LONDON (Berita SuaraMedia) – Ofsted dan Komisi Amal minggu lalu dituduh menutup-nutupi kesalahan sekolah Islam yang diklaim membantu meradikalisasi generasi baru pemuda Muslim Inggris.
Sebuah investigasi oleh The Sunday Telegraph telah menetapkan bahwa pengawas pendidikan itu merilis laporan-laporan positif yang memuji sekolah Muslim untuk kontribusi mereka terhadap kohesi komunitas – bahkan dalam kasus dari sebuah sekolah yang secara terbuka menyatakan bahwa kaum Muslim tidak sesuai dengan gaya hidup Barat.
Inspektor Ofsted yang bertanggung jawab untuk banyak laporan itu, Michele Messaoudi, telah dituduh memiliki hubungan dengan organisasi-organisasi radikal.
Websitenya menggambarkan sekolah-sekolah itu sebagai salah satu faktor paling penting yang melindungi anak-anak Muslim dari serangan gencar Eurosentrisme, homoseksualitas, rasisme, dan tradisi sekuler.
Ofsted juga menyerahkan inspeksi puluhan sekolah Muslim ke pengawas sekolah agama swasta yang baru, Bridge Schools Inspectorate, yang dikontrol oleh badan perdagangan dan lobi sekolah Islam sendiri, Asosiasi Sekolah Muslim.
Bridge Schools Inspectorate memungkinkan kepala sekolah Muslim untuk menginspeksi sekolah masing-masing.
Di antara sekolah yang diinspeksi langsung oleh Ofsted adalah Madani Girls’ School, sebuah sekolah Islam swasta di East End London.
Laporan Ofstednya, yang ditulis oleh Messaoudi, mengatakan sekolah itu membuat para murid sadar akan peran mereka di masa depan sebagai wanita muda Muslim Inggris proaktif dan membekali mereka untuk kehidupan di dalam sebuah masyarakat multi-budaya.
Namun, website Madani Girls’ School sendiri secara terbuka menyatakan, "Kami merasa tidak sesuai dengan gaya hidup Barat, sehingga tampaknya tidak bijaksana jika guru dan sistem yang mewakili gaya hidup tersebut mendidik anak-anak kami."
Dikatakan bahwa di bawah pendidikan Barat "anak-anak kami akan menjauhkan diri dari Islam sampai tidak ada lagi yang tertinggal kecuali nama indah mereka."
Ofsted juga menginspeksi Tawhid Boys’ School di Hackney, London utara. Laporan Ofstednya mengatakan bahwa kurikulum sekolah itu bagus, luas, dan seimbang di Tahapan Utama 2 dan 3.
Namun, buku sebaran sekolah mengatakan bahwa kurikulumnya dipelihara agar tetap berada di dalam hukum Islam Syariah. Silabus seni sekolah itu melarang murid menggambar manusia, hewan dan benda-benda yang dianggap haram oleh Islam. (rin/tg) www.suaramedia.com