View Full Version
Jum'at, 04 Feb 2011

Pasukan Keamanan Maliki Kelola Penjara Terlarang Irak

BAGHDAD (Berita SuaraMedia) – Pasukan keamanan di bawah kendali Perdana Menteri Irak Nouri Al Maliki dilaporkan mengelola penjara rahasia di Baghdad di mana para tahanan mengalami penyiksaan, klaim Human Rights Watch.

Mantan tahanan, yang dipenjara di sebuah pangkalan militer di Zona Hijau yang ditinggalkan oleh pasukan AS musim panas lalu, telah memberitahu peneliti Human Rights Watch bahwa para tahanan di sana rutin disiksa dengan digantung secara terbalik, dipukuli, dan bahkan diberi setruman listrik ke sejumlah bagian tubuh, termasuk alat kelamin, Washington Post melaporkan.

Penjara Zona Hijau dilaporkan dikelola oleh Brigade 56 dari militer Irak dan Badan Kontraterorisme, keduanya dikendalikan oleh kantor perdana menteri.

Human Rights Watch mengklaim telah menemukan penjara rahasia lain yang terletak di Kamp Keadilan di barat laut Baghdad, dekat Kadhimiyah, di mana para tahanan ditahan tanpa akses ke pengacara, keluarga, atau inspektor penjara. Laporan itu mendorong kekhawatiran baru bahwa Brigade 56 mungkin menyiksa para tahanan di Kamp Keadilan dan menggambarkan upaya bersama di kalangan pejabat Irak untuk menyembunyikan penyiksaan di fasilitas penahanan lain.

"Dengan brigade-brigade spesifik ini tampaknya ada pola meneruskan penyiksaan dan saya pikir sebagian darinya adalah karena pemerintah belum mengambil tindakan untuk menangani masalah itu. Mereka belum mengakui masalahnya," ujar Samer Muscati, seorang peneliti Human Rights Watch. Dia mengatakan para pejabat dari kantor perdana menteri belum menanggapi permintaan mereka untuk informasi atau bertemu untuk membahas masalah tersebut.

Dalam laporannya, HRw mengatakan bahwa ebih dari 280 tahanan dipindah ke penjara Kamp Keadilan dari Zona Hijau pada bulan November, tampaknya untuk menghindari rencana kunjungan sebuah tim inspeksi internasional. HRW juga menemukan dokumen dari dua minggu lalu yang menunjukkan bahwa petugas dari Brigade 56 mencegah inspektor penjara dari mengunjungi para tahanan di Kamp Keadilan.

"Pengungkapan penjara rahasia di jantung kota Baghdad jelas melemahkan janji pemerintah Baghdad untuk menghormati aturan hukum," ujar Joe Stork, wakil direktur Timur Tengah Human Rights Watch.

Dalam salah satu pengungkapan terbesar dari penyiksaan di dalam penjara, tahun lalu HRW mewawancarai 42 tahanan di sebuah penjara rahasia di bandara lama Baghdad, Muthanna, yang melaporkan bahwa mereka telah disiksa selama berbulan-bulan. Banyak dari mereka yang memiliki bekas luka dan tanda-tanda lain yang memperkuat pernyataan mereka.

Maliki, yang masih belum menyerahkan daftar kandidat untuk menteri dalam negeri dan pertahanan dalam pemerintahan Irak yang baru, dikritik luas pada masa jabatannya terdahulu karena meletakkan pasukan keamanan di bawah kendalinya sendiri. Pasukan keamanan juga tampak melampaui kementerian kehakiman, yang dimaksudkan untuk mengelola fasilitas penahanan. (rin/nk/csm) www.suaramedia.com


latestnews

View Full Version