara Marzuki Alie mengungkapkan, bencana tsunami adalah konsekuensi rakyat yang tinggal di pulau.
Namun demikian, menurut Ruhut, internal PD akan tetap melakukan evaluasi atas kasus Marzuki ini. "Kalau saya, biarlah partai yang mengevaluasi," terang Ruhut.
Menurut Ruhut, Ketua Dewan Pembina PD Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang paling berhak menentukan nasib Marzuki. Menurutnya, segenap pengurus PD akan mengambil langkah tegas jika Marzuki tidak mengubah sikapnya.
"Apa pun, dari Demokrat kalau ada yang menyinggung masyarakat, Ketua Dewan Pembina yang akan menegur. Beliau juga sudah menyampaikan kedapa Marzuki," tegas Ruhut.
Ruhut kemudian mengimbau agar Marzuki mulai memilih kalimat yang pro rakyat, sehingga Marzuki tidak terus dikecam publik. "Agar lebih berhati-hati saja," ingatnya.
Sebelumnya Ruhut menuturkan rencana PD mengganti Marzuki. Ruhut menilai Marzuki kerap kali merugikan citra PD.
Sebelumnya, pernyataan kurang simpatik Marzuki Alie pada korban tsunami Mentawai memicu polemik internal Partai Demokrat. Juru Bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul menilai bukan kali ini saja Ketua DPR itu mempermalukan citra Demokrat.
"Saya dari dulu melihat sudah tidak cocok dan saya kira Partai Demokrat akan memikirkan apakah Marzuki perlu dibiarkan atau diganti dari Ketua DPR," kata Ruhut di Gedung DPR, Senin (1/11/2010).
Ruhut menilai pernyataan Marzuki kerap merugikan citra Demokrat. "Beberapa statemen dia membuat orang sakit hati. Misalnya soal gedung baru, soal pelarangan Menkes ke Komisi IX," katanya.
Namun demikian, nasib Marzuki, kata Ruhut, ada di tangan Ketua Dewan Pembina Susilo Bambang Yudhoyono, dan Ketua Umum Anas Urbaningrum, serta petinggi partai lainnya. "Tinggal di partai ada Ketua Dewan Pembina dan Ketua Umum, ada Sekjen ada Ketua Fraksi, biarlah mereka yang segera menentukan nasib Marzuki," kata Ruhut yang mengklaim sebagai Juru Bicara Partai Demokrat itu.
Ruhut mengungkapkan Marzuki sudah menjelaskan pada dirinya terkait pernyataan itu. Marzuki mengungkapkan maaf. Ruhut berpesan pada Marzuki agar lebih berhati-hati mengeluarkan pernyataan.
Sementara itu, Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum belum berencana mengganti Marzuki Alie dari posisinya sebagai Ketua DPR. Menurut Anas, pergantian Ketua DPR menjadi solusi buruk.
"Tidak ada, nanti malah menjadi tidak apik," ujar Anas.
Anas kemudian menanggapi dorongan pergantian Ketua DPR dari sejumlah partai koalisi. Anas mengingatkan, posisi Ketua DPR menjadi hak Partai Demokrat.
"Itu kan hak Partai Demokrat," tegas Anas.
Sebelumnya, Jubir PD Ruhut Sitompul mengungkapkan kekecewaannya kepada Marzuki Alie. Menurut Ruhut, PD mempertimbangkan mengganti Marzuki dari posisi Ketua DPR.
"Sudah berkali-kali beliau menyampaikan statement yang tidak sesuai dengan pesan Ketua Dewan Pembina kami, Pak SBY," terang Ruhut.
Pernyataan Marzuki kepada publik yang cukup keras akhir-akhir ini adalah seputar tsunami Mentawai. Marzuki menilai tsunami adalah konsekuensi warga yang tinggal di pulau.
"Sebenarnya sebagai pimpinan tinggi negara karena bukan sekali melakukan kesalahan statement sebaiknya introspeksi diri jangan membela diri lagi," imbau Ruhut. [suaramedia.com/fn/d2t/vs]